Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
STNK Mati, Orang Miskin Siap-siap Masuk Penjara (Menyedihkan)

Salamat datang di Teead Gw lagi Gan/Sist. Semoga tetap sehat selalu.


Berita di kompas.com sungguh mengejutkan Gw. Dada Gw berdebar keras. Betapa tidak, Pajak STNK Mati, Siap-siap Dipenjara atau Denda Setengah Juta Rupiah.(Jumat, 11 Oktober 2019 )

Belum cukupkah orang yang mengisi ruang penjara. Bahkan saking membludaknya penghuni lapas banyak tahanan lapas yang kemudian kabur.

Quote:


Negara Indonesia berdasar hukum, jadi memang benar jika setiap warga negara wajib taat terhadapan undang-undang dan hukum yang berlaku.

Dalam Undang-Undang LAJR No.22 tahun 2009 berbunyi, "Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah)." Tahun depan akan diadakan razia besar-besaran.

Sudah selayaknya setiap pemilik kendaraan membayar pajak kendaraan bermotornya. Dan memang kewajiban pemilik kendaraan untuk mematuhi aturan itu.

Masalahnya adalah layanan pajak di Samsat sekarang seperti apa? Sudah layakkah, atau bagaimana?

Suatu ketika beberapa waktu yang lalu Gw pernah ikut membayar pajak tahunan kendaraan butut milik Gw. Ketika itu hari senin. Ada seorang bapak bersama istrinya. Datang dan mengeluh kepada Gw.

"Saya mangkel banget," katanya

Terlihat kekesalan yang sangat dari raut wajahnya. Keringat bercampur debu. Maklum orang desa, dalam hati Gw berguman. Sama seperti Gw. Keringat bercampur debu karena jalan yang kami lewati menuju Samsat ada yang masih belum beraspal.

Gw tersenyum saja. Memasang wajah manis. Tak mengerti maskudnya. Jadi dari kada nanti salah, lebih baik diam dan menyimak saja.

Tiba-tiba istrinya ngomel, "Kami dari Bungkukan, 3 jam baru sampai ke sini. Setelah sampai ternyata antri. Ketika dapat giliran sudah keburu siang. Kantor Samsat tutup. Mau jumatan. Jadi kami terpaksa pulang. Bayangkan 6 jam pulang pergi tak dapat apa-apa."

Gw tetap diam dengan senyum, namun air muka saya tetap serius memperhatikan apa yang diceritakan.

"Tadi pagi, kami berangkat dari rumah pukul 6 pagi, setelah salat subuh. Sampai ke sini ternyata kami tetap didenda. Dianggap tak bayar pajak selama setahun lalu. Padahal kemarin jumat kami ke sini tak dilayani," suaminya melanjutkan.

"Pajaknya kapan harusnya terakhir dibayar?" tanya Gw.

"Hari Jumat kemarin. Gara-gara itu kami kena denda. Apa tidak marah coba. Sudah mau bayar pajak saja harus hutang tetangga. Sampai ke sini kena denda lagi. Padahal yang kami bawa hanya buat pajak satu tahun. Jadi tadi juga tidak dilayani. Karena dianggap nunggak satu tahun. Harus dibayar sekaligus dua tahun. Telat sehari dianggap telat setahun. Tak ada toleransi sama sekali." lanjutnya.

"Kendaraan Bapak yang mana?" tanya Gw lagi.

Bapak menunjuk ke arah kendaraannya. Allahu Akbar, Gw sangat kaget. Betapa tidak. Badan kendaraannya sudah tidak layak untuk ukuran standar. Keluaran 7 tahun yang lalu. Perlengkapan kendaraan hampir tidak ada yang normal. Lecet di mana-mana. Rantai kendor, spion dan lain-lainnya tak layak Gw sebutkan. Pokoknya sungguh memprihatinkan.

Begitulah ingatan Gw ketika membaca berita tadi. Sungguh kasihan. Ternyata benar, si miskin kalau bisa disiksa saja supaya mati seketika.

Bagaimana mungkin hati tidak teriris ketika membayangkan betapa takutnya paman pentol yang berjualan mengelilingi kampung satu ke kampung lain, paman es cendol, paman sayur, dan paman serta bibi penjual jamu dsb membaca berita ini.

Kendaraan yang untuk bisa dihidupkan saja mau hidup sudah bersyukir buat berjualan. Kemudian harus berhadapan dengan peraturan STNK mati kena denda atau masuk penjara. Dengan lanjutan beritanya pasti respon polisi akan melakukan razia besar-besaran.

Bagaimana nasib mereka, menghidupi keluarga mereka dan lain-lainnya? Adakah yang tersisa di negeri ini selain ancaman hukuman dan denda?

Apakah pemerintah sudah kehabisan akal mencari peluang pajak menutup difisit anggaran yang sering diterikan Menteri keuangan? Hingga harus menjaring sampai kepada orang miskin yang kendaraan butut satu-satunya untuk kelangsungan hidup mereka.

Entahlah. Gw hanya mengurut dada. Inikah Indonesia yang sebenarnya. Kalau bisa orang miskin dimasukkan penjara saja biar membusuk. Kalau sakit segera mati saja tak usah masuk rumah sakit. (Air mata saya menetes. Tak kuasa melanjutkan cerita. Mohon maaf pembaca.)

sumber 1, sumber 2, sumber 3, sumber 5, sumber 6
Gresta
ceuhetty
sebelahblog
sebelahblog dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4.6K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.