Viral Pengendara Ojol Terjerembab ke Lubang Galian, Sebabnya Pantang Ditiru

Suara.com - Bagi pengendara ojek online (ojol), penting untuk selalu waspada saat sedang berkendara.

Namun terkadang hal tersebut bisa dengan mudah dilupakan ijka ojol tersebut terlalu 'asik' mencari ngebid alias mencari pelanggan.

Akibatnya pun bisa fatal, seperti yang satu ini. Viral di media sosial, seorang pengendara ojol yang tercebur ke lubang galian.

Hal tersebut terungkap melalui salah satu unggahan akun Instagram @newdramaojol.id kemarin.

Dalam unggahan tersebut, terlihat pengendara ojol berikut motornya yang sedang terjebak di lubang.



Diduga ojol tersebut tercebur lantaran dirinya terlalu asik menggunakan smartphone sambil berkendara.

"Kronoligi di daerah jl. Casablanka, pengendara terlalu fokus dengan HP, nggak nelihat di depan ada galuan, terus otomatis tercebur. Bagi kawan-kawan harap hati-hati, kalau lagi bawa otor utamain fokus ke jalan jangan ke HP." tulis akun tersebut.

Kejadian ini pun mengundang rasa miris di kalangan warganet lantaran besarnya potensi bahaya penggunaan ponsel saat berkendara.

"Kebiasaan buruk ojol. Suka main hp. Saya pernah hampir nabrak. Malah galakan ojolnya." tulis @hendri.oen.

"Sumpah ini dalem banget loh gua tiap lewat istigfar mulu apalagi pas macet." kata @gioliaarsy.
sumber

☆☆☆☆☆☆☆

Prihatin, kasihan, atau mencibir?

Driver ojek online memang sebenarnya harus kita akui, mereka menjadi raja jalanan baru. Trotoar diokupasi. Pinggir jalan dikuasai. Keamanan berkendara motor pun jadi himbauan basi.

Lihat saja disekitar kita saat berkendara.
Ada ojek online yang asik melihat layar hpnya yang disematkan diatas spedometer atau diatas stang motor. Tak peduli orang dibelakangnya was-was ingin mendahului atau menunggu. Ada lagi yang tiba-tiba memotong jalur dari kanan langsung ke pinggir kiri.

Serba salah. Ditegur, mereka marah dan arogan. Kenapa? Karena mereka merasa banyak. Banyak itu kuat. Kuat itu berani. Jadi seakan ada pembiaran kesalahan yang dilakukan komunitasnya. Suka-suka mereka.

Belum lagi mereka yang memakai moge banci. Merasa memakai moge, lantas semaunya pada pengendara motor lain. Tak perlu disebut merk dan jenisnyalah disini. Semua sudah mahfum.

Bicara soal galian di pinggir jalan. Seharusnya memang ada papan peringatan yang disertai penghalang atau pembatas yang kuat disekeliling galian tersebut. Dan pelaku lubang galian ini bisa dari pekerja yang mengerjakan galian Telkom atau PLN. Atau bisa juga dari provider pemilik utilitas kabel jaringan internet.

Para pekerja ini juga terkadang semaunya. Ingin kerja cepat, akhirnya keamanan para pengguna jalan terabaikan.

Siapa yang salah?
Kalau jaman Jokowi atau Ahok yang jadi gubernur, ya pasti salah mereka. Wong Jokowi dan Ahok itu tempatnya salah dan dosa koq.

Kalau sekarang?
Ya tetap salah Jokowi dan Ahok. Coba ada yang komen ini salah Anies, pasti akan ada balasan meme Jokowi dan Ahok dari pendukung Anies.

Urusan siapa sih soal galian-galian kabel pinggir jalan? Pemerintah pusat atau Pemda? Kalau Pemda, kenapa Pemda membiarkan lubang sebegitu dalam tanpa pengaman? Nunggu ada yang mati?

Jalanan itu milik bersama. Jalanan Jakarta sudah semakin sempit. Seharusnya tiap pengendara mobil dan motor sadar, bahwa semua mempunyai hak sama.

Pakai hati, pakai otak.