• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Script "Istikharah Dalam Tahajud Cintaku" Naskah Film Pendek Ala Santri!

masnukhoAvatar border
TS
masnukho 
Script "Istikharah Dalam Tahajud Cintaku" Naskah Film Pendek Ala Santri!


Naskah Film Pendek
"Istikharah Dalam Tahajud Cintaku"
Oleh Abdurahman Fauzi dan Masnukho


Premis: "Kisah Cinta Gus Abdurahman Fauzi dan Ning Olifia di sebuah Pondok, kisah heroik penuh perjuangan berujung hal mengejutkan!"

Sinopsis: Kisah cinta di kalangan pondok pesantren tidak seindah cinta kehidupan biasa. Ada aturan yang tidak boleh dilanggar, ada rambu-rambu yang harus diikuti.
Sama halnya dengan kisah cinta dua santri ini, pertemuan yang berawal dari ketidak sengajaan, berujung rasa yang melekat dalam hati.
Cinta mereka bak nadoman kitab Alfiah ibnu malik, indah penuh rasa, namun ada takdir yang berperan di dalamnya.
Proses demi proses mereka lewati, tangis dan tawa menghiasi.
Tidak ada sentuhan tangan, ciuman, atau pelukan! Bertatap mata saja malu, entah cinta macam apa ini?
Tapi ternyata takdir Allah adalah sebaik-baik rencana, kematian dari Abah Gus Abddurahman meninggalkan kisah yang tak disangka-sangka.

Fade In

SCENE1

Taman Pondok Pesantren Darul Falah

(Sore)


Ada beberapa ayunan
Sepeda berjajar di sudut taman
Suara orang mengaji di masjid terdekat

CAST: Gus Fauzi, Ning Olifia, beberapa santri menyapu
Camera:
Long-Shoot 13 detik ke seluruh taman
- One-Shoot+ -InZoomke arah Gus Abdurahman
Beralih ke - One-Shot+ Zoom-In ke Neng Olifia di ayunan.


Gus Fauzi menelfon menutup telvon dan bersin

Neng Olifia duduk membaca kitab di ayunan taman.


Dialog:
Gus Fauzi: Alhamdulillah (sembari bersin)
Neng Olifia: Yarhamukallah (menjawab)
Gus Fauzi: Menghampiri Neng Olifia
[/QUOTE]

Cut to

SCENE 2

Dua Ayunan Taman Bersebelahan

(Beberapa orang lewat)


Cast: Gus Fauzi, Neng Olifia dan beberapa Santri sedang menyapu
Keadaan: terdengar alunan ayat suci Al-Quran


Camera:
~ Long-Shot di awal Gus Fauzi menjawab
~ Two-Shoot kearah percakapan
~ One-Shoot+ Zoom In ke arah Gus Fauzi duduk di ayunan
~ Overshoulder dari arah belakang Gus Fauzi saat meminta nomer hp
~ Two-Shoot+ Medium Close Up ke arah percakapan mereka
~ Close Up di bagian dialog Neng Olifia terakhir


Quote:


Cut to

SCENE3

Ayunan Taman



Camera:
~ Medium Shoot ke arah dialog Neng Olifia, kemudian Two-Shoot ke arah Neng Olifia dan saat Gus Fauzi menjawab
~ Close-Up ke arah senyum Neng Olifia
~ Two-Shoot ke arah mereka berdua saat Gus Fauzi pamitan



(Hening beberapa saat)


Quote:


SCENE4

Jalan Ke Luar Taman


CAMERA:
~ Follow Up ke arah Gus Fauzi meninggalkan taman, Zoom In saat Gus Fauzi kembali
~ Two-Shoot saat mengucap dan menjawab salam


Gus Fauzi meninggalkan taman, beberapa detik kembali lagi!3


Quote:


Cut to


SCENE5.

Masjid Besar Kampus Muhamadiyah Metro

(Siang)


Cast: Gus Fauzi, Mahasiswa, Neng Olifia
Camera:
- One-Shoot + Zoom In ke arah Gus Fauzi saat mengamati
- Establishing Shoot ke arah Neng Olifia
- Two-Shoot+ Medium Shoot ke arah percakapan Gus Fauzi dan Mahasiswa
- One-Shoot+ Zoom-In ke arah Gus Fauzi


Quote:


Cut to


SCENE 6

Serambi Masjid Universitas Muhamadiyah Metro


Cast: Neng Olifia, Gus Fauzi dan beberapa kelompok orang ngobrol
CAMERA:
- Long-Shoot ke seluruh Area serambi
- Zoom-In + Medium Close Up ke arah dialog awal Gus Fauzi
- Zoom-Out Establishing Shoot ke arah percakapan

- Close Up ke arah Neng Olifia terkejut
- Two-Shoot medium ke arah Neng Olifia berpamitan ke Fauzi
[/B]

Quote:



Neng Olifia pergi meninggalkan Fauzi dengan sedikit senyum tergurat di wajahnya!
CAMERA: Long-Shoot Follow

Cut to

SCENE7

Asrama Putera (Pagi)


Cast: Bagas (santri), Gus Fauzi
Camera:
- Two-Shoot Medium ke arah percakapan Bagas dan Gus Fauzi


Siapa sangka, Neng Olifia adalah salah satu santri di pondok Abah Gus Fauzi.
Gus Fauzi tidak mengenalnya, karena sejak kecil Gus Fauzi diasuh oleh Kakek dan Neneknya dan baru pulang ke rumah orang tuanya belum lama.


Quote:


Gus Fauzi bergegas berpakain rapih dan menemui Neng Olifia
(CAMERA Full Shoot)

Cut to

SCENE8

Depan Mushola Pondok

(Pagi, ramai santri bermain di lapangan depan mushola)


Cast: Gus Fauzi, Neng Olifia dan Gus Hilmi
CAMERA:
- Two-Shoot Medium ke arah Gus Fauzi dan Neng Olifia
- Overshoulder Shoot dari arah belakang Neng Olifia ke arah Gus Fauzi
- Close Up ke arah Gus Fauzi saat deg-degan
- Beralih Two-Shoot Medium ke arah mereka berdua

Quote:


Cut to

SCENE 9

Depan mushola pondok

(Gus Hilmi yang masih kecil merengek, mengajak Gus Fauzi pulang ke ndalem!)


CAMERA:
- Close-Up ke dialog Gus Fauzi dan beralih ke Long-Shoot halaman
- Kembali Move to Neng Olifia dengan Medium Shoot
- Two-Shoot saat Hilmi ngajak pulang
Setting Back Sound: Instrumen sedih


Quote:


Cut to

SCENE10

Kilas Bayang dan Kesedihan

CAMERA:
- Extreme Close Up wajah sedih Gus Fauzi
- Medium Shoot bayangan Gus Fauzi duduk di kursi
- Long-Shoot makam Abah
Back Sound: Sedih dan lantunan shalawat simtuduror


Sejak saat itu Gus Fauzi tidak lagi pernah berjumpa deng Neng Olifia, kesedihan menyelimuti hatinya.
Ditambah sang Abah meninggal dunia, sudah 60 hari beliau pergi meninggalkan keluarga, sampai tiba waktu Gus Fauzi mendapatkan wasiat dari Abahnya yang dititipkan kepada Uminya!



SCENE11

Ruang Keluarga Abah Yai

(Sore)

Cast: Umi, Gus Fauzi, Hilmi, Abdi Ndalem
Camera:
- Long-Shoot ke seluruh ruangan
- Medium Shoot ke wajah seluruh Cast bergantian
- One-Shoot + Zoom In Umi saat menyampaikan wasiat bergantian dengan Gus Fauzi yang mendengarkan
- Two-Shoot ke Abdi Ndalem yang sedang mengasuh Gus Hilmi
Detail tempat: Meja, kursi, foto keluarga, Umi duduk dikursi, Gus Fauzi duduk di bawah dekat kaki Umi, Hilmi dan abdi ndalem di sudut ruangan


Quote:


Cut to

SCENE12

Halaman Rumah Gus Fauzi

(Pagi buta)


Cast: Gus Fauzi, Umi dan Keluarga
Camera:
- Long-Shoot+ Zoom In ke arah barang-barang
- Group-Shoot ke arah semua orang
- Medium Shoot ke arah orang yang memasukan barang ke mobil

Keadaan: Ceria, sedikit agak sibuk membawa barang, memasukan barang ke mobil


Segala persiapan lamaran telah lengkap, Gus Fauzi, Umi dan seluruh keluarga besar telah siap mengantarkan.
Mereka menaiki mobil peninggalan Abah untuk datang ke rumah Neng Olifia yang lumayan jauh dari pondok.
Beberapa jam harus mereka tempuh, untuk sampai di rumah Neng Olifia.



SCENE13

Gerbang Rumah Neng Olifia (Sore)


Cast: Banyak orang takziah, Gus Fauzi, Umi, Keluarga,Orang Tua Neng Olifia (di depan pintu)

Camera:
- Long-Shoot ke seluruh orang dan suasana
- Wide-Shoot dari arah belakang Gus Fauzi ke arah gerbang dan suasana
- Long-Shoot dari arah rumah ke arah Gus Fauzi yang keluar dari dalam mobil
- Long-Shoot kemudian Close Up ke beberapa wajah orang yang sedih
- Medium Zoom In ke arah orang yang menjemput Gus Fauzi dan Keluarga

Keadaan: Sedih, penuh suara tangisan kecil dari pentakziah, terdengar beberapa orang mengaji dan shalawatan


Setibanya di gerbang rumah Neng Olifia, nampak telah banyak orang di sana.
Namun sedikit ada kejanggalan, di pintu gerbang ada bendera kuning.
Tentu hal itu membuat suasana hati Gus Fauzi dan keluarga bingung, takut dan kecamuk rasa.


Mereka semua turun dari mobil, di luar mobil irama tangis telah mengalun sayup-sayup dari dalam rumah.
Orang-orang yang berada di halaman pun terlihat menahan kesedihan!

Gus Fauzi, Umi dan seluruh anggota keluarga dipersilakan masuk ke dalam rumah.


SCENE14

Ruang Tamu Neng Olifia

(Sore hari, agak gelap)


Cast: Keluarga, Gus Fauzi, Umi, Jenazah Neng Olifia di atas Meja, Orang takziah
Camera:
- Long-Shot ke seluruh ruangan
- Medium-Shoot ke arah Gus Fauzi yang tak bisa berucap apa-apa
- Medium Close-Up ke arah Abah Neng Olifia beralih medium Close-Up ke arah Gus Fauzi yang menunduk
- Two-Shoot ke arah Gus Fauzi dan Abah Neng Olifia
- Long-Shoot ke arah seluruh ruangan
- Zoom in ke arah jenazah Neng Olifia
- Extreme Wide Shoot dari ruang tengah rumah ke ruang tamu
- Plus rekaman langit sore dengan burung terbang

Keadaan: sedih dan penuh tangis
Backsound: shalawat dan suara orang membaca yasin



Kaki tangan dan sekujur tubuh Gus Fauzi seakan tidak lagi ada tulang yang menyangga, seketika dia jatuh di dekat meja tempat jenazah dibaringkan.

Tidak lagi dapat dia berucap, hanya tangis di sudut pipi yang berusaha dia tahan.


Quote:


Namun itu hanya ketidak percayaan Gus Fauzi, benar Neng Olifia telah meninggal.
Dia mengidap kanker otak stadium empat, tidak pernah ada yang tahu akan hal itu, sebab Neng Olifia menyembunyikan semuanya dari siapa pun.
Kini nestapa melanda hati semua orang yang menyayangi Neng Olifia, dia telah pergi menghadap Yang Kuasa.


Fade Out
End




Diubah oleh masnukho 21-11-2019 09:35
anasabila
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 52 lainnya memberi reputasi
53
9.7K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.