i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Spesialnya Pos Menhan Prabowo: Bisa Isi Kekosongan Presiden-Wapres


Spesialnya Pos Menhan Prabowo: Bisa Isi Kekosongan Presiden-Wapres

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon Menteri Pertahanan (Menhan) Presiden Joko widodo (Jokowi). Bersama dengan Mendagri dan Menlu, pos Menhan ini begitu spesial. Jika Presiden tidak bisa menjalankan kewajibannya, tiga menteri tersebut bisa melaksanakan tugas kepresidenan untuk sementara. Begini aturannya.

Aturan terkait pendelegasian tugas kepresidenan tersebut diatur dalam UUD 1945. Merujuk UUD 1945 Pasal 8 ayat 1, pertama-pertama disebutkan bahwa Presiden yang meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak bisa melakukan kewajibannya akan digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya.

Setelah itu, MPR harus memilih Wakil Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 8 ayat 2:

(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.

Namun, apabila hal baik Presiden atau Wakil Presiden tidak bisa menjalankan kewajibannya, maka tugas tersebut dialihkan kepada beberapa menteri. Salah satunya Menteri Pertahanan. Hal tersebut diatur dalam Pasal 8 ayat 3:

(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksanaan tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.

Sebelumnya, Prabowo memenuhi panggilan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakpus. Prabowo mengaku diminta oleh Jokowi untuk membantunya di bidang pertahanan atau menjadi menteri pertahanan.

"Saya diizinkan menyampaikan, saya diminta membantu beliau di bidang pertahanan," kata Prabowo setelah bertemu dengan Jokowi di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10) kemarin.

PPP Yakin Prabowo Tak Tikung Jokowi

PPP tak mempermasalahkan merapatnya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke koalisi pemerintah dan menjadi calon menteri pertahanan (menhan). PPP yakin Prabowo tak akan menikung Jokowi.

Wasekjen PPP Achmad Baidowi mengatakan, dengan masuknya Prabowo ke gerbong koalisi, Awiek mengatakan tidak akan ada 'matahari kembar' di pemerintahan. Awiek menyinggung sikap kenegarawanan Prabowo sebagai prajurit yang akan profesional dan mengkhianati atasannya.

"Kalau Pak Prabowo masuk ke kabinet, saya kira beliau profesional. Beliau prajurit, akan melihat, akan taat asas, tegak lurus terhadap ketentuan perundang-undangan. Beliau sudah teruji itu, artinya dia tidak akan mengkhianati atasannya gitu, yakni yang memberikan mandat, Pak Jokowi. Saya kira tidak akan terjadi tikung-menikung ataupun salip-menyalip di tikungan akhir, saya kira nggaklah," kata Awiek.
(fjp/dnu)
sumber

☆☆☆☆☆☆☆☆

Hmmmm....
Mulai banyak yang membahas posisi strategis Prabowo di kursi kabinet.
Bahkan pengamat LIPI yang selama pilpres cenderung memojokan Jokowi justru sekarang berpendapat bahwa dengan duduknya Prabowo di kursi Menteri Pertahanan bisa berakibat adanya militerisme ditubuh pemerintah yang berimbas kepada kehidupan rakyat.

Belum lagi ketakutan akan kembalinya aroma Orde Baru dalam pemerintahan Jokowi yang kedua kalinya ini.

Ramai-ramai mulai curiga.
Ada yang pragmatis.
Ada yang pesimis.
Ada yang optimis.

Sebenarnya semuanya sangat berlebihan. Jokowi meminta Prabowo untuk duduk di kursi Menteri Pertahanan, disamping keinginannya untuk memutus mata rantai perpecahan di rakyat akibat pilpres yang sangat tajam, sebenarnya juga memberi kesempatan kepada Prabowo untuk membuktikan semua ucapannya mengenai pertahanan keamanan bangsa dan negara. Apalagi Prabowo dengan bahasa yang halus telah menjelaskan bahwa dia mendapat mandat untuk mengerjakan apa yang diinginkan oleh Jokowi. Bisa jadi ada pembicaraan rahasia diantara mereka berdua mengenai broker alutsista, atau hal lain yang berhubungan dengan ideologi Pancasila yang kian terancam. Hanya mereka yang tahu.

Bicara mengenai militerisme, memang harus diakui bahwa Prabowo didalam kehidupannya terlalu kaku, terlalu lekat dengan militeristik. Ini bisa kita lihat kiprahnya didalam mengelola partai Gerindra yang terkesan mengedepankan militerisme. Apalagi hampir sebagian besar petinggi Gerindra diisi oleh orang-orang yang pernah berkecimpung dengan militer, termasuk para pengawal pribadinya.

Anggap sekarang ini tugas Jokowi untuk lebih mensipilkan diri Prabowo. Meskipun dia kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, akan tetapi dia akan selalu berhadapan dengan banyak warga sipil di kabinet. Mereka akan berdiskusi dan berdebat mengenai jalannya pemerintahan didalam sidang kabinet atau rapat terbatas kabinet.

Dan sebagai mantan tentara, dia pastinya tahu persis kepada siapa dia harus loyal. Hirarki militer itu jelas, tegak lurus keatas sampai ke panglima tertinggi TNI. Dan panglima tertinggi adalah Presiden, tak peduli presiden dijabat oleh sipil atau mantan militer.

Lagipula, andai terjadi hal-hal yang krusial sekalipun, jika presiden dan wakil presiden berhalangan sementara atau tetap, pengelolaan pemerintahan tetap dipegang secara kolektif, bukan perorangan. Jadi tak bisa hanya Menteri Pertahanan sendiri yang mengelola pemerintahan. Dan militer, pastinya tak lantas tunduk pada Menteri Pertahanan jika alasannya adalah kepentingan Pribadi. Semua prajurit pasti tunduk kepada perintah Panglima TNI.

Jadi tak perlu ada yang dibesar-besarkan. Terlalu naif jika mencugai Prabowo secara berlebihan. Lagipula mungkin ucapan Adian Napitupulu itu benar, bahwa sebenarnya Prabowo hanya butuh jabatan menteri dalam pemerintahan Jokowi. Prabowo butuh ruang untuk menjabarkan semua pemikirannya didalam pertahanan keamanan. Dan didalam ketahanan pangan, untuk menjabarkan pemikirannya pasti dibutuhkan orang yang paham dengan pemikiran Prabowo. Dan pastinya dia adalah orang yang dekat dan sering berdiskusi dengan Prabowo. Untuk itulah Eddy Prabowo diplot sebagai Menteri Pertanian, semata-mata untuk membuktikan apakah pemikiran Prabowo itu benar atau hanya bualan kosong semata. Indah dalam teori tapi nihil dalam prakteknya.

Prabowo mungkin benar seperti apa yang dikatakan GusDur. Dia adalah orang yang paling ikhlas. Mungkin ada benarnya. Dia ikhlas dihujat kanan kiri. Ikhlas dihujat para pendukungnya, baik dari kalangan agama yang jelas punya agenda terselubung, maupun dari kalangan nasionalis yang cenderung selalu menganggap bahwa pemerintahan Jokowi adalah komunis. Prabowo juga ikhlas dianggap menjatuhkan harga dirinya.

Perjuangan yang paling berat dalam hidup ini adalah berdamai dengan diri sendiri. Berat!
Jarang ada yang bisa berdamai dengan diri sendiri, dikala punya keinginan tinggi tetapi kenyataannya gagal. Dan Prabowo telah membuktikannya.
Dia berdamai dengan dirinya, dengan membuka matanya lebar-lebar bahwa jabatan Presiden bukanlah takdirnya. Dia berdamai dengan dirinya sendiri bahwa mimpi tak selalu sama dengan kenyataan.

Kalau Prabowo yang mungkin penuh kekecewaan saja bisa berdamai dengan dirinya sendiri untuk Indonesia, lantas kenapa kita sekarang saling menyalahkan perihal jabatan Prabowo sekarang?
Kenapa harus ada yang tersakiti ketika Prabowo bersedia menjadi pembantu Presiden?
Kenapa harus ada yang marah ketika Jokowi menerima Prabowo dengan tangan terbuka?
Kenapa harus ada yang mentertawakan ketika Prabowo dengan tubuh tegak menanggalkan harga dirinya?
Kenapa mantan pendukung Prabowo harus menghina pendukung Jokowi yang menerima Prabowo dengan tangan terbuka?
Kenapa setiap perkataan yang baik mengenai Prabowo sekarang ini dianggap menjilat? Padahal pendukung dan mantan pendukung Prabowo bereaksi keras dan marah jika Prabowo dimaki, dicaci, dihina. Namun ketika hal-hal yang baik sekarang ini diberikan kepada Prabowo, kenapa justru mereka seperti kebakaran jenggot?

Jokowi dan Prabowo adalah manusia-manusia biasa yang jauh dari sempurna. Ketika mereka yang selama ini jadi sasaran fitnah dan caci maki bisa berangkulan berdua demi Indonesia, kenapa kita yang suka melontarkan makian dan hinaan terhadap mereka berdua justru tidak suka?

Berdamailah pada diri sendiri. Berdamai untuk tak lagi mencaci mereka berdua. Kecuali jika yang membaca himbauan ini memang selalu menginginkan Indonesia kacau dan porak poranda, maka tak akan pernah bisa mereka pahami.

Begitulah.
Diubah oleh i.am.legend. 22-10-2019 21:01
jokerI88I
nalaadikara777
rizaradri
rizaradri dan 31 lainnya memberi reputasi
32
7.8K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.