Sebagai orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati baik itu makanan, perlakuan bahkan sekolahnya.

Dalam hal sekolah si kecil misalnya ada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya sejak dini dan ada juga yang tidak.

Disini ane mamaproduktif pengen bahas mengenai Stimulasi Anak dengan Masuk Sekolah Dini, Haruskah?

Pada saat usia prasekolah kadang banyak orangtua beranggapan bahwa untuk menstimulasi si kecil adalah dengan memasukkannya pada sekolah agar dapat distimulus, mendapatkan banyak teman, bersosialisasi padahal usia tersebut adalah usia dimana si kecil waktunya bermain dengan mama papanya, membangun kedekatan dengan orangtua.

Bayangkan saja gansis, disaat si kecil masuk ke ruangan ia diharuskan dengan calistung atau baca tulis hitung.

Kenapa?

Karena usianya adalah usia bermain bukan belajar, pembentukan karakter bukan prestasi bisa baca tulis dan berhitung.

Dimana hal tersebut membuat anak terlalu dini untuk memaksakan belajar sehingga menjadi penyebab cepat bosan sekolah ataupun belajar di kemudian hari contohnya dari media sosial instagram mamalife.id saat anak kelas 2 SD bahkan jenjang tingkat sekolah pertama atau bahkan tidak tahu akan dimana letak bosannya.

Hasil survei membuktikan bahwa anak-anak yang cepat bosan belajar adalah anak-anak yang terlalu dini masuk sekolah. Anak sekolah jika hitung dari sekolah dasar - perguruan tinggi adalah 16 tahun jika telah diambil atau bahasa kasarnya dicuri waktu bermain saat masa kecilnya yang terlalu dini masuk sekolah, apakah bisa dikembalikan?

Memaksa anak belajar terlalu dini malah akan membunuh rasa ingin tahu si kecil loh, dimana rasa ingin tahu jauh lebih penting dibandingkan dipaksa untuk disuruh tahu. Padahal anak yang cerdas justru rasa ingin tahu itu muncul dengan sendirinya, mengeksplor rasa ingin tahu tanpa disuruh.


Pada grup media sosial parenting yang ane ikuti ada curhatan seorang guru di sekolah dibawah 3 tahun menuliskan bahwa sekolah mempunyai kurikulum tersendiri mengharuskan anak memegang pensil yang sangat berbeda saat pelatihan atau ikut seminar sekolah dimana anak usia dini hanya bermain.



Contoh lainnya adalah bermain bersama bukan bermain dengan maksudnya adalah jika si kecil saat usia dini sesuai perkembangan otaknya mereka akan lebih sering bermain bersama asyik masing-masing dengan dunianya sendiri bukan diharuskan bermain dengan yang harus berinteraksi dengan gurunya teman atau kelompoknya. Hal itu disesuaikan dengan perkembangan otak si kecil, ketika otak si kecil sudah baik maka konsep bermain dengan sudah boleh diterapkan.

Perlu diingat bahwa stimulasi dan mainan edukasi anak terbaik saat usia dini adalah orangtuanya so jadilah orangtua tempat bermain si kecil dirumah, orangtua yang ekspresif ketika bermain dengan si anak.

Anak saat usia 0-8 tahun lebih banyak menggunakan perasaan, bermain atau empatinya bukan kognitifnya, jangan sampai memasukkan anak sekolah dini karena sebagai trend masa kini, percepatan stimulasi juga memberikan rasa bosan belajar pada anak.

Bagaimana gansis apakah anak gansis termasuk anak yang disekolahkan dini atau tidak? Yuk diskusi di kolom komentar.

Sekian thread ane kali ini. Semoga bermanfaat buat menghibur hidup kaskuser yang sudah penat ini. Jika dirasa thread ini bermanfaat dan memghibur silahkan dishare di media sosial gansis.

Apapun aktivitas agan dan sista hari ini, tetep terus nongkrong di thread ane yah. Biar ane semangat terus ngethread jangan lupa tinggalin jejak cendol, komentar dan ratenya, karena kaskuser bijak selalu ninggalin jejak. Terimakasih telah membaca dan belajar bersama bisa.