KuwuRTAvatar border
TS
KuwuRT
Jurnalis yang Videonya Diviralkan untuk Sudutkan Novel Baswedan Angkat Bicara
Jakarta - Potongan video pemberitaan NET TV saat penyidik KPK Novel Baswedan dirawat di Singapura pada 2017 viral. Reporter NET TV yang saat itu meliput ke Singapura, Delviana Azari, buka suara tentang kondisi Novel yang dilihatnya saat itu.

Potongan video tersebut ramai dibahas dan diunggah ulang di Twitter dengan narasi yang menyebut tak terlihat luka di mata dan pipi Novel. Padahal saat itu Novel baru disiram air keras.

Baca juga: KPK Jelaskan Kondisi Mata Novel Baswedan yang Dituding Rekayasa

Delviana, yang saat itu langsung ke Singapura untuk membuat pemberitaan tentang kondisi dan proses perawatan Novel, memberi penjelasan. Menurutnya, kondisi mata Novel saat itu sudah tidak seperti orang normal.

"Di akun yang sempat viral itu kan mempertanyakan kondisi matanya yang katanya it looks too fine. Kalau gue boleh menceritakan apa yang gue lihat saat itu, kondisi mata dari Novel Baswedan itu. Kan waktu sebelum berangkat beliau kan sempat diperban, nah waktu itu udah nggak diperban. Udah dilepas, tapi di sekitar jidat di sekeliling mata kayak ada oranye-oranye kayak Betadine gitu. Yang paling miris adalah kondisi bola mata kalau menurut akun itu it looks so fine, gue lihat miris bola mata yang gue lihat, yang gue rekam, mata kita beradu pandang, fokus gue ke bola matanya, bola matanya saat itu warnanya kayak kelereng kehijauan dan sama sekali tidak terlihat normal, itu menurut gue yang gue lihat," ujar Delviana, Kamis (7/11/2019).

Screenshot YouTube Delviana Azari menjelaskan soal video Novel di Singapura.

Hal itu disampaikan Delviana melalui video yang dia unggah di akun YouTube pribadinya. detikcom telah mengontak Delviana dan diperbolehkan untuk menggunakan penjelasannya di video itu, untuk kepentingan pemberitaan.

Delviana mengatakan video itu diambil sekitar 19 April 2017 di Singapore General Hospital. Saat itu, dia merekam Novel yang sedang dibawa menuju ambulans untuk pemeriksaan lanjutan dengan kamera ponselnya.

Dia juga menjelaskan tentang kondisi kulit di sekitar mata Novel yang disebut baik-baik saja. Delviana menyebut saat itu dia sempat menanyakan hal itu ke Novel.

"Nah beliau sempat bilang perawatan di rumah sakit di Singapura sangat baik, recommended, sehingga luka di kulitnya cepat pulih," ucapnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Tudingan Rekayasa Penyiraman Air Keras Novel Baswedan

Delviana pun mempertanyakan mengapa video itu baru dibahas setelah dua tahun lebih. Dia heran mengapa ada orang yang berpikir kalau peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel itu setting-an atau rekayasa.

"Kalau memang ini ini rekayasa, masa iya sih rumah sakit di luar negeri mau diajak kongkalikong, ini yang dipertaruhkan martabat bangsa. Kedua adalah penjagaan. Kita pikir pakai logika, dia dijaga, dikawal, tapi saat gue ngerekam kalau itu memang setting-an pasti mereka nggak akan izinin gue ambil gambar kondisi saat itu logikanya dong," ucapnya. (haf/fjp)

Reporter Net Ready Call Tali Band

mbak ny pasti ready call ini, nastaik cebong sekobokan serbu.....

nasbung kampret yang bilang kasus penusukan wiranto rekaya juga boleh gabung

emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak

kakak pembina assemble

hawk :

analisa menyeluruh https://m.kaskus.co.id/post/5dbc515b...cad76fdc27c3f3





unicorn phenex :

analisa cctv





hankz :

kesimpulan



melawan




emoticon-Ngakak


siapakah yang benar ? kakak pembina vs tempo

emoticon-Ngakak

bonus :

panutan kakak pembina



cara kerja kakak pembina







emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak

Diubah oleh KuwuRT 07-11-2019 11:09
Quadpixel
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 8 lainnya memberi reputasi
7
5.6K
86
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.