noviarini21
TS
noviarini21
Krisis Arsenal Bernama Unai Emery
Sekali lagi Arsenal telah mendorong dirinya ke dalam situasi seperti memegang emas untuk kemudian membiarkannya hilang percuma. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Arsenal dengan cepat menciptakan keamanan dan kenyamanan berkat dua gol dari David Luiz dan Sokratis Papastathopoulus, akan tetapi diakhir pertarungan mimpi meraih tiga poin tidak bisa diwujudkan di Emirates Stadion.


gambar: bolaskor.com

Hasil imbang ini membuat celah menjadi agak lebar (margin 4 poin) dengan tim peringkat ke-empat, dan celah itu akan semakin lebar jika Unai Emery cs tidak dapat meningkatkan kinerjanya. Penyebab paling kentara dari perjalanan tidak konsisten Arsenal terletak pada krisis pemain terutama pada kekacauan taktis selama beberapa minggu terakhir.

Memang, Liga Premier baru melakukan sepertiga perjalanan, akan tetapi sejauh ini dapat dikatakan bahwa Arsenal menjadi salah satu tim yang paling banyak menggunakan variasi taktis di Liga Inggris. Mulai dari 4-2-3-1, 4-3-1-2, 4-3-3, 4-1-2-1-2, dan yang terbaru 4-4-2 dalam pertandingan melawan Crystal Palace.



Pada musim pertamanya memimpin The Gunners, Unai Emery dipuji oleh media dan para ahli untuk keanekaragaman dan fleksibilitas dalam mengoperasikan segala jenis strategi taktis, bongkar pasang personel sehingga tidak mengherankan melihat pemain-pemain tanpa nama sering mentas bersama Arsenal. Namun, pada tahun kedua Emery berada di London Utara, segalanya tak berlangsung mudah. Kekacauan dan kebingungan taktis justru membuat sang nahkoda kehilangan arah dan terus mendorong Arsenal dalam keadaan krisis tanpa jalan keluar hingga hari ini.



Ingin bermain seperti apa Emery?


Menyalahkan Unai Emery bukanlah suatu kewajiban, setidaknya kekacauan yang ia timbulkan tidak seperti yang terjadi di Kota Manchester. Faktor cederanya Alexandre Lacazette, Hector Bellerin, hingga kepergian tak mengenakan Nacho Monreal sedikit banyak mempengaruhi racikan taktik dan penggunaan sumber daya manusia yang dimiliki Unai Emery. Ahli strategi asal Spanyol ini masih mampu menciptakan kerangka kerja dan taktik yang stabil alih-alih hanya sekedar bermain seadanya saja.



gambar: standard.co.uk


Lihatlah Joe Willock, kadang-kadang Unai Emery mengatur sang pemain muda Inggris itu untuk bermain diposisi menyerang, namun dilain waktu Joe akan bermain sebagai gelandang bertahan. Hal serupa pun terjadi pada Dani Ceballos juga diatur untuk bermain diberbagai posisi yang berbeda dalam setiap pertandingan termasuk sebagai gelandang bertahan. Dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-1-2, Dani bekerja sebagai gelandang bertahan, berperan sebagai sayap dalam taktik 4-4-2, dan sebagai wide midfielder ketika Dani dimainkan dalam formasi 4-1-2-1-2. Itu hanya beberapa contoh dari banyaknya perubahan posisi yang dilakukan oleh Unai Emery. Akibatnya, pemain sering gagal mengembangkan kualitas terbaik mereka, dan kebijakan rotasi pemain tersebut juga turut berkontribusi pada kurangnya keharmonisan dalam merajut kerja sama karena pemain tidak sering bermain satu sama lain.

Selain itu....



Krisis pemain juga merupakan salah satu alasan mengapa Arsenal belum mampu terbang tinggi dalam beberapa laga terakhir. Di lini pertahanan, Arsenal sedang kekuarangan pemain sebelum akhirnya mampu sedikit tersenyum menyambut kembalinya Kieran Tierney, Hector Bellerin, dan Rob Holding. The Gunners juga sangat membutuhkan playmaker yang mampu menjadi pelayanan bagi pemain lainnya. Elemen ini dianggap sebagai posisi paling dicari oleh Unai Emery.



Berlawanan dengan situasi pertahanan, lini tengah dianggap sebagai tempat yang memiliki sumber daya paling melimpah. Unai Emery memiliki lebih banyak pilihan untuk menciptakan ide-ide briliannya. Akan tetapi, jumlah tersebut tidak sebanding dengan kualitas yang disajikan para gelandang itu. Selain pemuda berbakat Dani Ceballos, hanya Matteo Guendouzi yang dianggap memiliki kinerja lebih baik. Nama-nama tersisa seperti Granit Xhaka, Joe Willock, bahkan Lucas Torreira, semuanya hanya menjadi beban bagi Emery. Dalam sektor penyerangan, trio Aubameyang - Lacazette - Pepe memang bisa menjadi impian semua pelatih, tetapi sepertinya sulit bagi Arsenal untuk menemukan solusi menggabungkan ketiganya sehingga benar-benar menjadi senjata mematikan.



Tanpa memperbaiki kekacauan taktis tersebut, masa depan Emery di London Utara tidak dapat dijamin aman. Unai Emery sepertinya butuh sedikit uang lebih banyak untuk membantunya membangun kembali pasukan impiannya.






Referensi:


Goal.com

Standard.co.uk, dll.



kumaniaksnona212tien212700
tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
6K
53
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.8KThread10.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.