PREMIS :
Seorang pria yang tak jua melupakan sosok dari masa lalu meski kini telah memiliki wanita lain di sampingnya.

SINOPSIS :
Feri, usia 30 tahun. Menikah dengan Dini dua tahun silam, bahkan kini tengah bersiap menyambut kehadiran sang buah hati yang diperkirakan lahir akhir bulan ini. Namun di balik kebahagiaan mereka, Feri masih saja menyimpan satu nama di sudut hatinya yang lain dengan rapi. Hingga suatu hari, Dini mengetahui kebenaran bahwa sang suami diam-diam masih mengikuti sang mantan kekasih lewat akun media sosialnya. Dilema seorang istri yang sedang hamil tua, tapi memilih diam dan bersikap seolah semua baik-baik saja.

FADE IN

SCENE 1. EXT. RUMAH KONTRAKAN, MALAM HARI.

CAST :
Feri ( Pria muda, 30 tahun )
Dini ( Calon ibu, 25 tahun )
Bu Darmi ( Ibu Mertua yang akan tinggal dan membantu sang menantu selama melahirkan nanti )

CAMERA

LONG-SHOOT :
Halaman rumah yang hanya disinari lampu temaram dari teras depan. Tampak Dini berdiri mengawasi jalan sembari sesekali mengelus perutnya yang buncit.

CLOSE UP :
Feri tampak serius menatap ponsel, jarinya asyik menggeser layar datar itu tanpa suara.

SOUND-EFFECT :
Deru mesin mobil semakin jelas.

Cut to

SCENE 2. EXT. TERAS DEPAN RUMAH

CAST :
Feri, Dini dan Bu Darmi

CAMERA

LONG-SHOOT :
Dua kursi dari bambu, meja berukuran kecil berada di depannya. Feri segera berdiri untuk menyambut kedatangan sang ibu, sementara Dini telah berjalan lebih dulu.

SOUND-EFFECT :
Deru mesin mobil yang menjauh meninggalkan halaman.

Cut to

SCENE 3. INT. RUANG DEPAN

CAST :
Feri, Bu Darmi dan Dini

CAMERA

LONG-SHOOT :
Feri masuk dan menutup pintu, kemudian berjalan mendekati sang ibu, duduk di sebelahnya. Sudut matanya mengikuti langkah Dini yang masuk membawa barang bawaan Bu Darmi.

CAMERA

CLOSE-UP :
Bu Darmi menatap anaknya, MOVE TO Feri yang justru menatap layar televisi. Kedua mata pria itu tampak sedikit bengkak.

DIALOG :
Bu Darmi : "Kau masih memikirkannya?" ( Feri tak segera menyahut, ia malah beringsut mendekat ke televisi dan mengganti chanel secara manual)
Feri : "Mikirin apa?" ( Pria itu menggumam lirih seraya melirik ke pintu yang tertutup tirai )
Bu Darmi : "Mau tak mau kamu harus menerima kenyataan, Fer. Toh, kalian sudah berpisah lama. Kamu pun sudah menikah lebih dulu dan tinggal hitungan hari akan dipanggil 'Ayah'. Sudah saatnya kau melupakannya. Dia sudah sah menjadi milik orang, Feri." ( Feri terdiam, hanya beringsut kembali ke belakang dan menonton televisi yang telah berganti acara bola )
Feri : "Ibu ngomong apa?" ( Lebih terdengar seperti orang mendengkus. Bu Darmi pun hanya menghela napas, ikut menatap layar televisi yang tampak hijau dengan beberapa gambar orang berlarian )
Bu Darmi : "Bersyukur saja kau tidak diundang ke pernikahannya tempo hari. Dia mungkin berpikir panjang dan tidak ingin mengusik kehidupanmu yang baru. Ingat! Istrimu sedang hamil. Jangan sampai dia tahu. Kasihan." ( Feri hanya terdiam )

Cut to

SCENE 4. INT. RUANG TENGAH

CAST :
Dini

CAMERA

LONG-SHOOT :
Ruangan dengan sinar redup, sebuah kasur busa berseprei warna hijau. Dini berdiri diam di balik tirai pengganti pintu.

CLOSE-UP :
Wajah gadis itu terlihat sendu, ada bulir bening yang meleleh dan membasahi pipinya yang ranum.

SOUND-EFFECT :
Suara kipas angin di langit-langit kamar.

Cut to

SCENE 5. INT. RUANG DEPAN

CAST :
Feri, Dini dan Bu Darmi.

CAMERA

LONG-SHOOT :
Dini muncul membawa sebuah bantal dan selimut. Kasur kecil juga telah digelar melapisi karpet yang akan digunakan Bu Darmi untuk beristirahat.

CLOSE-UP :
Wajah Bu Darmi tersenyum nyaman, MOVE TO pijatan lembut kedua tangan Dini di kakinya.

DIALOG :
Bu Darmi : "Bagaimana kandunganmu, Nak? Apa kata Dokter?" ( Dini hanya tersenyum seraya melirik ke arah suaminya yang masih menonton acara bola )
Dini : "Baik, Bu. Kata Dokter, posisinya sudah benar. Doakan biar nanti lahirannya lancar, ya, Bu?" ( Bu Darmi mengangguk seraya tersenyum )
Bu Darmi : "Aamiin." ( Mereka menoleh ke arah Feri yang perlahan berdiri dan menatap mereka bergantian )
Feri : " Aku tidur dulu, ya? Besok harus sampai di tempat kerja lebih pagi." ( Dini tersenyum dan mengangguk, membiarkan suaminya itu pergi meninggalkan mereka )

SOUND-EFFECT :
Suara televisi yang menyiarkan acara bola.

Cut to

SCENE 6. INT. RUANG TENGAH, DI TEMPAT TIDUR

CAST :
Feri

CAMERA

LONG-SHOOT :
Feri setengah berbaring dengan bersandar pada dua bantal senada dengan warna seprei, sebuah ponsel di tangan. Sibuk stalking.

CLOSE-UP :
Wajahnya tampak sayu, MOVE TO layar ponsel yang menyala, menampilkan gambar pasangan pengantin yang berbahagia.

SOUND-EFFECT :
Suara kipas yang berputar.

Cut to

SCENE 7. INT. RUANG DEPAN

CAST :
Dini dan Bu Darmi

CAMERA

LONG-SHOOT :
Sepi. Lampu dan televisi pun telah dimatikan. Hanya diterangi lampu yang membias dari luar teras. Bu Darmi telah terlelap di samping Dini.

CLOSE-UP :
Dini masih terjaga MOVE TO langit-langit ruangan.

SOUND-EFFECT :
Detak jarum jam dinding.

Cut to

SCENE 8. INT. RUANG TENGAH

LONG-SHOOT :
Feri telah tertidur dengan ponsel yang masih dipegangnya. Dari balik tirai, Dini muncul dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Ia duduk di dekat sang suami yang masih terlelap dan tak menyadari ponselnya kini diambil oleh Dini.

CLOSE-UP :
Wajah sendu yang tersorot flash ponsel, basah oleh air mata MOVE TO tangan yang membekap mulut sendiri.

SOUND-EFFECT :
Isak lirih, nyaris tanpa suara.

Cut to

SCENE 9. INT. RUANG DEPAN, PAGI HARI

CAST :
Feri, Dini dan Bu Darmi

LONG-SHOOT :
Bu Darmi membenahi piring kotor sisa sarapan. Dini membantu suaminya yang hendak pergi bekerja.

CLOSE-UP :
Feri mencium kening Dini, MOVE TO mendorong motor ke luar ruangan.

SOUND-EFFECT :
Suara motor yang di-stater.

Cut to

SCENE 10. INT. DAPUR

CLOSING

CAST :
Dini

CAMERA

LONG-SHOOT :
Ruang minimalis dengan peralatan masak yang tertata rapi. Dini berdiri mencuci piring di wastafel.

CLOSE-UP :
Wajah basah oleh air mata yang tidak berhenti berderai. Tanpa suara.

SOUND-EFFECT :
Suara air yang mengucur dari kran.

FADE OUT

CREDIT TITTLE

END

Foto : Pixels
Sumber gambar : Goegle