Kali ini ane akan mengulas tentang sebuah tempat yang bersejarah dan juga ikon kota Bandung. Sebuah tempat yang mempunyai TASTETHELOCALkota Bandung. MLDSPOTKONTENHUNT dan KASKUSXSPOT memberi kesempatan ane untuk menceritakan tentang tempat yang menginspirasi bagi ane.

Kota kembang Bandung identik dengan Gedung Sate. Sebuah gedung yang terletak di jantung kota, merupakan ikon Bandung yang sudah terkenal. Gedung ini juga berfungsi sebagai Pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Gedung Sate merupakan peninggalan masa kolonial penjajahan Belanda yang terletak di Jl. Diponegoro Bandung. Gedung ini sangat unik Gansist, karena memiliki ciri khas ornamen yang berbentuk seperti tusuk sate dengan enam bulatan yang terdapat pada menara sentralnya.

Sejarah berdirinya gedung ini adalah pada tahun 27 Juli 1920 dibangun untuk menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda, karena para petinggi menganggap bahwa iklim di Bandung sama dengan iklim di Perancis Selatan ketika sedang musim panas ( sejarahlengkap.com ). Sepertinya hal ini yang membuat kota Bandung mendapat julukan Paris Van Java.

Simbol enam bulatan yang berada diatas bangunan gedung sate menandakan bahwa dalam pembangunannya yang direncanakan oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber, memakan biaya hingga 6 juta Gulden.

Jadi Gansist, dinamakan Gedung Sate bukan karena banyaknya penjual sate di area tersebut, ya.

Selain untuk pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate ternyata masuk dalam destinasi wisata kota Bandung yang wajib dikunjungi. Ane makin bangga nih sebagai warga Bandung.

Kebetulan ane sangat tertarik dan senang dengan bangunan-bangunan yang berbau kuno nih, bisa dijadikan sebagai referensi jika ane akan menulis sebuah cerita. Bangunan Gedung Sate dibuat pada jaman kolonial Belanda, jadi bentuknya banyak dipengaruhi oleh arsitektur gaya Eropa. Meski ada bagian-bagian yang juga menonjolkan unsur budaya daerah. Bahkan banyak yang menyatakan bahwa gedung sate adalah bangunan yang menyatukan arsitektur barat dan timur.

Awal mula ane berkunjung hanya sekadar melihat-lihat saja, Gans. Namun ternyata gedung yang dibangun pada era kolonial Belanda tentunya menyimpan banyak cerita sejarah. Sekali lagi ini bisa menjadi salah satu bahan untuk tulisan yang ane buat. Mulai dari sejarah mengapa pusat pemerintahan Hindia Belanda pada masa itu hendak dipindahkan dari Batavia ke Bandung. Siapa saja pemimpin pada masa itu, dan hal apa saja yang terjadi pada saat pembangunannya. Semua itu ane dapat dan dipelajari saat berkunjung ke Gedung Sate.

Setiap ane pergi ke tempat baru tak lupa foto-foto untuk dokumentasi pribadi sebagai kenangan. Untuk penggemar foto selfie, Gedung Sate cocok untuk dijadikan latarnya. Gaya arsitektur gedung yang merupakan perpaduan gaya barat dan timur. Ditambah area halaman gedung yang penuh dengan taman-taman cantik dan menarik. Bahkan banyak warga yang sengaja foto keluarga atau foto prewedding di area Gedung Sate. Beberapa kali pula dipakai sebagai tempat syuting artis lokal maupun nasional.

Hari Minggu pagi ane dan keluarga biasa olahraga pagi. Halaman Gedung Sate menjadi salah satu pilihan keluarga ane dan masyarakat Bandung untuk rekreasi, atau duduk-duduk sambil menikmati udara segar khas kota Paris Van Java. Halaman Gedung Sate yang lurus dengan lapangan Gasibu banyak dipakai untuk sarana olahraga juga. Seperti yang kita tahu, lapangan Gasibu adalah lapangan di depan gedung sate yang sekarang di fasilitas dengan area untuk berolahraga. Badan ane sehat, happy dan bahagia.

Ini kegemaran emak-emak macam ane. Sekali jalan bisa banyak lokasi yang dituju, hemat biaya dan waktu. Jika Agan dan Sista berkunjung ke Gedung Sate, alangkah baiknya berkunjung juga ke gedung bersejarah lainnya yang dekat dengan Gedung Sate ini. Salah satunya adalah Museum Geologi.

Posisi Gedung Sate di Jl. Diponegoro no. 22 Bandung sangat strategis, jalanan mulus dan banyak dilewati kendaraan umum. Bagi ane yang tempat tinggalnya berada di pinggiran kota, untuk menuju tempat ini tak begitu repot, jalur yang mudah ditempuh membuat ane tertarik untuk mendatanginya.

Akan tetapi, sekadar info dari ane yang perlu diingat adalah Gedung Sate dibuka untuk umum hanya pada hari Minggu saja, karena pada hari biasa dipergunakan untuk Gubernur dan staffnya bekerja.

Ternyata nih, berwisata itu tidak melulu ke alam bebas. Wisata ke sebuah gedung yang mempunyai nilai historis juga mengasyikkan. Sehingga sangat pantas jika Gedung Sate menjadi salah satu tempat yang menjadi inspirasi untuk ane. Asyik dan serunya kita dapat, namun pengetahuan juga kita dapat. Jadi, double manfaat ya, Gansist.