YumnaAzaleaAvatar border
TS
YumnaAzalea
Katrok! VCT Batch 5 Jateng - DIY
VIRTUAL COORDINATOR TRAINING


VCT Batch 5 Jateng - DIY

Sekitar tahun 2017 ane ikut Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Penulisan Buku yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Universitas Widya Dharma Klaten. Salut banget ama komitmen mereka yang menyelenggarakan diklat ini, bener-bener harus selesai dan semua materi disampaikan sesuai sertifikat yang diperoleh. Padahal untuk sertifikat 32 jam tidak bisa selesai dengan 3 hari tatap muka. Maka dari itu, sisanya dilaksanakan dalam moda daring. Dan … cerita dimulai dari situ.

Awal ikut moda daring biasa aja. Toh, bisa diakses melalui smartphone yang hampir tiap hari, tiap jam kita pegang. Sampai kemudian semua peserta diwajibkan mengisi presensi yang juga secara online. Seingat ane waktu itu pake zoho form. Mula-mula klik nggak ada masalah, ngisi nama lengkap, instansi, alamat instasi, email, dan sebagainya. Lancar jaya, sampai ketemu kolom paling bawah, kolom tanda tangan. Ane tap berkali-kali sambil mikir, “Ini cara tanda tangannya gimana, yak?” berkali-kali ane coba tetep aja gagal. Sampe akhirnya ane nyerah, pertemuan itu terlewat tanpa ngisi presensi.

Pertemuan berikutnya kembali menghadapi masalah yang sama. Coba tap, gagal. Akhirnya langsung submit aja tanpa ngisi tanda tangan, ee ternyata bisa, Gan! Di situ ane tersenyum, tapi takut juga kalo-kalo presensinya tidak dianggap karena nggak ada tanda tangan. Akhirnya nyoba lagi. Kali ini lebih ekstrim, ane nyoba tanda tangan pake pen. Bisa kebayang wajah katrok ane waktu itu? Tanda tangan di smarphone pake pen, wkwkwk …. Nyoba corat-coret tetep aja nggak berhasil, yang ada malah layar gawai ane yang kegores. Dasar ane!

emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak

Tapi kali ini nggak menyerah sampai di situ, nyoba tap lagi, jari telunjuk ane gerakin di kolom, dan taraa … berhasil, Gan! Seneng banget ampe loncat-loncat kegirangan. Dasar ane!

***
Kejadian yang hampir sama juga pernah terjadi. Waktu itu ikut diklat moda luring (luar jaringan). Sehari sebelum diklat dilaksanakan, ane dijapri ama salah satu panitia, dia kasih kode QR yang harus ditunjukkan waktu kegiatan. Beneran, pas hari H, datang, mau masuk ane ditanya kode QR yang pernah dikasih. Ane kasihlah, abis itu langsung disuruh cari tempat duduk. Karena penasaran ane tanya, “nggak ada presensi, ya?”

Dia jawab, “sudah cukup pake kode QR tadi, Buk!”

Di situ jiwa katrok ane dibikin menjerit lagi. Haha … ternyata kode QR bisa juga buat presensi. Ane bikinlah status di media sosial, ee ada yang jawab, “kalo itu udah lama, aku kerja di pabrik dulu juga pake kode QR, padahal itu tahun 90-an.”

What? Tahun 90-an? Dua puluh tahunan yang lalu, Gan, dan sekarang ane baru tau, fix, ane beneran katrok.

***

Nah, awal bulan Agustus lalu ane ikut diklat lagi. Kali ini 100% daring. Ada sih sesi offline-nya kalo mau, atau kalo apa yang dijelaskan dalam moda daring itu belum dipahami bisa ketemu langsung instrukturnya, mereka welcome banget, kok. Mau japri, mau nyamperin langsung ke rumahnya, ato ketemuan di angkringan, siap. Diklat ini bertajuk VCT (Virtual Coordinator Training). Diklat yang diperuntukkan bagi guru, dosen, atau yang peduli dengan dunia pendidikan dan open science ini dilaksanakan dengan video conferences via aplikasi Webex. Di bawah naungan Seameo (Souteast Asian Ministers of Education Organization) diklat ini sudah meluluskan empat angkatan, dan saat ini baru saja selesai batch yang ke-lima.

Yang namanya daring, presensinya juga online, tapi sekarang dah nggak kaget lagi, sudah lancar ngisinya. Yang menarik dari diklat ini, ane bukan cuma ngisi presensi online tapi juga diajari cara bikinnya step by step, mulai dari daftar akun, apa-apa yang harus ada dalam form presensi, membagi link, bikin link versi pendek, sampai mengambil hasil presensi. Jiwa katrok ane kegirangan, Gan! Beneran baru tau.

emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
Pas pertemuan offline sebagai pembukaan diklat, ternyata presensinya juga pakai kode QR. Udah nggak ‘nggumun’ lagi, dong, karena sebelumnya udah pernah. Tapi yang bikin ‘wow’ itu pas diklat moda daringnya, kita juga diajari cara bikin kode QR, keren, kan?

Habis itu kita juga diajari cara bikin flyer, upload video ke youtube, mengoperasikan aplikasi webex, buat rekaman, memperpendek link, sampai Text To Speech (TTS) dan Speech To Text (STT). Dengan TTS dan STT ini kita bisa nulis pake mulut, dan membaca dengan telinga. Bermanfaat banget …! Belum lagi materi dari temen lain, ada yang ngisi Photoshop, geogebra, wakelet, edit video, daaannn banyak lagi. Komplit!

Di bawah ini video pertama kali jadi presenter di webex. Serba mendadak dan minim persiapan. Cuma punya waktu sejam-an untuk bikin flyer dan format presensi. Waktu itu masih di sekolah dan banyak drama juga, mulai dari hp dan laptop yang tiba-tiba drop barengan, nyari colokan di ruang yang cukup silent (biar tidak terganggu pas konser) tapi nggak ada, akhirnya tetap di ruang guru. Begitu laptop dan hp nyala masuk sms, “Maaf kuota anda telah habis.” Tepok jidat, langsung lari ke counter buat beli kuota. Jadi ya, gini hasilnya, apa adanya banget. Materi diambil dari situs resminya ecobricks.Simak, ya!




Kalo yang ini persiapan lebih matang, sempet bikin PPT-nya meski sederhana, hehe …



Yang ini ane latihan buat ngrekam layar pake aplikasi terus upload di youtube.


 
Sebelumya, tujuan ane ikut diklat ini Cuma buat dapat sertifikat 32 jam-nya. Sempet kepikiran juga, nanti bakal kepake nggak karena yang nerbitin sertifikat bukan dari dinas pendidikan setempat. Tapi, begitu nyemplung di sini dan dapat banyak ilmunya, rasanya sertifikat itu hanya efek samping. Toh, kalo ternyata nggak dapet juga nggak masalah, yang penting dah dapat ilmunya.
Bukankah ilmu itu tidak mengenal kadaluarsa? Dan ilmu yang dipraktekkan tidak akan pernah sia-sia.

Dengan mengikuti diklat ini memang tidak lantas membuat ane mendadak pinter, tau segalanya dan menguasai teknologi. Tapi setidaknya, sudah cukup membuat ane selangkah lebih dekat pada kemajuan teknologi, membuka mata bahwa dunia ini memang luas tapi bisa menjadi sangat dekat dengan teknologi. Membuka mata bahwa belajar tidak terbatas pada ruang dan tempat. Teruntuk siapa pun yang menggagas program ini, pelaksana, segenap PJ dan instruktur, juga teman-teman seperjuangan, ane ucapkan terima kasih banyak. Semoga program ini semakin berkembang dan semakin banyak kalangan yang merasakan manfaatnya.

Salam semangat!

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan

Diubah oleh YumnaAzalea 14-10-2019 12:35
alizazet
anasabila
Gresta
Gresta dan 36 lainnya memberi reputasi
37
2.2K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.