apramithaAvatar border
TS
apramitha
Menikah Dan Komitmen
Layangan Hampir Putus



Ya, kali ini mau membahas "layangan putus". Bukan. Ane mau membahas soal "layangan yang hampir putus". Oke Gan dan Sista langsung aja ya ...

Yang jamak ane temuin di dunia maya maupun dunia nyata, adalah soal rasa "jenuh" dalam pernikahan. Setiap hari bertemu dengan orang yang sama, tidur seranjang dengan orang yang sama, berkomitmen seumur hidup dengan orang yang sama pula.
Ya, berani menikah itu artinya harus berani berkomitmen kan?.
Ane punya temen, dia menikah lalu punya anak. Tampak luar mereka kelihatan baik-baik saja. Semua tampak normal. Tapi, kemudian badai itu datang. Agak oleng dan hampir karam.
Layangan yang dia pegang dengan erat, hampir putus. Suaminya selingkuh. Dia syok hampir tidak percaya, bahwa seseorang yang dia percayai mampu menghianati ikatan sakral tersebut. Ada luka di sana. Tapi, dia mampu memaafkan suaminya, memaafkan ya, bukan melupakan. Rasa sakit itu masih menganga. Luka yang tidak dijahit, benar-benar tidak akan kering.
Singkat cerita, dia memilih bertahan demi buah hati.
Menikah itu bukan soal adem ayem aja gaes. Ada banyak hal yang harus dihadapi. Konflik finansial, mertua ipar, anak, bahkan orang ketiga.
Rasa bosan pasti pernah dialami setiap pasangan. Tapi, mengatasi rasa bosan bukan dengan cara mencari pelarian di saat kesepian. Komunikasi yang lancar, mampu meredam.
Menikah, itu perjanjian seumur hidup. Sekali kamu menghianatinya, lukanya tak akan benar-benar hilang.
Jatuh cinta dengan seseorang itu mudah Gan Sist. Yang susah adalah jatuh cinta dengan orang yang sama berkali-kali sepanjang hidup.

Saat pernikahan di ambang perpisahan, maka pikirkan lagi dampaknya. Apalagi jika sudah ada anak. Anaklah yang menerima dampak negatif dari perceraian tersebut. Ketimpangan kasih sayang, kehilangan salah satu figur orangtua mempengaruhi pola pikirnya.
Maka, sebelum menikah pikirkan dulu. Kesiapan mental juga finansial.
Kehidupan pernikahan tak seindah di negri dongeng. Ada begitu banyak ujian, ada begitu banyak godaan. Cinta yang kuat dan kokoh, godaannya pun kuat dan kokoh (sebanding).

Lalu, bagaimana kita menghadapi orang ketiga?
Bersikaplah tenang dan usahakan pikiran tetap di jalur waras. Menurut pengamatan ane, orang ketiga selalu berhasil menciptakan "salah paham" diantara pasangan. Maka, jangan lebih dulu percaya pada perkataannya. Hal semacam itu, hanya akan menciptakan pertengkaran. Ingat, ratu tidak pernah bersaing dengan penggoda.
Sebagai pasangan yang sah di mata negara dan agama, jangan mau kalah dengan orang ketiga.
Ingatlah, jika mampu menikah sekali seumur hidup, ngapain harus menikah untuk yang kedua kali?. Pernikahan kedua itu, biasanya bukan murni karena cinta, ada begitu banyak kepentingan di dalamnya.
Dan, diperlukan lagi adaptasi dengan pasangan baru. Well, itu pendapat ane ya Gan Sist.

Dan, pesan untuk "orang ketiga" kalau kamu bisa menjadi yang pertama bagi seseorang, ngapain kamu mau jadi yang kedua?
Bedakan, prioritas dan pelarian. Percayalah, yang sering ane temuin di luar sana, "orang ketiga" itu bukan prioritas tapi hanyalah pilihan atau pelarian di kala kesepian atau rasa bosan melanda.

Menikah dengan seseorang, berarti menikah juga dengan komitmen.
Intinya, pernikahan itu tidak semudah urek-urek yang ane tulis di sini.

#BBB#Wedding and Family.
Diubah oleh apramitha 13-11-2019 07:42
kudanil.la
nosaskid
RompiParkir
RompiParkir dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.4K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.