ningdidienAvatar border
TS
ningdidien
Waspada Kelainan pada Bayi, Kenali dan Cegah Penyakit Mikrosefali Sejak Dini
Sumber Gambar
Mengenali Mikrocefali sebagai Tanggap Darurat Anak

Menjadi seorang ibu merupakan suatu kebanggaan bagi kaum hawa, dimana hal tersebut menjadi pembuktian bahwa dirinya benar perempuan sejati.
Rasa lelah setelah mengandung selama kurang lebih 40 minggu terbayarkan dengan kelahiran si buah hati di dunia.


Tetapi tidak jarang pula ada kejadian yang membuat mengharu biru setelah proses kelahiran, seperti kondisi bayi yang tidak sempurna maupun hal-hal lain yang tidak diinginkan. Tentunya hal ini akan menjadi pukulan tersendiri bagi kaum ibu dan keluarga secara khususnya.


Salah satu kondisi yang tidak diharapkan yaitu kelainan yang disebut Mikrosefali.
Kelainan ini adalah kondisi ketika lingkar kepala bayi secara signifikan lebih kecil dari kondisi normal, biasanya disebabkan karena perkembangan otak yang tidak normal, paparan racun, ataupun sindrom kelainan bawaan.


Dokumen Pribadi


Istilah ini saya ketahui sewaktu mengikuti kegiatan Sharing Session di Kota Malang Jawa Timur bersama para volunteer Indonesia Care for RARE Diseases. Saat itu dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A sebagai salah satu pembicara sekaligus penulis buku Mengatasi Gawat Darurat pada Anak menjelaskan mengenai kelainan ini.


Quote:


Beberapa faktor penyebab Mikrosefali


1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kondisi bayi dalam kandungan. Beberapa kelainan bawaan seperti Sindrom Down, Sindrom Patau, Sindrom Edward, dll

2. Infeksi Virus
Meski sebagian besar disebabkan kelainan genetik namun dapat pula karena infeksi kelompok virus akibat dari konsumsi alkohol selama kehamilan.

3. Malnutrisi/kekurangan nutrisi selama kehamilan
Selama kehamilan banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat berakibat seperti defesiensi asam folat atau hipotiroidisme, maupun diabetes.

Bila terjadi gangguan setelah kelahiran bayi,bisa saja disebabkan karena cedera otak semasa kahamilan yaitu penyatuan tulang-tulang penyusun tengkorak yang terlalu dini (kraniosinostosis) atau pertumbuhan otak yang kurang, stroke, atau ensefalopati hipoksikiskemik maupun karena paparan racun.


Quote:



Gejala dan Dampak Mikrosefali pada Bayi

Gejala mikrosefali dapat diketahui dari hasil diganosis medis. Gejala yang ditimbulkanpun bervariasi tergantung dari penyebab serta tingkat mikrosefalis itu sendiri.
Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kejang/ hiperaktivitas dan fungsi otot abnormal yang terkait gangguan sistem saraf, hal ini bahkan dapat mengancam jiwa karena otak yang lebih kecil dan kurang berkembang sehingga dapat mengalami banyak masalah.


Sedangkan secara umum efek mikrosefalus pada tumbuh kembang bayi menyebabkan cacat intelektual (penurunan kemampuan untuk belajar dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari) dan hambatan perkembangan tubuh (duduk, berdiri, dan berjalan), masalah dengan gerakan dan keseimbangan, keterlambatan bicara atau bahkan kehilangan pendengaran yang disebabkan otak pada bayi tidak berkembang sempurna semasa dalam rahim.


Sumber Gambar


Penanganan dan Perawatan


Hingga saat ini belum ditemukan obat penyembuh untuk penyakit ini, bahkan kondisi ini akan dialami seumur hidup.
Untuk penangannanya sesuai dengan tingkat gejalanya dengan melakukan perawatan suportif, manajemen gejala, dan pemantauan ketat yang dapat membantu tumbuh kembang anak, termasuk melakukan terapi dan memastikan asupan gizinya.
Dalam hal ini pula memerlukan pemeriksaan secara rutin untuk memantau tumbuh kembang anak dan perawatannya secara khusus.


Sementara, apabila mikrosefalus disebabkan oleh penyatuan tulang-tulang penyusun tengkorak yang terlalu dini, maka diperlukan tindakan pembedahan.
Namun, apabila penyebabnya adalah kelainan bawaan, maka tidak ada penanganan yang dapat dilakukan untuk menormalkan ukuran kepala bayi dengan mikrosefalus.


Bila kita menjumpai kondisi seperti itu, yang kita butuhkan adalah dengan memberikan dukungan, mungkin bisa dengan saling bertukar cerita dan saling menghibur.
Karena sulitnya kondisi ini, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau progres tumbuh kembang janin dalam rahim, menjaga kondisinya serta nutrisi selama masa kehamilan.

Sumber Gambar


Bukankah mencegah itu lebih baik dari pada mengobati?
Yuk kenali gejalanya agar kita bisa menimalisir kemungkinan terjadinya kelainan ini pada orang disekitar kita.

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Jangan lupa tinggalkan jejak yang sudah mampir

Penulis : ningdidien
Referensi : Disini Disini dan Opini Pribadi
Diubah oleh ningdidien 03-11-2019 14:32
tata604
makola
somplaktajir13
somplaktajir13 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
12.4K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.