i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Wakil Ketua DPRD Tak Puas: Pembahasan Anggaran DKI Tak Transparan


Wakil Ketua DPRD Tak Puas: Pembahasan Anggaran DKI Tak Transparan



Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengaku pembahasan rencana anggaran Jakarta tahun 2020 tidak maksimal. Soalnya, penyerahan materi pembahasan rencana anggaran oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dirasa terlalu mendadak dan tak transparan.

"(Rencana anggaran) lem Aibon itu kecil. Banyak lagi transparansi yang kurang. Contoh rapat komisi, bahan-bahan yang akan kita bahas, jumlah miliaran, baru dikasih H-1 menit," ucap Zita di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2019).

Menurut putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ini, seharusnya ada kepercayaan antara DPRD dan Pemprov sehingga bisa menciptakan pembahasan anggaran yang transparan dan akuntabilitas yang terjaga.

"Kalau begini terus, nggak ada trust, kita tak bisa kerja. Dari kami itu maksimalkan fungsi DPRD. Kalau ngomong anggaran, kasih dong dokumen terkait, jangan kita disuruh raba-raba, ini apa ya," protesnya.

Saat ini, pembahasan rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) sudah memasuki masa-masa akhir. "Hampir selesai tapi tidak transparan dan akuntabel," kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
sumber




Itu yang bicara Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, dari Partai pendukung Anies Baswedan. Bukan dari PSI, anak dan partai kemarin sore yang nyari panggung kalau kata istilah Anies.

Ada yang pernah melihat bagaimana anggota Dewan disana setuju atau tidak setuju dengan rencana anggaran yang diajukan Pemprov? Jangan ketinggian mikirnya. Gak ada itu namanya pembahasan sampai sekecil-kecilnya. Bahkan kalau ada anggaran titipan yang diloloskan disana, jika hal itu tidak dipertanyakan anggota Dewan, tinggal ketok palu, sah!

Sekarang coba kita berpikir jernih, jika kita diminta untuk menyetujui pembiayaan atau pembelian barang misalnya, lalu kita diberi waktu hanya 3 hari, lalu kita diberikan sebuah draft, apakah kita akan memeriksa satu persatu barang-barangnya? Lalu apa yang akan kita perbuat? Menyetujui! Ya, itu. Hanya itu yang akan dilakukan, karena daripada kita capek, duit juga bukan duit kita, ya lebih baik disetujui. Apalagi kalau pembahasan rancangan pembelian tersebut tidak selesai, maka kita tidak bisa menerima gaji selama 6 bulan. Enak? Apakah nantinya disana ada pembelian fiktif? Barang tidak berguna? Proyek fiktif? Markup pembiayaan? Bodo amat. Bukan duit gue! Toh gue gak rugi untuk menyetujui.

Kalau kita melihat trend kenaikan anggaran sejak tahun 2018, nilainya sangat fantastis. Ada item-item yang anggarannya bisa naik hingga 50 kali lipat! Bahka ada anggaran yang sudah diberikan tapi proyeknya tidak jalan alias mandeg. Lalu kemana larinya uang tersebut?

Sejak awal. anggaran DKI Jakarta 2020 memang berbau busuk. Seperti ada hal-hal yang ditutup-tutupi. Entah apa, entah siapa yang bermain dalam hal ini. Meskipun hanya tercium baunya, tapi itu nyata.

Banyak pos pembelanjaan yang ajaib. Banyak proyek yang markupnya luar biasa. Bahkan soal kajian revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan baru saja dipotong anggarannya, dari Rp 75 M Jadi Rp 4,4 M! Itu baru kajian. Bukan revitalisasinya.

Jika kita berbicara soal Taman Margasatwa Ragunan, maka kita akan bisa mengaitkan dengan 1nama yang tidak asing lagi. Silakan ditebak sendiri.

Kalau pendukung-pendukung Anies Baswedan menganggap bahwa serangan-serangan terhadap Anies adalah bentuk kebencian atau sakit hati, salah besar! Mereka harus berkaca. Anies pun harus berkaca.

Sekarang ini, semua kritik keras terhadap Anies dibalas dengan menyeret Ahok. Ahok dinarasikan terindikasi korupsi, soal lahan, soal bus Trans Jakarta, dan lain-lain. Baik, jika itu yang dianggap benar, lalu apa alasan mereka memilih Anies? Program? Ok, taruhlah program. Lalu ketika ada program-program yang tidak jalan, tidak sesuai dengan janjinya dahulu, bagaimana? Kembali Ahok diseret-seret. Bahkan Jokowi ikut terseret.

Lalu ketika ada markup anggaran yang tidak semestinya, yang ditemukan sebelum anggaran tersebut disahkan, apa jawabannya? Justru yang menemukan anggaran aneh, yang punya niat menyelamatkan uang masyarakat DKI Jakarta diserang pendukung Anies habis-habisan. Ini aneh. Anggaran yang aneh dan nilainya fantastis jelas terindikasi korupsi! Lalu kalau soal begini Anies dibela, apa yang diharapkan dari seorang Anies Baswedan? Betul bukan dia yang menganggarkan (ini juga kita tidak tahu, atas perintah siapa dan titipan siapa, sebab semua orang bisa mengelak). Jika pendukung Anies menuduh Ahok menghambur-hamburkan uang masyarakat DKI Jakarta, lalu kenapa mereka tak terima kalau Anies sekarang ini, bahkan sejak dia menjabat juga menghambur-hamburkan uang APBD?

Lalu kalau ternyata tak ada bedanya, apa yang membedakan?
Jelas akhirnya terjawab, asal seiman.
Peduli setan menghambur-hamburkan uang APBD yang penting seiman.

Dan ketika agama pada akhirnya kembali dijadikan sandaran untuk melakukan pembenaran, game over.

Kita butuh pahlawan.
Pahlawan yang siap mati pada akhir cerita.

kaoru koganeisebelahblog4iinch
4iinch dan 52 lainnya memberi reputasi
51
10.4K
161
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.