Aku masih ingat waktu itu sudah memasuki waktu shalat jum’at, aku langsung mempercepat langkah roda motorku menuju ke masjid itu untuk menunaikan ibadah sesuai keyakinanku. Sesampainya dimasjid itu ada hal yang ganjil dimasjid ini menurutku, karena pengikut ibadah itu hanya kurang dari sepuluh orang itupun sudah termasuk aku dan imron.
Menurut mazhab keyakinanku shalat jum’at itu kalau kurang dari 40 jamaah dikatakan shalat tidak sepurna alias tidak sah. Padahal jumlah rumah disekitar masjid cukup banyak, sejak memasuki jalan kekampung ini. Dikanan dan kiri rumah penduduk lumayan padat rumahnya meski desa terpencil. Tapi apa dayaku jarak antara masjid satu dengan yang lain sangat jauh dan membutuhkan beberapa jam untuk sampai ke masjid lain, jadi kuputuskan untuk shalat dimasjid itu. Masalah diterima, sah atau tidak diterimanya ibadah ini hanya sang penciptalah yang tau. Anggap saja ini darurat dalam pikir singkatku, Akhirnya kuselesaikan acara ibadah jum’at itu dengan imron beserta jamaah yang lain.
Selepas shalat jum’at itu aku yang ditemani imron duduk diteras masjid untuk istirahat santai dan mengamati pentunjuk apa yang kudapat disini, meski ditemani suasana aura aneh di masjid ini. Perasaan bahagia rasa hati ini sudah menemukan apa yang aku cari, lama aku duduk di teras aku mengamati seorang kakek tua yang sedang tiduran sendirian di ujung teras masjid, ya kakek ini tadi yang menjadi imam waktu shalat jum’at. Berpakain baju koko putih, bersarung hitam dan kopyah[songkok] khas hitamnya dikepala. Wajah keriput menghiasi wajah kakek ini, kulit khas coklat keriput yang menempel dibadannya, berkumis tipis dan tinggi kira-kira 162 cm.
Aku dan imron saling berpandangan untuk memulai pencarian informasi tentang daerah ini, perlahan kami mendekati kakek itu mencoba berbasa basi dengan sopan. Kami mencoba memulai obrolan ringan sebelum tujuan utamaku untuk mencari informasi kusampaikan kepada sang kakek ini.
Quote:“Assalmu’alaikum..mbah …mbah …ini desa apa ya?” Tanyaku pelan dan sopan.
“Ini desa Petunjuk mas.” Jawabnya pelan serta langsung duduk membenarkan posisinya dan menghadapku.
“Sampean ini dari mana mas?” tanya kakek yang belum kukenal ini.
“Dari bekas kerajaan berbendera gula kelapa mbah! Jawabku pelan, ada apa mas kok bisa sampai kesasar kemari ?” tanyanya serius.
Akhirnya aku menceritakan dengan seksama apa yang kualami selama mencari petunjuk dan masalah yang kuhadapi saat ini, sampai akhirnya bisa terdampar di desa selatan pulau yang terpencil ini.
“Saya biasa disini dipanggil mbah salman, saya juga sebagai ta’mir masjid ini mas!” Jelas mbah salman dengan mengulurkan tangannya mencoba berkenalan denganku dan imron.
“saya umar mbah , dan sebelah saya ini kawan saya imron!” Jelasku menyambut jabat tangan mbah salman.
“Kalau begitu ayok mas ikut kerumah saya, sekalian ngobrolnya dirumah saya. kasian jauh-jauh.” Ajaknya mbah salman dengan senyum tipis [seakan sudah tau apa yang kumaksud untuk mencari petunjuk dan jawaban apa yang kualami].
Aku sendiri heran, kenal saja belum satu jam udah ngajak kerumahnya, apa dia sudah percaya juga yang aku ceritakan barusan. Ah masa bodo juga saat itu, aku dan imron ngikut saja dan berfikir mungkin beliaulah petunjuk kami. Saat itu aku dan mbah salman berjalan menuju kerumahnya, sedang imron menuntun motor bututku untuk mengikutiku dibelakang.
Terlihat rumah mbah salman terbuat dari kayu dan masih beralaskan tanah, rumah sederhana berdinding papan kayu dengan beberapa jendela di depan dan samping kirinya. Menandakan rumah desa yang sangat sederhana, diterasnya tersedia satu kursi kayu panjang terbuat dari bambu. Rumah yang nampak alaminya tanpa adanya pewarna yang menghiasinya.
Saat masuk kedalam rumahnya, diruang tamu hanya ada beberapa kursi dan meja tua yang melengkapinya, serta dua almari dari kayu berpintu kaca dipenuhi kitab-kitab kuning, meja-meja pun penuh dengan tumpukan kitab tua dan beberapa al-qur’an, banyak juga kitab itu sampai yang selipkan ke beberapa lubang kecil dibagian dinding kayu, meja depan kami dan sandaran kursi.
Suasana rumah mbah salman sangat nyaman sekali, hawa dan auranya sangat menenangkan jiwa beda sama dengan aura dimasjid tadi. Padahal jarak rumah mbah salman dan masjidnya tidak terlalu jauh juga. Kondisi dinding kayu ruang tamu mbah salman banyak dipajang beberapa foto mbah salman dengan para pemuka agama terkenal di negeri ini seperti [sensor], yang ada di dalam ruang tamu itu. Aku sendiri tidak tahu siapa mbah salman ini sebenarnya dan apa maskud dari semua ini, tapi aku berpikir orang ini jelas kelihatan orang berilmu [ahli kitab] dan alim karena foto itu jelas tidak sembarangan.
Quote:“Masuk dulu mas,” pintanya mbah salman.
“Ya mbah” jawabku
“Silahkan duduk” kata mbah salman.
“Ya mbah” sahut imron dibelakangku
Mbah salman langsung masuk ke ruang tengah rumahnya sedang aku dan imron langsung duduk di ruang tamu, untuk menunggu beliau.
Setelah 5 menitan mbah salman keluar dengan membawa nampan berisi kendi air putih [teko berbahan tanah liat yang dibakar] dilengkapi tiga buah gelas terbuat dari bambu. Mbah salman langsung menuangkan air putih ke tiga gelas dihadapan kami. Dan memulai membuka obrolan dengan kami berdua.
Quote:“Mari nak diminum airnya,” kata mbah salman sambil ikut duduk dikursi kayu depan kami.
“Ya mbah.” jawabku
“Mbah sendirian dirumah ini ?” tanya imron.
“Iya nak saya sendirian, karena istri sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.” Jawab sedih mbah salman.
“Ooohhh maaf mbah.” Sahutku dengan rasa tidak enak karena membuka kenangan pahit dalam hidupnya,
“Gak papa nak, tenang saja.” Jawab mbah salman
“Ada anak saya yang tinggal sebelah rumah ini nak, itu anak semata wayang mbah. Hehehe.” kata mbah salman disertai tawa kecilnya.
“Sejak kamu menjelaskan masalah kamu waktu dimasjid, Mbah tau apa yang kalian cari kemari, karena mbah tiga hari kemarin mimpi ada anak muda persis seperti kamu dan mbah lihat pemuda itu sedang bingung!” Terka mbah salman.
‘dalam hatiku kok bisa serba kebetulan ya, padahal mampir kerumah mbah ini tadi sebenarnya hanya iseng saja dan mau numpang istirahat’
“Benar mbah, saya sedang bingung menghadapi masalah besar. Dan saya sendiri butuh petunjuk dan banyak pencerahan!” Pasrahku.
“Ooohhh jadi tentang masalah yang kamu ceritakan dimasjid tadi?” Tanya mbah salman.
“Benar mbah.” Jawab singkatku
“Kalau begitu dari ceritamu tadi mbah hanya bisa memberikan sedikit wawasan saja nak! untuk solusi kamu cari dan simpulkan sendiri”. Jelas mbah salman.
Suasana menjelang penjelasan mbah salman, semua hening dan waktu serasa berhenti untuk mendengarkan penjelasan kakek tua itu. Aku mengambil rokok lintingan tangan sendiri dan menyulut api sebagai Pereda ketegangan ini, hal ini diikuti imron yang ikut terbawa suasana kala itu.
Quote:“Dengarkan nak, yang kamu hadapi itu sebenarnya adalah salah satu murid dari calonarang yang terkuat.” Jelas mbah salman!
“Hah” wajahku dan muka si imron spontan kaget dan pucat bukan kepalang!
“Caloarang kamu sudah pernah dengar legendanya di jaman raja airlangga dahulau nak?” Tanya mbah salman, hanya anggukan kepala kami berdua sebagai ungkapan sepakat dan setuju atas pertanyaan mbah salman.
Seorang calonarang janda penguasa ilmu hitam yang berasal dari desa girah kerajaan kadiri itu kalah dari mpu baradah, mpu badarah sendiri adalah orang kepercayaan raja airlangga. Setalah kekalahan calonarang adari mpu baradah sebagian besar murid calonarang dan pengikutnya lari ketimur pulau jawa dan sebagian menyebar di timur pulau – pulau jawa, membawa beberapa ajaran calonarang yang sudah ditulis di lontar. Mereka banyak yang mengembangkan ilmu dari gurunya yaitu calonarang, tapi yang ada mereka semua gagal moksa dan menjadi semacam jenglot, untuk kepala reog atau lebih familiarnya sekarang disebut “Leak”.
Dan dari beberapa lontar ilmu hitam tertingginya itu, ada yang mempelajarinya sehingga menjadi pemimpinnya dan menjadi terkuat. Tapi ya begitu masih gagal moksa nak, lha calonarang bisa moksa saja atas bimbingan mpu baradah. Para murid ini kan hanya memperlajari ilmu calonarang jelas tak bisa moksa nak.
"Dan leak terkuat inilah yang masuk ketubuh teman bulemu itu. “aku dan imron makin tak percaya akan penjelasan mbah salman dan hanya gelang-geleng kepala.
“Kamu tahu ritual atau ibadah mereka?” Tanyanya mbah salman penuh yang penuh dengan teka teki silang.
“tidak mbah” jawab kami berdua dan menggelangkan kepala kami.
Ibadah atau ritualnya untuk golongan ini, mereka lakukan dibulan – bulan tertentu. Mereka melakukan ritual dengan berpesta diatas makam anggota keluarganya yang terakhir meninggal, mereka menari dengan tarian khas mereka yaitu dengan bertelanjang bulat semua dengan mengitari makam tersebut. Mereka wajib melakukan hubungan badan, bebas untuk semua anggota yang ikut dalam ibadahnya. Laki perempuan minum bebas, minum darah, Arak dan makanannya daging manusia. Mereka memakadan daging manusia yang segar dengan cara langsung digigit dan mencabik-cabik jasad manusia itu, sebuah kenikmatan luar biasa bagi mereka hal semacam itu.
[Aku dan imron rasanya miris, mual dan enek ngebayangin sebegitunya, aliran kepercayaan mereka.]
Quote:Mereka sebenarnya sama saja nak dengan kita, mereka juga menyembah yang esa cuma caranya saja beda, cara mereka ya memang seperti itu dari dulu. Golongan ini dulu hanya bisa tunduk dan hanya bisa dikalahkan sama mpu baradah setelah membuat wabah kependuduk seantero kerajaan raja airlangga. Karena putrinya calonarang yang bernama Ratna Manggali yang tidak ada pemuda yang melamarnya, padahal anak calonarang sangat cantik tapi penduduk saat itu pada takut melihat kebiasaan ibunya yang terkenal dengan ilmu hitamnya. [persepsi mbah salman]
“Oalah bener kalau begitu mbah, makanya setelah sedikit perseteruanku dengan leak seminggu lalu warga desaku banyak yang sakit dan kesurupan mbah.sahutku pelan!
“loh sudah kejadian nak ditempat kamu?tanyanya dengan sorot mata tajam.
“sudah mbah” jawabku.
Mbah salman diam dan masih berfikir, suasana kami saat itu hening akan ucapku barusan. Dan mbah salman kelihatannya tak mau ambil pusing soal kejadian yang menimpa desaku, “untung masih satu desa nak, coba satu kecamatan atau satu kabupaten. Bisa jadi heboh kamu nak, Dulu saja waktu raja airlangga seluruh kerajaannya yang terkena wabahnya.” Timpal mbah salman. Setelah itu beliau mulai kembali memandang kitab tuanya itu.
Quote:“Kamu pernah dengar kisah syekh al bakir penumbal tanah jawa?”tanya mbah salman.
“Pernah sedikit-sedikit mbah” jawabku.
Dulu saja saat menempuh ilmu agama sama tono saja tidak sampai lulus, karena sudah tidak ada biaya. Gimana mau belajar secara lengkap, hatiku hanya bisa merasa miskin ilmu saat mendengar cerita dari kakek tua ini.
Setelah itu Mbah salman berdiri dan berjalan mengambil salah satu kitab yang sangat usang warnanya kuning kehitaman, serta sedikit berdebu dan kelihatan kertasnya sudah rapuh. Mbah salman kembali ketempat duduknya, dan membuka pelan-pelan kitab itu. Mbah salman terlihat membaca dalam hati, suasana tampak hening sedang aku dan imron hanya memperhatikan wajahnya dari depan mbah salman.
“Ini lo nak kalau tak percaya,” kata mbah salman sambil menunjukkan isi kitab itu kepada kami. Dan mulai menjelaskan kembali tentang isi kitab tua tersebut.
Di awal abad ke 14 kesultanan turki yang mulai berkespansi ke wilayah timur jauh ke daratan asia , dengan mengirimkan da’i dan para ulama’nya untuk menyebarkan agama sang ilahi. Akan tetapi semua itu mengalami kegagalan saat memasuki asia tenggara khususnya tanah jawa. Dikisahkan mereka para dai sebagian hanya sampai dilaut jawa saja, sebagian baru memasuki pesisir utara pulau jawa! saat kedatangan mereka diketahui para pengikut dan para murid calonarang ini, mereka akan dengan segera membinasahkan dilaut jika ketahuan dilaut. Dan membunuh dipesisir utara pulau jawa sebelum masuk lebih dalam ke pulau jawa.
Korban dari timur tengah saat itu sudah banyak nak. Akhir cerita sang sultan Muhammad I atau [Mehmed 1 dalam Bahasa turki] seperti dalam kitab ini, mengirim seorang ulama pilihan yang alim dari Persia [sekarang Iran], dikisahakan dalam kitab ini kehidupan syekh al baqir ini dari kecil di didik khusus ilmu agama,meteorology,ekologi dan geofisika, Khusunya ilmu kebatinan dan ahli ru’yah. Dikitab ini nak syekh al baqir termasuk salah satu keturunan nabi kita, kalau dilihat dari nasabnya.
Barulah sejak itu, golongan ini bisa dikalahkan oleh syekh subakir. Dan proses islamisasi di asia tenggara khususnya islamisasi dijawa mulai pelan-pelan merasuk dan menyebar ke nusantara sampai sekarang. [persepsi mbah salman]
“Jadi yang garis besarnya nak yang disebut dan dibahas dalam kitab-kitab yang mbah kaji selama ini, yang bisa mengalahkan Leak sakti dari calonarang ini hanya beberapa orang sseperti mpu baradah, syekh Subakir, beberapa sunan dan beberapa keturunan syaikh al Baqir.” Jelas mbah salman.
‘Dalam diamku aku menjerit seakan mau menyerah dengan keadaan…..Aduhhh, sampai sebegitu hebatnya yang melawan golongan pengikut calonarang ini, orang-orang hebat dan terkenal dizamannya. Apa aku sanggup, sedang aku hanya orang biasa teramat sederhana tak punya apa-apa dan sedikit ilmu ini. Dulu saja lawannya saja sekelas mpu dan syekh, sekarang hanya seorang yang tidak ada apa-apanya! tambah makin kacau pikiranku, iya kalau menang kalau kalah bukan hanya keluargaku saja yang binasa, bisa-bisa satu kota bakal terkena imbasnya……[pening juga lama-lama kepalaku memikirkan penjelasan mbah salman]!’
Quote:Tapi nak diakhir kitab ini ditulis pesannya. “Hanya kepada yang maha kuasalah kita berserah dan meminta, karena dia maha segalanya. Setiap ilmu datang dari langit , mahluk bumi sebagai wadahnya. Bumi pula sebagai sumber dan akhir kehidupan mahluknya.”
Tiba – tiba suara ringtone hp jadulku bernyanyi, memangil aku menghentikan pemberian pencerahan mbah salman. Tertera nama andi ajudan anne yang ingin berbicara denganku.
Assalamualaikum,,,,mas,,,mas,,,mas umar! Tanyanya agak cepat
Walaikum salam, mas! iya, ada apa ya!!!kok panik, ada apa disitu? Tenang..tenang mas…Kataku penasaran dan menenangkan kepanikan andi.