"Dan datanglah dimana bulan bulan hajatan, setelah satu bulan dalam kalender jawa yaitu bulan suro (muharram) yang dipercaya bulan vakum dari hajatan"

Ya benar sekali, desaku tepatnya didusun 3 kec. Seputih Raman, Kab. Lampung Tengah sedang nenyambut bulan hajatan. Banyak orang yang melaksanakan resepsi pernikahan, dan khitanan di bulan oktober (safar). Entah kenapa banyak sekali yang berencana mengadakan hajatan dibulan ini padahal perekonomian desa dikatakan sedang paceklik, karena didesa kami ini mayoritas penduduknya bertani. Sudah beberapa bulan tak kunjung hujan, sehingga membuat tanaman disawah mati kekurangan air. Sebenarnya ada alternatif lain seperti irigasi namun sistemnya juga bergilir, untuk mendapat giliran saja harus menunggu berhari hari tapi kadang tidak kebagian.

Kita kembali topik utama, yang akan saya posting yaitu bentuk undangan hajatan yang beredar sekarang. Kali ini bukan berupa surat undangan yang terbuat dari selembar kertas pada umumnya. Seperti pada contoh dibawah ini sumber:foto pribadi



Melainkan sudah berubah nama menjadi punjungan itulah kami menyebutnya. Selain perubahan nama juga berubah bentuk dan isinya. Jika surat undangan hanya tertera tulisan saja lain halnya dengan punjungan. Punjungan ini berisi nasi yang ditaruh di wadah nasi kecil diisi telur/ikan kaleng, ayam goreng, dan mie instan. Diatas punjungan itu ada kertas kecil yang berisikan nama yang diundang serta hari tanggal hajatan akan dilangsungkan.

Sumber:doc pribadi

Dengan kata lain yang diundang belum datang sudah dijamu duluan oleh si empu nya hajat, hehehe... akhirnya mau tidak mau ya harus datang memenuhi undangan. Pada dasarnya undangan seperti itu akan lebih efektif dan tingkat ketidak hadiran akan sedikit sekali karena bila nanti yang diundang tidak hadir ia akan merasa sungkan jika bertemu dengan yang punya hajat(sudah makan nasi punjungan kok gak datang jelas malu ya). Sedangkan yang punya hajat akan senang karena tamu undangannya berkenan hadir semua.
Selain itu, membuat hati orang yang diundang galau jika dalam sehari dibulan hajat bisa mendapat 5 punjungan seperti itu. Karena harus memikirkan isi amplop yang nantinya akan dibawa.

Punjungan ini juga tidak hanya untuk orang yang dikenal saja misalnya masih saudara, kerabat dekat, atau tetangga satu kampung. Terkadang yang diundang justru belum kenal yang siapa yang mengundang. Aneh bukan?

Bagaimanakah di desa atau kota gansis?
Apakan model undangan hajatan pernikahannya sama atau kah berbeda?
Posting ya dibawah thread saya....