• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Inikah 3 'Bukan Istri Pertama' yang Merubah Jalanya Sejarah Indonesia?

bekticahyopurnoAvatar border
TS
bekticahyopurno
Inikah 3 'Bukan Istri Pertama' yang Merubah Jalanya Sejarah Indonesia?
Para Perempuan 'Bukan Istri Istri Pertama'



Apa salahnya 'Bukan Istri Pertama' yang di mana suaminya memiliki istri lebih dari satu? Adalah tentu sudah fameliar di masanya. Sebuah kalimat yang sebenarnya bisa dikatakan diskriminasi sesama wanita jika dingunakan untuk saat ini. Benarkah?

Jawabannya tergantung dari situasi dan kondisi 'kan? Walaupun sebenarnya para wanita yang mereka menyebutnya 'Bukan Istri Pertama' ini, dari jaman kerajaan sudah sering mendapat perlakuan tidak adil?

Semisal, apapun jasa mereka yang bisa dinikmati pada masa kini, nyatanya terlupakan.

Langsung saja, Inikah 3 'Bukan Istri Pertama' yang Merubah Jalanya Sejarah Indonesia? sebagai berikut ;

1. Handarawati, Selir dari Brawijaya



Adalah Siu Ban Ci atau Ratu Handarawati merupakan selir Brawijaya V atau Bhre Kertabumi dari Wangsa Rajasa, Raja Majapahit terakhir.

Memang banyak versi yang menyebutkan tentang Siu Ban Si ini, menurut Purwaka Caruban Nagari, nama asli selir Cina adalah Siu Ban Ci, putri Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik. Tan Go Hwat merupakan seorang saudagar dan juga ulama bergelar Syaikh Bantong.

Apapun versinya, Handarawati bisa dikatakan mempengaruhi jalannya sejarah di Nusantara.

Kenapa? Sekalipun bukan istri pertama, hanya selir ia melahirkan Raden Patah, Raja Demak Bintoro (mungkin memerintah tahun 1474-1478 ) yang dikemudian hari menjadi Raja Pertama Islam di Tanah Jawa, lebih khusus mempengaruhi sejarah peradaban Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Nyi Subang Larang, Selir dari Prabu Siliwangi



Perkembangan Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Sunan Gunung Jati putra dari Lara Santang ( 1426) yang merupakan putri dari Subang Larang, Selir dari Prabu Pamanahrasa putra dari Prabu Anggalarang dari kerajaan Galuh. Kemudian hari menjadi Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.

Sedangkan Banten, tidak lepas dari jasa kedua murid Raden Kian Santang yang merupakan putra dari Subang Larang dan Prabu Siliwangi.

Menurut Carita Purwaka Caruban Nagari (CPCN) karya Pangeran Arya Cerbon yang dibuat pada tahun 1720, Nyai Subang Larang bernama asli Kubang Kencana Ningrum.

Nyai Subang Larang lahir (tahun 1404 - 1441 ) dari ayah yang bernama Ki Gedeng Tapa yang merupakan syahbandar pelabuhan Muara Jati, sebuah pelabuhan penting di utara Jawa Barat yang termasuk kekuasaan kerajaan kecil Singapura.

Subang Larang memiliki 3 orang anak yaitu Raden Walangsungsang (1423), Nyai Lara Santang (1426), dan Raja Sangara atau Raden Kian Santang (1428).

Memang banyak versi dan beberapa juga cukup kontroversial, sebut saja Subang Larang seolah sejarahnya terhapus dari Cirebon.

Apapun pendapatnya, banyak pihak menyebutkan, perkembangan sejarah Islam di Tanah Pasundan tidak lepas terpengaruh Nyi Subang Larang melalui keturunannya.

3. Fatmawati, Istri Ketiga Presiden Soekarno



Adalah Fatimah namanya seperti putri Nabi Muhammad SAW, yang kemudian hari lebih dikenal sebagai Fatmawati.

Bukan hanya itu, Ibu Negara pertama Indonesia, Fatmawati juga yang menjahit bendera merah putih dalam keadaan hamil.

Untuk sejarahnya, agan dan sista tentu sudah tidak asing hingga zaman now 'kan?

Rasanya itu sudah cukup menjelaskan.

Tambahan: Selain Raja-raja besar yang disebutkan di atas, maka ada satu sosok perempuan hebat yang dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita. Siapakah dia?




Adalah R.A Kartini, istri dari Adipati Rembang.

Saat R.A Kartini dinikahi sang Adipati sudah memiliki banyak selir.

Sebenarnya, masih banyak lagi perempuan "bukan istri pertama" dimana suaminya memiliki istri lebih dari satu, yang mempengaruhi jalannya sejarah. Baik di Nusantara dan Manca Negara.

"Benarkah wanita adalah musuh bagi wanita lainya?"

Jika tidak, seharusnya baik istri pertama atau 'bukan istri pertama' seyogyanya memiliki hak yang sama di depan hukum negara dan norma sesuai kadarnya.

Bebarapa kasus bisa kita lihat di saat ini, masih banyak para perempuan 'bukan istri pertama' sulit mendapatkan perlindungan secara hukum negara. Semisal, sulitnya mendapat surat nikah.

Selain itu, buliying dari masyarakat juga cukup ngeri-ngeri sedap. Alasannya, solidaritas sesama wanita. Pertanyaannya, wanita yang mana? Entahlah...

Bagaimana menurut sahabat kaskuser, punya tambahan lain? Silahkan diskusikan di sini.

Sumber: opri
Refrensi; Kabar Cirebon , Okezone, Tribun
Diubah oleh bekticahyopurno 02-02-2020 15:02
nona212
battosai36
tien212700
tien212700 dan 62 lainnya memberi reputasi
63
20.8K
170
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.