• Beranda
  • ...
  • Music
  • Semakin Tua, Semakin Kita Nggak Tertarik Sama Lagu-Lagu Baru, Bener Nggak Sih?

benben1404
TS
benben1404
Semakin Tua, Semakin Kita Nggak Tertarik Sama Lagu-Lagu Baru, Bener Nggak Sih?
Layaknya segala hal dalam hidup, musik pun terus berkembang. Dari tahun ke tahun, tren musik terus berubah, begitu pula dengan penyanyi-penyanyi yang tengah naik daun. Musik yang kita dengarkan saat masa kecil dulu tentunya beda dengan musik yang populer sekarang. 



Mungkin Agan punya pendapat berbeda, tapi menurut ane, musik yang populer sekarang-sekarang ini nggak semenarik musik yang ane denger waktu kecil dan remaja dulu deh. Ya, ane nggak tua-tua amat sih, tapi perasaan yang ane dapat saat mendengar lagu-lagu “jadul” itu jauh lebih enak dan nenangin dibanding lagu-lagu yang sering muncul di radio akhir-akhir ini.

Sekarang-sekarang ini, ane rasanya jadi lebih bisa relate sama orang-orang tua yang sukanya denger lagu lawas, dan merasa musik-musik yang memuncaki tangga lagu belakangan ini “berisik” dan nggak begitu enak didenger.  Apa mungkin jiwa ane aja ya yang lawas? Adakah yang bisa relate sama hal ini?



Ternyata, perasaan terhadap musik yang seperti ini bisa dijelaskan secara ilmiah, Gan, dan udah ada studi-nya pula.

Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2018 oleh The New York Times, selera musik seseorang akan mulai terbentuk pada usia 13 hingga 14 tahun, dan selera musik ini akan menjadi tetap di usia 20an. Karena itulah, lagu-lagu yang banyak kita dengerin selama masa kanak-kanak hingga remaja adalah yang paling kita sukai dan akan terus kita inget sampai kita tua nanti.



Selain itu, juga ditemukan bukti kalau kemampuan otak kita untuk membedakan chord dan elemen-elemen musik lainnya akan semakin buruk seiring bertambahnya usia. Karenanya, kita seringkali susah membedakan nada dan irama lagu-lagu baru yang nggak familiar di telinga kita. Itu makanya para orang tua (termasuk ane juga sih) sering ngomong : “Kok, lagu-lagu sekarang nadanya sama semua sih?”

Dikutip dari Psychology Today, ada alasan lain nih dibalik fenomena tersebut. Namanya adalah the mere exposure effect.

Salah satu teori psikologi sosial yang dinamakan the mere exposure effect, atau efek eksposur belaka, menyatakan : semakin familiar seseorang dengan sesuatu, dan semakin sering seseorang terpapar oleh sesuatu  semakin kita cenderung menyukainya.Hal ini tentunya berlaku juga buat musik.

Saat kita remaja, kita pasti menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik populer, mendiskusikannya sama temen-temen, dan kita juga selalu up-to-date sama lagu-lagu pop terbaru pada zaman tersebut. Musik-musik terkini pun udah jadi familiar dan jadi bagian sehari-hari kita.
Semakin dewasa, terutama ketika beranjak usia 30 tahun, kita udah terlalu sibuk buat mencari musik baru. Terlalu banyak hal penting lain yang mesti kita kerjakan dan memakan waktu kita. 



Alih-alih membuang waktu, banyak orang memilih mendengarkan lagu-lagu favorit lama yang sudah akrab di telinga dari periode kehidupan mereka sebelumnya, dibandingkan dengan mengeksplor lagu-lagu baru. Akibatnya, lagu-lagu kekinian pun jadi jarang terpapar dan jadi nggak familiar di telinga kita. Kita pun jadi cenderung nggak menyukainya. Masuk akal kan?

Nah, Gan Sis sendiri gimana nih? Lebih suka dengerin lagu-lagu jadul atau lebih suka lagu-lagu yang lagi “in” sekarang-sekarang ini?


Spoiler for sumber:


makiinunburgaPeace_K
Peace_K dan 20 lainnya memberi reputasi
21
12.6K
206
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Music
Music
icon
19.7KThread8.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.