ejawahyuni90
TS
ejawahyuni90
5 'Perayaan' Sakral Kematian Di Sumatera Barat
Di Indonesia terdapat banyak sekali adat, tradisi dan budaya yang sangat beragam, yang selalu menarik untuk diulik.

Kali ini ane ingin membahas salah satu tradisi yang masih sangat kental, dan pantang untuk tidak dituruti oleh masyarakat di sana.

Di salah satu daerah paling pelosok Sumatera Barat, tradisi 'merayakan' kematian sampai sekarang masih sangat berjaya. Bagi masyarakat di sana, kalau ada salah seorang anggota keluarga yang meninggal maka jangan harap akan bisa berlarut-larut dalam kesedihan, tidak akan ada waktu untuk itu. Karena mereka akan memulai persiapan 'pesta' untuk kematian itu selama seratus hari ke depan.





'Perayaan' seperti apakah itu? Ayo, gan kita cekidot sekarang....

1: Dimulai saat jenazah, belum dikebumikan sama sekali, gan. Pihak keluarga sudah diharuskan memasak 'pingukuik' semacam kue hantaran, khusus pabila ada yang meninggal. Pun setelah jenazah dimakamkan, jangan harap pihak keluarga bisa masuk kamar untuk menenangkan hati setelah ditinggal orang terkasih. Yang ada mereka harus mulai menyiapkan masakan untuk orang-orang tahlilan nanti.

2. Hari-ketiga
Pihak keluarga akan mengundang orang sekampung, untuk acara manigo haripara tamu akan disuguhkan semacam hidangan beras yang dihaluskan lalu disangrai beserta kelapa parut dan gula. Sagun begitu mereka menyebutnya.

2. Hari ke-7
Di acara Manujuah hari memang diacara tidak mengundang orang sekampung, hanya kerabat dekat saja. Namun, tetap mereka tetap diharuskan menyiapkan beberapa masakan.

3. Hari ke-14
Di acara maampek baleh ini, pihak keluarga yang belum pulih benar psikisnya, benar-benar harus berusaha keras. Di acara ini, hanya namanya saja yang membedakan, kerena kalau dilihat sekilas sangat mirip dengan acara pernikahan. Mengundang orang sekampung, harus menyiapkan berbagai macam masakan, serta hantaran, kalau di minang biasanya disebut jamba

4. Hari ke-40

Sama seperti hari ke tujuh acara maampek puluah juga tidak diharuskan mengundang orang sekampung. Kerabat dekat saja sudah cukup, namun tetap harus menyiapkan berbagai masakan.

5. Hari ke- 100

Inilah puncaknya, agansis. Acara mansiratuih hari ini, harus dilakukan secara besar-besaran. Acara pernikahan aja kalah gan. Bukan hanya mengundang orang sekampung dan menyiapkan masakan ala pesta. Namun pihak keluarga harus menyediakan barang-barang yang dipercaya akan menemani sang Arwah pergi dengan tenang. Karena selama ini menurut kepercayaan mereka arwah itu masih ada di dalam rumah, dan menunggu pelepasan terakhir untuknya.

Adapun barang-barang itu sebagai berikut: kasur, bantal, selimut, payung, lampu, baju, celana, peralatan untuk beribadah, makanan, piring, sendok, gelas dan segala hal yang bersangkutan dengan bepergian. Itupun harus barang-barang yang terbaik,dan tidak boleh asal.

Barang-barang tersebut akan diserahkan kepada orang-orang yang mengurus jenazah itu.

Makanya, gan. Di sana orang-orang harus berusaha keras menjaga kesehatan keluarga, karena di sana kematian itupun sangat mahal.

Sebenarnya tradisi ini sudah banyak ditentang generasi muda di sana, tapi para tetua tidak ada yang mau menggubris, malah mereka mengatakan kalau ada yang berniat mengubah tradisi ini, maka silahkan keluar untuk selamanya dari kampung ini.

Itulah gan, tradisi sakral perayaan kematian di daerah ane berasal, apakah di daerah gansis tradisi kematiannya juga sama?

Sumber. Pengamatan pribadi.
zafinsyurgalieetien212700
tien212700 dan 26 lainnya memberi reputasi
25
9.5K
145
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.