- Beranda
- Berita dan Politik
Viral! Wanita Ini Malah Menyalahkan Korban rudapaksaan, Gimana Bisa?
...
TS
iselfiawrds
Viral! Wanita Ini Malah Menyalahkan Korban rudapaksaan, Gimana Bisa?
Spoiler for Ningsih Tinampi:
detik.com
Halo, Siang, Assalamualaikum!
Maaf, aku enggak mau tanya kabar, hehe. Kenapa? Kan, bisa saja kalian bohong. Sehat bilang sakit biar dapat perhatian, dan yang sakit, malah bilang sehat biar enggak kelihatan lemah. Duh, kalian ini, bikin gemas!
Boleh-boleh saja, kan, kalau sok akrab. Toh, palingan banyak yang nyekip, langsung lanjut ke inti beritanya. Hehe. Kuy, lah, kalau begitu. Langsung lanjut aja ke bawah ini.
Bagaimana opini awal GanSist kalau dengar berita pemerkosaan. Siapa yang bakal GanSist adili, korbannya? Atau pelakunya?
So far, pasti nyalahin pelakunya, dong. Apalagi kalau ada postingan berita seperti itu di instagram, autokomentaranya berisi hujatan buat si pelaku. Pakai sumpah-serapah segala lagi. Baru setelah itu kalau ada fakta-fakta lain, misal, ceweknya yang menggoda lebih dulu, baru deh, opininya bakal dipertimbangkan lagi.
Eh, tapi enggak selamanya si pemerkosa itu selalu cowok, ya. Ada juga yang cewek, kayaknya. Kakaka
Berita ini, memang lagi viral, GanSist. Berasal dari ujaran wanita bernama Ningsih Tinampi. Beliau mengungkapkan kalau dalam kasus rudapaksaan, si cewek yang salah. Lah, kok begitu? Baca aja sendiri!
Spoiler for Berita Detik.com:
Judul Berita: Viral Ningsih Tinampi Salahkan Korban rudapaksaan, Komnas Perempuan: Kemunduran
Video seorang perempuan yang meminta pelaku pemerkosaan tidak disalahkan dan justru menyalahkan korban pemerkosaan viral di media sosial. Pandangan demikian dinilai sebagai suatu kemunduran.
Perempuan di video viral itu adalah pengobat alternatif asal Pasuruan bernama Ningsih Tinampi atau Bu Ning. Dalam potongan video itu, Ningsih tampak bicara kepada seorang perempuan berbaju kuning yang merupakan 'pasiennya'. Praktik pengobatan ini disaksikan banyak orang di ruangan.
Berikut ini pernyataan Bu Ning di potongan video yang viral:
Orang dirudapaksa itu jangan menyalahkan orang yang merkosa. Bapak-ibu punya anak-anak perempuan, orang yang merkosa, jangan menyalahkan orang yang merkosa.
Karena apa? Orang yang merudapaksa itu nafsunya datangnya dari orang yang dirudapaksa. Jadi semua itu salahe wong'e (salah orangnya), salahe wedhok'e (salah perempuannya).
Dia pakai baju yang minim minim dan dia selalu genit-genit di depan orang jadi itu yang membuat munculnya pemerkosaan. Jadi pemerkosaan bukan berarti orang yang merkosa sing salah (yang salah). Tidak. Nek bagi aku, sing tak salahno sing dirudapaksa. dipamer-pamerno yo ora? (yang saya salahkan yang dirudapaksa, dipamer-pamerin).
Potongan video itu viral di Twitter dan banyak yang mempertanyakan pandangan Bu Ning tersebut. Apalagi, perkataan Bu Ning disampaikan di depan orang banyak dan direkam.
Saat ditelusuri, potongan video itu berasal dari salah satu video di akun YouTube Ningsih Tinampi berjudul 'BAHAYA BENCI DAN IRI HATI "DUKUN SANTET NGAWUR"'. Dalam video itu, Ningsih sebenarnya sedang bicara dengan sosok yang merasuki perempuan berbaju kuning.
Di bagian awal, sebenarnya Ningsih bertanya bagaimana sosok yang merasuki itu mati. Lalu dijawab bahwa ia mati bunuh diri usai dirudapaksa banyak pria. Setelah itu, barulah Ningsih bicara tentang 'jangan menyalahkan orang yang merkosa'.
Pandangan 'menyalahkan korban rudapaksaan' bentuk kemunduran
Komisioner Komnas Perempuan, Adriana Venny, menilai pandangan pihak-pihak yang masih menyalahkan korban dalam pemerkosaan merupakan suatu kemunduran. Dia merujuk pada konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women-CEDAW).
"Ya itu merupakan kemunduran, karena sebelum Konvensi CEDAW diratifikasi tahun 1984, kekerasan seksual tidak dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Adriana saat dihubungi, Rabu (27/11/2019).
"Konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan menegaskan agar semua negara melaksanakan instrumen HAM perempuan," sambungnya.
Adriana mengingatkan bahwa pemerkosaan merupakan tindak pidana yang hukumannya berat. Dampak pemerkosaan sangat besar, apalagi bila terjadi pada korban yang masih di bawah umur.
"Apalagi jika korbannya masih di bawah umur. Karena dampaknya bisa seumur hidup dan mempengaruhi seluruh keluarga. Bayangkan jika kita sebagai ibu yang anak perempuannya dirudapaksa, lalu pelaku bebas berkeliaran tidak dapat sanksi, pasti ibunya juga ikut menderita," ungkap Adriana.
Spoiler for Pelecehan Seksual:
detik.com
Oleh sebab itu, dia mendorong agar RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual harus segera disahkan. "Untuk memberikan efek jera bagi pelaku dan memberikan keadilan bagi korban," lanjutnya,
Pandangan bahwa pemerkosaan terjadi karena pakaian korban juga salah kaprah. Adriana meluruskan hal itu.
"Di Indonesia itu bukan karena baju, ada bayi atau nenek dirudapaksa," ujar Adriana.
Udah baca? Uh, awas saja kalau belum. Wkwk
Sekilas, sempat bikin menganggukkan kepala sih, dengar penuturan dari Ningsih Tinampi di atas. Kalau dibilang benar, enggak juga. Dibilang salah, juga enggak. Soalnya, banyak faktor lain yang menyertai.
Kasus pemerkosaan terhadap cewek berjilbab juga ada. Sama seperti sanggahan dari Komnas Perempuan, nenek-nenek sama bayi juga banyak yang dirudapaksa. Berarti, ini bukan masalah pakaian lagi. Kalau kata Author, sih, ini soal pikiran sama kesempatan. Pikiran lagi kotor dan mumpung ada kesempatan. Gitu, kan?
Dasarnya, memang susah bersihin otak. Nafsu itu kayak api, GanSist. Kan, sudah lumayan gede, gampang disulut, susah buat dipadamin.
Tapi, bolehlah ambil sisi positifnya dari pendapat Ningsih Tinampi itu. Berpakaian terbuka memang mengundang kejahatan, GanSist. Paling tidak, kan, bisa meminimalisir gitu. Dengan menggunakan pakaian tertutup, itu tandanya kita sayang sama kulit sendiri. Terhindar dari matahari, misalnya.
Beda lagi kalau sudah paham agama dan berniat mengamalkannya. Memakai jilbab dan pakaian syar'i, itu kewajiban. Allah memerintah bukan karena Dia yang mau. Tapi, karena kita(cewek) yang butuh. Tujuannya, biar kita enggak jadi bahan perhatian. Biar perhiasan-perhiasan kita, masih terjaga keistimewaannya. Buat siapa? Suami entar.
Jadi, intinya.., setuju, tapi enggak secara keseluruhan. Asalkan sudah saatnya menutup aurat, ya, wajib dijalankan. Aku bilang wajib, ya, bukan memaksa, kok.
Tapi kalau sudah menutup aurat, masih kejadian itu bagaimana? Serahkan pada Sang Pencipta, biar Dia yang menghakimi sebab dia hakim paling adil. Selalu jaga diri dan cari pergaulan yang baik, In Sya Allah, kejadian seperti itu, bisa dihindari. Aamin.
Bye!
Sumber: opini pribadi dan telah menyantumkan sumber asli.
Diubah oleh iselfiawrds 28-11-2019 07:44
4iinch dan 29 lainnya memberi reputasi
18
24.7K
436
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
669.8KThread•40.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru