Pada saat kejadian, korban pergi bersama seorang anak perempuan berusia 9 tahun. Sang anak dibuang di semak-semak, sedangkan korban di rudapaksa lalu meninggal karena dicekik dan kehabisan napas.

3. Gadis Cianjur Dirudapaksa Oleh Sopir Angkot Lalu Dibuang di Tepi Sawah



Seorang gadis berusia sekitar 22 tahun menjadi korban pemerkosaan sadis dalam sebuah perjalanan rute Bogor-Cianjur. Kejadian mengerikan itu bermula pada saat tersisa korban sebagai penumpang sendirian. Pelaku RH (25) tiba-tiba menepikan mobil dan membekap pelaku yang memang pada saat kejadian duduk di samping sopir sambil mengenakan masker kain.

Korban dibekap hingga tak sadarkan diri, lalu mulai dirudapaksa. Saat korban mulai sadarkan diri dan hendak terbangun, sopir panik sehingga kembali mencekik leher korban hingga tewas, lalu kemudian dibuang di tepi sawah.



4. Siswi di Madiun, Dirudapaksa, Direkam, Diviralkan, dan Dikeluarkan dari SMA

Masih di tahun 2019, persisnya 23 Mei 2019. Kembali mencuat sebuah berita yang mengabarkan kasus pemerkosaan. Kali ini terjadi dan dilakukan oleh anak SMA.

Pelaku yang merupakan teman sang korban sejak di SMP, entah kerasukan setan apa tiba-tiba memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual di rumah korban. Korban yang seorang perempuan, berusaha melawan meski kalah ketika beradu kekuatan oleh si pelaku.

Parahnya lagi, si pelaku telah mempersiapkan kamera HP untuk merekam kejadian bejat tersebut. Rekaman tersebut kemudian dimanfaatkan pelaku untuk meneror si korban, dengan ancaman "jika korban enggan berhubungan seksual lagi, maka video tersebut akan pelaku sebarkan."






Kasus ini kemudian terbongkar, ketika si pelaku menyebarkan video aksi bejatnya tersebut ke grup whatsapp yang berisikan teman-teman sekolah. Dengan cepat video tersebut tersebar, hingga membuat geger warga satu desa, hingga kecamatan. Lebih tragis lagi, sekolah tanpa ampun mengeluarkan korban dari sekolah.

Nasib pelaku?



Hanya dihukum 1 tahun penjara. Apapun hukuman yang diberikan kepada pelaku, sungguh tak akan memperbaiki keadaan dan kondisi korban. 

Ironisnya, di negeri kita ini (bahkan mungkin juga di luar negeri) korban pemerkosaan berakhir dengan depresi, minder, stress karena merasa kehormatannya telah di renggut. Di lain sisi, lingkungan (keluarga, teman, bahkan pihak kepolisian atau pengadilan) tak jarang salah memperlakukan korban. Ada yang menjauhi, menghakimi, menginterogasi atau bahkan memandang dengan pandangan jijik.

Sumber Foto : Google