SALAM

Ritual Dan Ajian Jaran Guyang

Saya kembali lagi ...
Channel Youtube saya yg membahas Ajian Jaran Guyang





Niat isun narpat maca kemat jaran guyang..
Dudu ngemat ngemat tangga dudu ngemat wong liwat ning dalan..
Sing tek kemat nok suratmina anaking bapak dam..
Prawan ayu kang gemblong kang demen pirang - pirang..
Yen lagi turu gage nglilira, yen wis nglilir gage njagonga..
Yen wes njagong gage ngadega yen wis ngadeg gage mlayua..
Mbrengengenga kaya jaran..
Teka welas teka asih suratmina welas asih ning badan isun..


Teks diatas adalah kemat jaran guyang yg sering dilantunkan pada kisah legenda Baridin. Legenda ini sangat populer di cirebon, bahkan Kisah Cinta Baridin dan Suratminah kemudian dimasyhurkan lagi ketika kisah cinta tersebut di buat Drama Tarling (drama musikal) oleh seorang Seniman Cirebon terkenal yang bernama (Alm) H. Abdul Aziz pada tahun 80'an.

Kisah Baridin bermula ketika baridin, seorang pemuda dekil dan miskin, putra dari mbok wangsih, janda miskin di sebuah kampung di cerebon. Baridin menaruh hati pada Suratmina anak bapak Dam juragan kaya raya di kampung tsb. Suratmina sendiri adalah gadis primadona yg kecantikannya sangat luar biasa. Tentu saja mbok wangsih, ibu dari baridin sudah mengingatkan baridin agar mencari wanita lain saja. Namun baridin bertekad bulat melamar suratmina...

Baridin terus meminta pada Mbok Wangsih agar melamar suratmina, hingga akhirnya mbok wangsih bersedia. Dengan pakaian lusuh, keduanya berangkat membawa setandan pisang. Hanya setandan pisang lah yg mampu dibeli oleh keluarga miskin itu sebagai seserahan lamaran.

Sesampainya mereka disana, dan mengutarakan maksud kedatangannya, marahlah keluarga bapak Dam tsb. Mereka merasa tidak sepantasnya Mbok Wangsih dan Baridin berani melamar suratmina. Gadis primadona cantik jelita yg paras dan tubuhnya mendekati kesempurnaan.

Hingga tragedi itu terjadi....

Keluarga bapak Dam, terutama Suratmina yg tersinggung dengan lamaran tsb, menendang, melempar, menginjak injak, bahkan meludahi Baridin dan Mbok Wangsih. Segala sumpah serapah meracau menghina keduanya. Tentu saja mereka berdua tidak mampu berbuat apa apa, karena di rumah bapak Dam, banyak centeng yg menjaganya.

Pulang dengan keadaan hati hancur, harga diri terhina, dan badan penuh luka.. Mereka berdua menuju rumahnya. Mbok Wangsih kembali meminta agar Baridin sabar menerima takdir itu. Namun dasar Baridin, walau dia bukan pemuda berpendidikan, tidak kaya, dan jauh dari kata tampan. Namun Baridin memiliki tekad yg luar biasa kuat. Baridin terdiam dan mengucap "Mak, tidak akan aku menyerah. Tidak akan aku pulang sebelum Ratminah mengemis cintaku." Setelah berkata seperti itu, Baridin segera berlari masuk kedalam hutan.

Disana, Baridin memulai pertapaan. Memohon petunjuk pada Tuhan agar maksudnya terkabul. Hingga pada suatu saat, Baridin mendapatkan petunjuk Kemat Jaran Guyang.

Namun, ajian itu harus ditebus dengan laku yg luar biasa berat. Puasa 40 hari, dan melantunkan mantra nya setiap harinya. Baridin pun melakoninya dengan setulus hati. Singkat cerita, pada hari ke 41, selesai tapa lakunya. Dia melantunkan Kemat Jaran Guyang dengan penuh konsentrasi, mencipta penuh ditujukan pada Suratmina.

Kontan saja terkabul hajatnya. Suratmina langsung resah hatinya. Hanya bisa mengucap nama Baridin, meminta dinikahkan dengan pemuda yg pernah dihina dan diludahinya tsb. Bapak Dam tidak bisa berbuat apa - apa lagi, dia mengantar Suratmina ke rumah Mbok Wangsih.

Banyak versi dari ending kisah ini, yang semuanya menceritakan bahwa keduanya tidak jadi menikah bahkan berakhir sangat tragis. Namun legenda ini membuktikan betapa hebatnya ajian jaran guyang


Dan mari, sedikit demi sedikit, kita kupas apa itu AJIAN JARAN GUYANG
Kenapa Jaran Guyang, dan kenapa Jaran Goyang itu salah kaprah?

Mari kita memulai pembahasannya dalam nuansa supranatural....