selaluberitaAvatar border
TS
selaluberita
Wiranto Ditusuk, Pemetaan Kelompok Teror Jadi Tanda Tanya
Wiranto Ditusuk, Pemetaan Kelompok Teror Jadi Tanda Tanya  - Idham Kholid - detikNews



Jakarta - Pengamat Intelijen dan Terorisme UI Ridlwan Habib menyoroti pemetaan kelompok teroris terkait ditusuknya Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten. Ridlwan mengatakan tindakan teror selalu berkejaran atau berlomba dengan upaya penangkalannya.

"Kelompok teroris itu kan adu cepat dan adu strategi, bahwa selalu berusaha selangkah lebih maju dari aparat keamanan, maka ini PR bersama, misalkan soal kunjungan VVIP, bagaimana intelijen wilayah memetakan," kata Ridlwan saat dihubungi, Kamis (10/10/2019).

Dia menuturkan intelijen wilayah ada polsek dan korem. Intilejen itu kemudian memetakan wilayah. Dia menilai pelaku di Pandeglang berhasil menyusup di saat terakhir Wiranto hendak meninggalkan lokasi.

"Misalnya kalau Pak Wiranto mau ke Menes, kira-kira ada nggak kelompok-kelompok atau organisasi atau orang perorangan yang kira-kira mengarah ke tindakan terorisme. Kalau ada ya langsung segera lakukan langkah pencegahan, misalnya apakah ditangkap dulu, atau dijauhkan dari lokasi, ini sebenarnya protap ya, sudah baku. Saya kira yang di Menes ini kelompok ini berhasil menyusup di akhir-akhir Wiranto mau terbang itu," ujarnya.

Ridlwan menjelaskan langkahnya tidak hanya pemetaan. Tapi setelah data diperoleh, lalu diberikan ke polisi yang berwenang dalam penindakan.

"Intelijen itu tidak bisa menangkap ya, tidak punya kewenangan penangkapan. Maka itu segera dibagi informasinya ke instansi yang bisa nangkap, polisi. Jangan kemudian ada menahan informasi, tidak mau power sharing," ucapnya.

Ridlwan juga menyoroti kelengahan pengamanan dalam penusukan yang menimpa Wiranto. Para pelaku berpura-pura sebagai warga yang menunggu mobil Wiranto mendekat, jarak pelaku saat menunggu hanya 3 meter dari sasaran. "Ini kelengahan pihak pengamanan setempat," kata Ridlwan.

Dari cara memegang senjata saat dihunjamkan ke sasaran, dia menilai pelaku cukup terlatih. Teroris, katanya, memegang senjata dengan teknik reverse grip atau pegangan terbalik yang mengakibatkan daya hunjaman dua kali lebih kuat dari gaya pegang biasa.

Ridlwan menilai informasi kunjungan Wiranto ke desa Mendes Pandeglang yang memicu kedua pelaku untuk beraksi. Dia juga mengatakan aksi itu sudah terencana. Termasuk teknik pelaku menyembunyikan senjata tanpa terdeteksi petugas keamanan.

Serangan terorisme terhadap Wiranto dilakukan 10 hari jelang pelantikan Presiden Jokowi. Ridlwan menilai perlu ada persiapan menghadapi skenario terburuk untuk mengantisipasi serangan jelang pelantikan Jokowi.

"Harus ada persiapan menghadapi skenario terburuk, jadi misalnya rute presiden dari DPR ke Istana itu harus benar-benar steril," ujarnya.

Selain itu, dia menilai harus diwaspadai juga serangan terorisme simbolik. Terorisme simbolik itu seperti melempar bendera ISIS. Serangan simbolik itu memang tidak melukai, tapi bisa membuat citra terorisme moncer.

"Jangan lupa pasti akan ada kerumunan massa saat pelantikan itu. Itu juga harus diantisipasi. Kalau skenario mereka misalnya dengan mengorbankan diri, misalnya berlari ke arah iring-iringan, jadi mereka niatnya memang untuk mati. Skenario-skenario ini harus diwaspadai paspampres terutama," paparnya. (idh/fdn)


--

Udahlah kata gue juga gausah dikasih pulang itu orang-orang yang udah masuk ISIS. Gak jelas. Mau jihad yaudah jihad aja atas nama masing-masing di sana tanah ISIS gausah jihad di sinilah. Like we need stupid people like that. Udah kebanyakan masalah negara ini gausah ditambah lagi sama eks ISIS kayak gitu.
reid2
nugradanang
delia.adel
delia.adel dan 24 lainnya memberi reputasi
25
13.9K
171
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.