balonkempesAvatar border
TS
balonkempes
Si Somad sepakat haram. Catur populer di jaman kekhalifahan
Jakarta - Ustaz kondang Abdul Somad menyepakati bahwa permainan catur hukumnya haram. Dalam sejarahnya, permainan catur mulai muncul di India dan sempat begitu populer di zaman kekhalifahan Islam.

Tak pernah ada bukti sejarah yang menunjukkan kapan tepatnya permainan catur ini lahir. Namun, mengutip buku 'A History Of Chess' karya HJR Murray, sejarah catur bisa ditelusuri 1.500 tahun yang lalu di India. 

Olahraga ini diduga muncul di India, sekitar abad ke-6 masehi dan dinamakan chaturanga. Catur pada masa itu diduga sudah memakai papan dengan 100 kotak.


Bermula dari India, permainan ini pun menyebar ke Persia. Ketika Islam berjaya di Arab dan melakukan ekspansi ke Persia, catur kemudian menjadi permainan yang identik dengan dunia muslim. Kemudian permainan catur ini menyebar ke Eropa Selatan dan berkembang di sana.

Namun, aturan pergerakan buah catur yang kita kenal sekarang datangnya dari Spanyol, kira-kira pada paruh akhir abad ke-15 masehi. Permainan catur ini kemudian mulai dibakukan dengan standar khusus pada Abad 19. Hal ini, ditandai oleh Wilhelm Steinitz yang menjadi pencatur resmi pertama di dunia pada tahun 1886.

Kemudian memasuki tahun 1924, Fédération Internationale des Échecs (FIDE) atau Federasi Catur Dunia, didirikan di Prancis. Organisasi ini kemudian menyelenggarakan kejuaraan catur dunia pertama pada tahun 1948.

Permainan Catur dan Dunia Islam

Permainan catur sendiri sebenarnya, tak bisa dilepaskan dari peradaban muslim di Persia dan Arab. Merujuk pada buku 'The Immortal Game: A History of Chess' yang ditulis oleh David Shenk, menjelaskan bahwa kelahiran olahraga catur dan agama Islam hampir bersamaan. Yakni sama-sama di abad ke-6. 

Ketika Nabi Muhammad SAW berhasil membuat Islam berjaya di Arab, umat muslim lantas melakukan ekspansi ke wilayah lainnya seperti Mesir hingga Persia (yang kini dikenal sebagai Republik Islam Iran). Dari Persia inilah, permainan catur itu kemudian perlahan meresap dalam perkembangan peradaban Islam.

Pada era ini, catur dikenal dengan sebutan chatrang. Bahkan, pada zaman ini catur juga dianggap sebagai permainan kaum intelektual Islam, saking populernya.

David Shenk menulis, pada permainan catur jadi nostalgia umat muslim ketika tak lagi berperang. Penyair era dinasti kekhalifahan Abbasiyah Ali bin Al-Jahm menyebut catur sebagai permainan tentang strategi berperang dan bertahan, namun tanpa pertumpahan darah.

Kendati demikian, dalam perkembangannya catur dianggap sebagai permainan yang melenakan. Karena, pada zaman itu catur begitu digemari. Ulama sekaligus filsuf Islam yang dijuluki sang Hujjatul Islam, Al-Ghazali dalam bukunya 'Kimia Kebahagiaan', menyebut catur sebagai permainan yang bisa mengaburkan sifat baik seseorang. Pasalnya, catur begitu asyik dimainkan hingga melupakan segalanya.

Baca juga: Pegawai KPK yang Undang Ustaz Abdul Somad Akan Diperiksa


Sebelumnya, dalam sebuah video ustaz Somad memberi tausyiah di KPK, Rabu (20/11). Ustaz Somad menjawab pertanyaan soal hukum permainan catur dan domino.

"Taz, boleh nggak mau main domino? Nah dalam mazhab Hanafi mengharamkan dadu dan catur, itu menghabiskan waktu," ungkap UAS dalam channel YouTube teman ngaji.

"Masa olahraga tapi bengong sampai tiga jam aduh, mau persatuan catur nanti marah sama saya terserahlah," sambung Ustaz Somad. (dnu/tor)

https://m.detik.com/news/berita/d-47...rom=wpm_nhl_13

Mau dengerin pemikiran begini?
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 31 suara
Perlukah di dengarkan?
Ogah.... mending gw ngebokep
52%
Ya jelas enggaklah.....gw suka catur
16%
Prettt.... gw kebelet pipis cuy
32%
Diubah oleh balonkempes 21-11-2019 12:50
rgenpeninsula
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.4K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.