Bedak saripohatji bermula dari ramuan Ny. Siti Marijah yang membuat bedak dingin untuk digunakannya secara pribadi pada tahun 1927. Lalu tetangga yang juga mencoba ramuannya merasakan khasiat yang ampuh mengatasi jerawat. Sejak saat itulah Ny. Siti Marijah mencoba berbisnis bedak saripohatji yang berasal dari nama Dewi Beras Saripohatji. Puncak kejayaan bedak ini terjadi pada tahun 1960 hingga 1980 di Bandung.




Tanpa bahan kimia, bedak saripohatji masih bertahan hingga saat ini. Bedak yang bahan baku utamanya terbuat dari tepung beras ini juga dikombinasikan dengan daun suji, daun jambu, daun mangkokan, daun teklan hingga daun beung beureuman. Bahan alami inilah yang membuat bedak saripohatji mampu mengatasi jerawat dan kulit wajah yang kusam karena tanpa efek samping.




Uniknya, bedak saripohatji bukan dalam bentuk bubuk namun dalam bentuk menyerupai pil. Bahkan proses pembuatan bedak ini masih manual sehingga dikerjakan oleh para tangan terampil. Proses pembuatan bedak hingga kemasannya pun masih setia dengan kemasan yang lama. Meski begitu, produksinya bisa mencapai ratusan dus dan cukup laku di pasaran bahkan kini dijual secara online. 




Seiring berjalannya waktu, bedak perawatan kulit saripphatjipernah mengalami kenaikan harga, namun tak terlalu signifikan. Produk tersebut bisa dibilang menjadi produk termurah dengan kualitas sama seperti produk skincare organik yang ada saat ini. Harganya pun mulai dari Rp. 1500 sampai dengan Rp 5000 saja. Harga yang sangat terjangkau dijaman yang serba melambung tinggi ini.



Meski sudah diproduksi selama 92 tahun, namun kemasan dari bedak "Saripohatji"tetap mempertahankan bentuk orisinilnya. Bukan karena tak berinovasi, akan tetapi supaya bedak tersebut tetap dikenal dari masa kemasa.

Soal kualitas masih tetap ampuh untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit wajah. Belakangan ini sudah ada produk palsu yang beredar akan bedak tersebut, jadi sebelum membeli pastikan dulu keaslian bedak tersebut atau membeli ditempat yang terpercaya.

Bukanlah hal yang mudah mempertahankan suatu produk, apalagi sampai 92 tahun. Belum lagi dengan hadirnya berbagai macam skincare local maupun luar. Namu bedak saripohatji tetap mempertahankan kualitasnya sebagai modal untuk bertahan dipasar perawatan dan kecantikan.