inal74Avatar border
TS
inal74
Selayang Pandang Tentang Zionisme dan Protokol Zionis

Sekilas Tentang Zionisme
Pada awalnya Zionisme merupakan sebuah gerakan keagamaan kaum Yahudi. Inti pemikirannya adalah bahwa suatu saat nanti akan datang ke dunia ini seorang “Al-Masih” yang akan menuntun kaum Yahudi memasuki “Tanah Yang Dijanjikan Tuhan”. Namun seiring dengan perubahan jaman, zionisme ternyata tidak hanya memiliki arti keagamaan tetapi juga makna politik. Terdapat dua organisasi rahasia Yahudi yang menopang gerakan zionis secara politik:

1. Freemasonry(tahun 1300-an hingga sekarang), yaitu organisasi penopang agenda Zionisme yang bergerak di permukaan (upper ground) mulai dari masa pra Rennaissance pada tahun 1300-an di Eropa. Meskipun bergerak di permukaan, organisasi ini tidak kalah rahasianya dengan Illuminati. Freemasonry memiliki bahasa rahasia dan aneka lambang juga simbol yang hanya dipahami oleh para anggotanya. Kegiatan ritual freemasonry diarahkan pada penemuan wujud diri sendiri, mengolah diri sendiri untuk menjadi "manusia yg lebih baik" alias antroposentrisme. Oleh sebab itu bagi seorang freemason, peribahasa Yunani Kuno: gnothi seauton ("kenalilah dirimu sendiri) memiliki makna istimewa. Para freemason menghindari setiap perumusan ajaran-ajaran agama, namun mereka bekerja demi kemuliaan “Jurubangun Tertinggi Alam Semesta”. Bisa dikatakan, freemasonry memiliki peranan penting bagi lahirnya pandangan Teosufi dan teologi pembebasan. Oleh sebab itu, cukup mudah untuk mendeteksi seorang freemason karena salah satu ajarannya begitu akrab di telinga: semua agama itu sama atau benar, karena semuanya mengajarkan kebenaran dan kebaikan. Selain para Yahudi, organisasi inipun melibatkan orang-orang non-Yahudi dalam keanggotaannya.

Masonic Bible



2. Illuminati(tahun 1700-an hingga sekarang), yaitu organisasi yang menjalankan seluruh agenda Zionisme secara underground (bawah tanah) dengan berdasarkan ajaran Qabala (ilmu sihir). Qabala adalah ajaran nenek moyang tertua dan paling dihormati bangsa Yahudi. Organisasi ini sulit dideteksi pergerakannya karena amat rahasia serta hanya beranggotakan para Yahudi tulen. Meski diyakini sudah ada dari sejak tahun 1600-an, namun dokumen sejarah tertulis tentang Illuminati banyak yang hanya memulai cerita Illuminati mulai dari Illuminati Bavaria bentukan Adam Weishaupt (tahun 1700-an). Dalam buku The Illuminati’s Six Dimensional Universe Weishaupt menyatakan bahwa Illuminati memegang prinsip bahwa setiap orang bisa menjadi Tuhan bagi dirinya sendiri, dan ajaran Illuminati tak ada urusan dengan semua kitab suci beserta sabda para nabi yang telah mati.


Selanjutnya, mari kita mengenal beberapa tokoh sentral zionisme. Nathan Bernbaum adalah orang Yahudi pertama pencetus zionisme sebagai gerakan politik. Menurutnya, zionisme berarti suatu gerakan bersatunya kembali kaum Yahudi di dalam sebuah negara setelah sekian lama tersebar ke seluruh dunia, dengan Jerusalem sebagai ibukota negaranya. Berdasarkan pandangan ini, maka bisa dikatakan bahwa secara politik, zionisme adalah upaya bangsa Yahudi untuk merebut Palestina dari bangsa Arab-Palestina. Zionisme Internasional pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776 (dua bulan sebelum proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat). Lalu Kongres Zionisme Internasional ke-1 berlangsung di Basel pada tahun 1897.

Untuk mendukung gerakan ini, pada tahun 1818 berdirilah sebuah organisasi mahasiswa Yahudi militan bernama Ahavat Ziondi St. Petersburg, Rusia. Tempat ini merupakan pusat doktrinasi untuk pemuda-pemudi Israel agar jika dewasa nanti menjadi para zionis sejati. Sejak saat itu, gerakan untuk mendirikan negara Israel di Palestina menjadi meningkat. Yahuda al-Kalai (1798-1878) adalah tokoh Yahudi pertama penggagas pembentukan negara Yahudi di Palestina. Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874) mendukung ide Yahuda melalui karya tulisnya dalam bahasa Ibrani berjudul Derishat Zion (1826). Buku ini berisi studi tentang kemungkinan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina. Moses Hess membuat sebuah tulisan dalam bahasa Jerman berjudul Roma und Jerusalem (1862). Isi tulisan Moses ini adalah pemikiran tentang solusi “masalah Yahudi” di Eropa dengan cara mendorong migrasi kaum Yahudi ke Palestina.

Zionisme semakin memperlihatkan kematangannya dalam buku karangan Bapak Pendiri Zionisme Moderen Theodore Herzl (1860-1904), berjudul Der Judenstaat (1896). Dalam bukunya ini, Herzl menyatakan bahwa kaum Yahudi harus membentuk suatu bangsa dan negara juga menghubungkan tindakan mereka ini kepada dunia. Ada sebuah fakta sejarah menarik dari Herzl ini. Dalam rangka menggalang dukungan internasional, Herzl mencoba mendekati Roma. Pada tahun 1904, Herzl disambut hangat oleh Raja Immanuel, tapi tidak oleh Paus Pius X. Dengan dinginnya Paus Pius X berkata kepada Herzl: Bila kamu datang ke Palestina dan menempatkan bangsamu di sana, kami harus mendirikan gereja dan mengirim para pendeta ke sana untuk memurtadkan bangsamu.

Selanjutnya dalam bidang pendanaan, zionisme memperoleh kucuran dana bantuan abadi dari Mayer Amschel Rothschild (1743-1812) dan keturunannya. Dinasti Rothschilds adalah keluarga Yahudi terkaya di dunia yang tinggal di Eropa. Hal menarik lainnya adalah para pemegang saham The Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) merupakan jaringan Yahudi yang menguasai lembaga keuangan dunia, yaitu: Rothschilds Bank of London, Rothschilds Bank of Berlin, Israel Moses Seif Bank of Italy, Warburg Bank of Amsterdam, Warburg Bank of Hamburg, Lazard Brothers of Paris, Lehman Brothers of New York, Kuhn and Loeb Bank of New York, Chase Manhattan Bank of New York, dan Goldman-Sachs of New York. Fakta ini membenarkan pernyataan George Lenczowski: Harapan bahwa pada suatu saat dapat kembali ke “Tanah Yang Dijanjikan” tidak pernah hilang di antara orang Yahudi. Aliran Zionisme telah dipupuk di berbagai pusat diaspora (penyebaran) di sepanjang sejarah, dan pada abad ke-19 sejumlah orang Yahudi datang ke Palestina untuk bermukim di Yerusalem, Safed, dan Tiberias. Sebagian dari mereka disebut Yahudi Halukah (amal) dengan dukungan dana dari luar negeri. Kerinduan untuk kembali ke Zion amat kuat di antara orang Yahudi Rusia dan Eropa Timur yang sangat menderita akibat berbagai penganiayaan.


Nathaniel Philip Rothschild (generasi ke-3 dinasti Rothschilds, tinggal di Inggris) pernah berbisnis batubara di Indonesia pada rentang waktu 2010-2014


Zionisme adalah gerakan rasis karena tidak mempedulikan eksistensi bangsa lain. Alam pikiran rasis ini terbentuk dari ajaran dalam kitab Taurat Yahudi (bukan Taurat dari Nabi Musa A.S) dan kepercayaan Qabalis Yahudi terhadap kitab Talmud. Menurut 2 kitab ini, kaum Yahudi adalah “umat pilihan Tuhan”, dan memiliki derajat serta keunggulan di atas bangsa apapun di dunia ini. Salah satu buktinya adalah pernyataan Vladimir Jabotinsky (seorang Yahudi-Rusia) berikut ini: "Adalah tidak bisa diterima, dari titik pandang fisik, bahwa seorang Yahudi yang dilahirkan dari keluarga berdarah Yahudi murni bisa beradaptasi dengan pandangan kejiwaan seorang Jerman atau Perancis. Mungkin secara menyeluruh dia dipenuhi dengan darah Jerman, tetapi inti dari struktur kejiwaannya akan tetap Yahudi". Namun langkah-langkah strategis mereka untuk mengatur dunia yang terangkum dalam sebuah dokumen hasil rapat tertutup, akhirnya berhasil bocor keluar. Sayangnya, identitas pelaku pembocoran dokumen yang kemudian disebut protokol zionis itu tetap menjadi misteri hingga sekarang.

Protokol Zionis
Di sini, kata “Protokol” merujuk pada suatu judul ringkasan sebuah dokumen, sebuah rancangan dokumen, atau laporan hasil rapat alias notulensi rapat. Dalam dokumen ini, “Protokol” berarti laporan hasil rapat pertemuan para sepuh zionis. Protokol ini berisi substansi pidato-pidato yang disampaikan di dalam lingkaran kekuasaan para kader inti zionis. Isinya adalah gubahan rencana aksi bangsa Yahudi-Zionis yang telah dikembangkan selama berabad-abad dan terus diperbarui oleh para sepuh zionis sendiri.

Manusia pertama yang memasukkan protokol zionis sebagai bagian dari sebuah buku adalah seorang profesor asal Rusia bernama Sergyei Nilus, dalam karya tulis berbahasa Rusianya yang berjudul Velikoe v malom i antikhrist (The Great Within The Minuscule and Antichrist). Profesor Nilus mempublikasikan bukunya ini untuk pertama kali di Tsarkoe-Tselc (Rusia) pada tahun 1905. Publikasi buku ini membuat seluruh Rusia heboh.

Sampul Depan Buku The Great within the Minuscule and AntichristKarya Sergyei Nilus


Pada tahun 1924, Cheka (Polisi Rahasia Rusia masa pemerintahan Bolshevik) menangkap Profesor Nilus di Kiev. Sang profesor dijebloskan ke dalam penjara, dan disiksa. Ketua pengadilan yang berkebangsaan Yahudi memvonis bersalah Sergyei Nilus karena telah melakukan “perbuatan yang tidak terhitung jahatnya, yaitu mempublikasikan protokol tersebut”. Profesor Nilus kemudian dibebaskan untuk beberapa bulan, lalu ditangkap kembali oleh Cheka dan ditahan, tapi dibebaskan lagi pada bulan Februari 1926. Dia meninggal dalam pengasingan di distrik Vladimir pada tanggal 23 Januari 1929. Di Rusia, hukuman bagi mereka yang memiliki dokumen ini adalah kematian. Hukuman itu masih berlaku hingga sekarang.

Sebagai akibat dari kehebohan protokol tersebut, banyak aksi dilakukan untuk mendiskreditkannya. Akhirnya pada tanggal 26 Juni 1933, Federation of Jewish Community menghadap kepada lima anggota Swiss National Front, untuk mencoba meyakinkan bahwa protokol itu adalah penipuan dan melarang penerbitannya. Setelah lebih dari 2 tahun, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1935, pengadilan memutuskan bahwa protokol tersebut adalah penipuan dan bacaan yang memerosotkan akhlak. Tapi anehnya, pada tanggal 1 November 1937, Swiss Court of Criminal Appeal membatalkan keseluruhan keputusan tersebut, dan kasus ini belum pernah di-meja hijau-kan lagi. Sekarang, British Museum memiliki salinan buku berbahasa Rusia karya Sergyei Nilus tersebut.

Setelah kematian Sergyei Nilus, ada pihak yang berpendapat bahwa penerjemahan protokol zionis dari bahasa Rusia ke dalam bahasa Inggris merupakan hasil kerja seorang koresponden jurnal Morning Post bernama Victor E. Marsden. Ketika masih hidup, Victor E. Marsden tinggal dan menikah di Rusia. Marsden berhasil menerjemahkan protokol zionis versi bahasa Rusia karya Sergei Nilus ke dalam bahasa Inggris, setelah berhasil meloloskan diri dari ancaman hukuman mati di Rusia, dan pindah ke Inggris. Proses penerjemahan dokumen tersebut bertempat di British Museum. Hasil terjemahannya berjudul Protocol of The Learned Elders of Zion, namun ada juga yang menyebutnya Zionist Sages Protocols. Protokol zionis diyakini merupakan dokumen 24 langkah program kaum Yahudi-Zionis dalam rangka mewujudkan cita-cita mereka. Secara umum, Victor E. Marsden menamai masing-masing langkah ini sebagai berikut:

Protokol No. 1 Doktrin Dasar (The Basic Doctrine)
Protokol No. 2 Perang-Perang Ekonomi (Economic Wars)
Protokol No. 3 Metode-Metode Penaklukkan (Methods of Conquest)
Protokol No. 4 Materialisme Menggantikan Agama (Materialism Replace Religion)
Protokol No. 5 Kelaliman dan Kemajuan Moderen (Despotism and Modern Progress)
Protokol No. 6 Teknik Mengambil Alih (Take-Over Technique)
Protokol No. 7 Perang-Perang di Seluruh Dunia (World-Wide Wars)
Protokol No. 8 Pemerintahan Sementara (Provisional Government)
Protokol No. 9 Re-edukasi (Re-education)
Protokol No. 10 Persiapan Untuk Kekuasaan (Preparing for Power)
Protokol No. 11 Negara Totaliter (The Totalitarian State)
Protokol No. 12 Kontrol Atas Media Massa (Control of the Press)
Protokol No. 13 Kebingungan (Distractions)
Protokol No. 14 Penyerangan Terhadap Agama (Assault on Religion)
Protokol No. 15 Penindasan Yang Kejam (Ruthless Suppression)
Protokol No. 16 Pencucian Otak (Brainwashing)
Protokol No. 17 Penyalahgunaan Wewenang (Abuse of Authority)
Protokol No. 18 Penangkapan Para Lawan (Arrest of Opponents)
Protokol No. 19 Para Penguasa dan Rakyat (Rulers and People)
Protokol No. 20 Program Keuangan (Financial Programme)
Protokol No. 21 Pinjaman dan Kredit (Loans and Credit)
Protokol No. 22 Kekuatan Emas (Power of Gold)
Protokol No. 23 Penanaman Kepatuhan (Instilling Obedience)
Protokol No. 24 Kualitas Penguasa (Qualities of the Ruler)

Tingginya kecerdasan intelektual dan solidnya kekompakkan kaum Yahudi-Zionis yang tergambarkan dalam protokol zionis memang patut diacungi jempol. Lebih hebat lagi, identitas para perumus protokol ini pun belum pernah terungkap hingga sekarang. Ada yang menyebut mereka ini sebagai The Hidden Hands (Para Tangan Tersembunyi). Ada pula yang mengatakan bahwa para sepuh ini adalah sebuah secret society (masyarakat rahasia). Namun dua sebutan ini mengandung satu pesan, yaitu bahwa di dunia ini terdapat sebuah kelompok manusia tidak kasat mata yang memantau, mengatur, dan menentukan seluruh peristiwa bersejarah di dunia ini. Memang sulit untuk mengungkap jatidiri mereka satu per satu. Tetapi ada setitik sinar, meski redup, yang memberi penerangan tentang para sepuh ini. Membicarakan tentang para sepuh zion di dalam suratkabar Wiener Freie Presse tanggal 24 Desember 1912, Walter Rathenau dari Allgemeiner Electricitaets Gesselschaft berujar: “300 orang, semuanya telah saling mengenal, menentukan nasib benua Eropa, dan mereka memilih pengganti mereka dari para penerusnya”. Lalu 21 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1931, Jean Izoulet, salah seorang anggota Jewish Alliance Israelite Universelle, dalam karya tulisnya berjudul Paris La Capitalae Des Religions, memperkuat pernyataan Walter Rathenau: "Arti dari sejarah seratus tahun terakhir adalah bahwa sekarang, 300 pemilik modal Yahudi, semuanya adalah Masters of Lodges yang menguasai dunia". Ini berarti, protokol zionis adalah rangkuman gagasan dari 300 otak cerdas bangsa Yahudi.

Keputusasaan, ketakutan, kekacauan, keragu-raguan, kebingungan, dan ketidakpastian adalah kondisi yang diharapkan tercapai oleh langkah-langkah di dalam protokol zionis. Sudahkah harapan itu tercapai? Apakah kejadian-kejadian politik dan ekonomi di seluruh dunia sesuai dengan aksi-aksi yang dikemukakan dalam protokol zionis? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu.

Sumber:
https://www.biblebelievers.org.au/przion1.htm
Jacob Katz & Friends, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Zionisme, Penerjemah: Joko Susilo, Pustaka Progressif, Surabaya, 1997
George Lenczowski, Timur Tengah Di Tengah Kancah Dunia, Alih Bahasa: Asgar Bixby, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1993
Ralph Schoenman, Sisi Gelap Zionisme, Alih Bahasa: Masyhur Abadi, Pustaka Progressif, Surabaya, 2002
Z.A. Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, Penerbit Daseta, Jakarta, 2002
Diubah oleh inal74 24-10-2019 03:20
beritapalestina
Fey1985
dellesology
dellesology dan 14 lainnya memberi reputasi
11
13.1K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.