gaygene
TS
gaygene
Macet Parah, Jalan Margonda, Kalimalang dan Daan Mogot Perlu ERP
JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini Badan Pengelola Transportasi Jakarta ( BPTJ) mencanangkan program jalan berbayar atau electronic road pricing ( ERP). Rencananya ERP akan diberlakukan di sejumlah ruas di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Menurut Bambang Prihartono, Kepala BPTJ, ERP akan diberlakukan mulai tahun 2020 sambil menunggu regulasi yang sedang disusun sejumlah pihak. “Kami sedang menyusun regulasi, kami berharap ada Peraturan Pemerintah (PP) yang berlaku mengenai pasal pungutan biaya di jalan nasional,” ujarnya dalam press conference di Jakarta, Senin (2/12/2019). Baca juga: BPTJ Terus Kaji Penerapan ERP di 3 Ruas Jalan Ini Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, di Hotel Red Top, Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).(KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA) “BPTJ sedang mengkaji untuk memasukkannya dalam revisi UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang tengah disiapkan DPR masuk Prolegnas,” ucap Bambang. Mengenai lokasi pasti penerapan ERP, BPTJ masih melakukan survei terlebih dulu. Bambang menyebutkan, ada tiga ruas jalan yang hampir selalu macet setiap hari. Sehingga harus dikenakan tarif ini untuk mengurangi kepadatannya. “Ada Margonda Depok, Bekasi Kalimalang, sama Tangerang di Daan Mogot. Itu tiga wilayah yang mendesak,” katanya. Baca juga: Wacana ERP di Perbatasan Ibu Kota, BPTJ Belajar dari Kendala di Jakarta Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, tampak lancar pasca pembongkaran trotoar yang berada di median jalan, Jumat (4/10/2019).(KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI) “Yang penting bagi kita bahwa semua kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu, konsep ERP akan dikenai charge, bukan berbayar, tapi congestion charge. Setiap mobil itu penyebab kemacetan,” ujar Bambang. Sementara soal hasil pungutan, berdasarkan studi nantinya akan masuk ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan akan digunakan untuk pengembangan angkutan massal. Diharapkan dengan penerapan ERP, akan menurunkan tingkat kemacetan secara signifikan. Selain itu, terjadi migrasi besar-besaran pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi massal. “ERP ini dampaknya mengurangi orang-orang yang menyebabkan kemacetan. Tarifnya nanti akan progresif, jadi kalau jalannya macet, tarif mahal. Kalau lancar akan rendah. Kami akan berikan insentif, nanti Pemda juga dapat dana pengelolaan,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Macet Parah, Jalan Margonda, Kalimalang dan Daan Mogot Perlu ERP", https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/02/184024015/macet-parah-jalan-margonda-kalimalang-dan-daan-mogot-perlu-erp. 
Penulis : Dio Dananjaya
Editor : Azwar Ferdian



Udah tarik aja duit 100rb per km, ah elah emoticon-Cape d...


Transportasi umum gak dibuat nyaman aman tapi maksa pengendara mobil motor pribadi naek umum, ah elah


Tu kereta krl kalau jam sibuk beuhhh, siap sial aja deket sama ketek orang, ah elah, gak dapet duduk lagi. Dari tangerang ke zakarta bisa 2 jam berdiri! Pulang juga sama

Naik busway juga sama aja, klo jam sibuk hadeuuuhh

Jalan kaki dari stasiun/halte ke tempat kerja? Bagus lo ga lepek karena keringat, belom kerja udah terengah engah, hah hah hah Gettoo

Yang biasa naek civic dan harga mobil yang 300 jtan keatas mana maoooooo!


Yg naek lcgc mungkin tertarik

Yg naek motor? Mana maoooo, lha naik motor lebih cepet ga kena ganjil genap


Udeh bakar aja sekalian dealer mobil motornya



emoticon-Blue Guy Bata (L)
simsol...sebelahblog4iinch
4iinch dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.5K
28
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.