• Beranda
  • ...
  • Fashion
  • 6 Cara Tepat Merawat dan Memilih Pakaian Supaya Ramah Lingkungan

benben1404Avatar border
TS
benben1404
6 Cara Tepat Merawat dan Memilih Pakaian Supaya Ramah Lingkungan
Gan Sis pernah denger istilah fast fashion?




Fast fashion adalah model bisnis yang kini banyak diterapkan oleh sejumlah brand dalam industri fesyen. Brand-brand yang sering kita jumpai, seperti H&M, Uniqlo, dan Zara, termasuk beberapa pelakunya. Mereka memproduksi pakaian secara besar-besaran dan terus menerus, dengan harapan bisa memberikan akses pakaian yang murah bagi konsumen.

Tapi, murah bukan berarti ramah, Gan. Produksi secara besar-besaran dan terus-menerus tentu menghasilkan limbah industri yang nggak sedikit.  Bahkan, dilansir dari Metro UK, limbah yang dihasilkan dari industri fesyen disebut-sebut sebagai penyebab pencemaran lingkungan terbesar  kedua setelah minyak.



Menanggapi hal ini, beberapa desainer pun mulai mengusung konsep fesyen berkelanjutan, atau sustainable fashion dalam koleksi mereka. Konsep ini mewajibkan keseluruhan bahan, serta proses produksi pakaian dilakukan secara ramah lingkungan.

Nggak hanya desainer aja yang bisa ambil bagian dalam pengurangan limbah pakaian. Kita, sebagai konsumen dan pengguna juga bisa ikut mendukung konsep fesyen berkelanjutan ini, dengan memilih dan merawat pakaian dengan tepat.

Ini dia caranya:


1. Perhatikan label perawatan pakaian

Langkah pertama ini memang kelihatannya sederhana, tapi penting banget buat kelangsungan pakaian.



Supaya nggak ribet, kebanyakan dari kita bakal menyatukan semua jenis pakaian ke dalam satu mesin cuci, atau meletakkan semuanya dalam satu tumpukan saat disetrika. Padahal, tiap baju punya bahan dan cara perawatan yang nggak bisa disamakan, yang bisa dilihat dari label-nya.

Pada label ini biasanya dituliskan anjuran perawatan mulai dari pencucian, penggunaan pemutih, penjemuran, sampai cara menyetrika.Label tersebut disematkan tentu bukan tanpa alasan, kan? Jadi sebaiknya ikuti anjuran perawatan tersebut supaya pakaian lebih awet, nggak mudah rusak, dan kita nggak perlu terus menerus membeli baju baru.
 

2. Jangan terlalu sering mencuci baju

“Pada dasarnya, dalam hidup, jika Anda tidak benar-benar perlu membersihkan apapun, jangan bersihkan," ucap desainer Stella McCartney, salah satu pelaku konsep sustainable fashion. Para pelaku industry fesyen lainnya pun sering menyatakan kalau baju sebenarnya nggak perlu dicuci terlalu sering.



Baju yang cuma digunakan sebentar dalam keadaan nggak berkeringat, misalnya, bisa dipakai lagi dalam lain kesempatan. Jaket, serta pakaian luar lainnya juga nggak perlu dicuci setiap kali habis pakai.
 
Mencuci pakaian jelas membutuhkan air dan listrik. Metro UK mengatakan kalau setiap rumah rata-rata menghabiskan sekitar 50,000 liter air untuk mencuci pakaian!



Kalau memang harus mencuci, McCartney mengatakan lebih baik menggunakan air ber-temperatur rendah, serta menggunakan deterjen cair. Deterjen bubuk akan menciptakan gesekan di baju selama dicuci, sehingga banyak serat yang akan terlepas dan baju jadi mudah rusak. Deterjen cair yang lebih lembut akan mengurangi gesekan dan serat yang lepas, sehingga baju jadi tahan lama.
 

3. Pilih bahan yang tepat



Selain memperhatikan petunjuk perawatan, label bahan juga harus diperhatikan sebelum membeli pakaian. Penggunaan bahan alami, seperti kapas dan katun nggak selalu berarti baik. Justru bahan-bahan inilah yang paling merusak alam. Pakaian yang ramah lingkungan adalah pakaian yang mencantumkan logo daur ulang pada labelnya, karena menggunakan bahan-bahan hasil daur ulang.
 

4. Pertimbangkan 'masa hidup' baju

Sebuah riset dari sebuah badan amal Barnardos menemukan wanita mengenakan busana rata-rata tujuh kali sebelum akhirnya dibuang. Ini jadi kebiasaan yang makin menyuburkan praktik fast fashion.



Konsultan kelestarian lingkungan Eco Age menyarankan untuk mempertimbangkan 'masa hidup' atau ketahanan baju sebelum dibeli. Mereka punya kampanye #30wears, yang juga bisa kalian lakukan nih. Mereka mendorong pembeli baju untuk memikirkan apakah baju yang ingin dibeli bisa dipakai hingga 30 kali atau lebih. Jika iya, barulah baju tersebut layak dibeli.
 

5. Permak baju yang rusak

Daripada membuang pakaian yang robek atau rusak, lebih baik kita coba perbaiki dulu kerusakan kecil pada pakaian kita. Kalau memang kerusakan pada pakaian tersebut udah parah dan nggak layak pakai meski udah dipermak, kita masih bisa mendaur ulang dan menyulap pakaian tersebut menjadi barang lain.



Jins yang rusak, misalnya, bisa dijadikan dompet atau tas belanja. Ide-ide DIY kaya gini udah banyak banget ditemuin di internet. Nggak ada salahnya buat nyoba.
 

6. Pilih kualitas ketimbang kuantitas



Lebih baik berinvestasi pada baju yang agak mahal namun punya bahan yang bisa awet bertahun-tahun, daripada membeli banyak baju murah yang mudah rusak dan harus diganti berkali-kali. Seringkali, kita tergoda untuk beli satu baju karena modelnya yang bagus dan harganya yang murah, tanpa memperhatikan kualitasnya. Kebiasaan ini nih yang membuat fast fashion semakin menjamur.


SUMBER
panci.gosong
kudanil.la
lina.wh
lina.wh dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fashion
Fashion
icon
16KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.