astrophelAvatar border
TS
astrophel
Teman Sebangku


Hari ini semesta iseng mempertemukan gw dengan teman sebangku zaman SD dulu.

emoticon-Ngakak (S)

Padahal gw lagi di sebuah mall di kota Depok yang kecil kemungkinan bertemu teman sekolah (dari SD sampai SMA gw di Jakarta Timur). Niat awal mencari barang, malah berakhir senda-gurau sampai berjam-jam di restoran siap saji.

Setelah Ashar kita pulang setelah sebelumnya bertukar nomor ponsel dan akun IG. Sampai sekarang masih ketawa sendiri. Otak mulai mencari-cari cerita lama yang mungkin terpendam sekian tahun di lobus frontalis.

Sekolah bukan sekadar cerita rok/celana merah, biru, atau abu-abu. Persepsi kita saat dewasa dominan dipengaruhi masa-masa ini. Saling sindir nama orang tua, bagaimana cinta pertama terjalin, drama teman makan teman, bagaimana kita bersikap terhadap lingkungan, dan bekal ilmu untuk mengarungi kehidupan sesungguhnya.



Masa ketika kita nggak perlu memikirkan beban tanggung jawab karena yang ada di pikiran kita saat itu hanya belajar, berteman, dan bermain. Masa di mana buku rapor adalah benda sakral kedua setelah kitab suci yang harus kita jaga betul-betul.

Masa di mana kita belajar rasis karena mengenal fakta tentang kasta tempat duduk. Deretan depan anak pintar atau mereka yang memiliki kualitas penglihatan kurang baik. Deretan tengah yang random, ada anak pintar, biasa saja, atau mereka yang gemar bersosialisasi. Terakhir deretan belakang yang identik dengan biang ribut, tukang melawak, dan trouble maker di kelas.



Masa di mana kalau mau ngumpul hanya perlu spontanitas ajakan, nggak perlu itu grup WA yang harus chat dulu cuma untuk ketemuan. Setelah ketemuan pun sudah nggak sehangat dulu. People change, yaaah hidup kan nggak selamanya satu naungan, ritme, tujuan, dan kepentingan, kan?

Ibarat dahulu kita ngumpul bareng karena suka Real Madrid. People change, pada akhirnya kesukaan berubah. Misal lu sekarang suka Juventus sementara gw sekarang suka Persikabo Bogor. Kalau ketemuan lagi apa yang dibahas? Nggak nyambung kan. Karena Real Madrid yang dulu kita suka bersama-sama tinggal remah-remah kenangan saja di kepala. Akhirnya sibuk sendiri-sendiri dan hati pun patah karena faktanya kehilangan sahabat/teman yang sudah kaya keluarga jauh lebih menyakitkan daripada kehilangan pacar.

emoticon-Frown

Mau bagaimana lagi, memang masanya sudah habis, kan? Semua berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Kita jadi belajar untuk menikmati momen dengan siapa pun dan di mana pun karena kita nggak pernah tahu kapan itu semua akan berlalu. Menikmati masa muda untuk kenangan manis ketika dewasa karena memang mustahil terulang lagi.



Gara-gara pertemuan ini gw berusaha keras mengingat semua teman-teman sebangku gw dari zaman SD sampai SMA. Alhamdulilah otak masih mengingat semua!

Kalian penghuni H2H masih bisa nggak mengingat teman-teman sebangku kalian dari SD sampai SMA?

emoticon-Big Grin

Teman-teman sebangku gw:

SD
1. Sandra
2. Widi
3. Widi
4. Widi
5. Deni
6. Deni

SMP
1. Evie/Pearly (pindah-pindah)
2. Tri/Yuni (pindah-pindah)
3. Faiza

SMA
1. Dea
2. Esna/Mori (pindah-pindah)
3. Irma

emoticon-Pelukemoticon-Kiss

Oh ya, yang punya kenangan juga boleh cerita di sini.

emoticon-Embarrassment
tata604
lina.wh
NadarNadz
NadarNadz dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4.5K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.