triyuki25Avatar border
TS
triyuki25
BUMI INDONESIA


Bumi Indonesia

Ibu, aku menemukan diarimu. Tercecer di rerumputan yang menunggu ajal.

Di awal ceritamu, ribuan aksara membutakan mataku, larut dalam buaian kalimat per kalimat yang teruntai indah.

Indonesia itu indah. Tak ada yang lebih indah selain negeriku, begitu tulismu.

Bayanganku menelusuri setiap jejak yang kau tulis. Tentang negeri yang pernah begitu hidup. Tentang bangsa yang begitu kaya budaya. Termaktub dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Sawah yang menghijau, lautan yang membiru, angin yang selalu mengembuskan kesejukan.

Semua wajah ramah-tamah. Bertemu saling sapa. Anak-anak riang berlari ke sana-sini. Tanpa takut ada yang menjahili.

Semua rukun damai. Penuh kasih dan sayang. Di sana bahagia, di sini bahagia. Di sana gembira, di sini gembira. Tak ada kegundahan yang berarti.

Gunung-gunung, perbukitan ditumbuhi pepohonan rindang. Air jernih yang mengairi sungai-sungai, menghidupi ikan-ikan yang berenang riang.

Sungguh, aku membayangkan, benarkah itu Indonesia, Bu?

Nyatanya, Indonesiaku kini tidak seperti cerita dalam diarimu. Bumiku tidak seindah kisah yang kau tulis.

Di sini panas, Bu. Penuh gejolak. Ibarat api di dalam sekam. Menunggu terbakar, meledak dan akhirnya hancur menjadi serpihan debu.

Bu, saling curiga mengintimidasi. Saling maki menghiasi jemari. Luntang-lantung, carut-marut dipertontonkan tanpa malu.

Kritik keras, kata-kata jahanam berbalas-balasan. Saling tuding, saling sikut, saling menunjukkan siapa yang terhebat.

Rakyat tidak bodoh. Rakyat tidak dungu. Rakyat tidak mudah dibohongi. Begitu kata Rakyat.

Pemerintah sedang berjuang. Pemerintah sedang membuat pembaharuan. Pemerintah sedang mencoba memajukan bangsa ini ke arah kejayaan. Begitu kata pemerintah.

Bagaimana ini, Bu? Indonesiaku bergejolak dalam jiwa-jiwa yang kebingungan. Tidak tahu lagi mana yang benar, mana yang salah.

Bagaimana ini, Bu? Kehancuran semakin nyata, namun banyak yang menutup mata.

Bagaimana ini, Bu?

Kututup diarimu, Bu. Biar kutulis diariku sendiri. Tentang sebuah bangsa yang dilanda kebingungan. Tentang benar dan salah. Tentang betapa anehnya hidup di ribuan pulau yang kaya, tapi rakyatnya tidak sejahtera.

Bu, maafkan aku yang tidak bisa menjagamu. Karena jauh di hatiku, engkau tetaplah Ibu Pertiwi, yang sedang bersedih hati.

Maafkan, jika selama ini aku hanya menjadi manusia yang abai dengan penderitaanmu. Bumimu ternoda oleh lautan dosa, maksiat, kejahatan, darah yang tumpah, meranggas dan perlahan-lahan lenyap diterpa badai.
Diubah oleh triyuki25 30-08-2019 02:42
tuffinks
Ferasusantinada
sriwijayapuisis
sriwijayapuisis dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.5K
27
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Poetry
Poetry
icon
6.1KThread5.7KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.