comrade.friasAvatar border
TS
comrade.frias
Sebuah Cerita Tentang Lagu Katyusha



Spoiler for Ilustrasi Katyusha:




Pembukaan

Katyusha adalah sebuah lagu patriotis Rusia yang diciptakan pada tahun 1938 oleh Matvei Blanter dengan lirik dari Mikhail Isakovsky. Lagu ini menggambarkan kerinduan seorang gadis yang merindukan kekasihnya, yang merupakan seorang prajurit yang bertugas di perbatasan nan jauh.

Lagu tersebut dinyanyikan oleh siswi perempuan dari sekolah industri Soviet di Moskow, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada tentara-tentara Soviet yang bertempur untuk melawan Nazi Jerman.



Asal Dan Arti

Sumber asal dari lagu ini berasal dari julukan artileri peluncur roket yang merupakan sebuah self-proprelled  artillery yang digunakan oleh Tentara Merah dan diberi nama "Katyusha". Diproduksi secara massal oleh Uni Soviet, yang mana biasanya dipasang diatas truk.


Spoiler for Katyusha:


Arti dari kata "Katyusha" sendiri merupakan sebuah nama perempuan yaitu Ekaterina yang merupakan nama lain dari Katherine.



Sejarah Pertunjukan

Keterlibatan Uni Soviet pada Perang Dunia 2 yang dimulai pada bulan September tahun 1939, membuat popularitas lagu tersebut menjadi meningkat.

Lagu ini pertama kali dinyanyikan oleh siswi dari sekolah industri Rusia di Moskow sebagai ucapan perpisaha juga sekaligus penyemangat pada tentara-tentara Soviet yang pergi garis depan pertempuran untuk melawan Nazi Jerman. Pada bulan Juli tahun 1941 Lagu ini dengan cepat menjadi populer di seluruh Uni Soviet.

Pertunjukan resmi pertama diselengarakan oleh Valentina Batishcheva di balai kolom Moscow's House of the Unions, Pada konser State Jazz Orchestra dimusim gugur tahun 1938.

Sejak saat itu lagu ini telah dinyanyikan berkali-kali oleh penyanyi terkenal lainnya, seperti Lidiya Ruslanova, Georgi Vinogradov, Eduard Khil, Anna Jerman, Ivan Rebroff, Dmitri Hvorostovsky, Iosif Kobzon, Capanteror Vitas, duet oleh Marina Devyatova dan Katya Ryabova, Elena Vaenga, dan banyak lagi.

Selain itu lagu Katyusha ini juga merupakan lagu yang sering dipentaskan oleh Alexandrov Ensemble. Di Rusia, lagu itu masih populer hingga tahun 1995.



Antara Lagu Rakyat Dan Propaganda

Lagu Katyusha ini sering sekali dianggap berhubungan dengan komunisme, karena lagu tersebut digunakan oleh Tentara Merah yang berhaluan komunis saat Perang Dunia 2. Selain itu oleh Uni Soviet semenjak dikuasai wilayah Jerman Timur dan didirikannya Republik Demokratik Jerman.

Lagu ini dijadikan sebagai alat propaganda yang umumnya disebarkan ke negara yang berpaham Komunis, walaupun lirik lagu tersebut tidak berhubungan dengan komunisme sama sekali.


Dimasa sekarang setelah dibubarkannya Uni Soviet lagu tersebut dianggap hanya sebagai lagu rakyat Rusia yang terkenal dan juga populer. Jadi secara garis besar dimasa sekarang lagu tersebut bukan merupakan lagu yang mempunyai unsur komunisme.


Hal Lainnya

Judul Lagu ini berasal pada julukan peluncur roket BM-8, BM-13, dan BM-31 "Katyusha" yang digunakan oleh Tentara Merah dalam Perang Dunia II.

Versi paling terkenal dari lagu tersebut dibawakan oleh Red Army Choir.

Pada rekaman pertama paduan suara Tentara Merah tahun 1941, lagu tersebut dinyanyikan dengan meriah dan beberapa baris tidak diulang sementara rekaman kedua tahun 1970-an, lagu tersebut sedikit lebih lambat dan mengungkapkan perasaan sedih.

Karena masalah hak cipta, Pada anime Girls und Panzer versi bahasa Inggris, lagu tersebut sepenuhnya dihapus dan diganti dengan lagu rakyat Rusia lainnya, yaitu Korobeiniki.

Lagu tersebut serupa seperti lagu Erika dari Jerman, yang mengambarkan tentang seorang wanita yang menunggu kekasihnya kembali dari perang.



Dalam Bahasa Lain

Populernya lagu Katyusha membuat lagu tersebut banyak sekali diadaptasi dan terjemahkan kedalam banyak bahasa dari berbagai negara-negara.


Bahasa Italia
Ketika Perang Dunia 2 sedang berlangsung yaitu pada saat tahun 1943, Kerajaan Italia yang pada saat Perang Dunia 2 merupakan negara anggota Blok Poros, akhirnya menyatakan bergabung dengan Blok sekutu dan melakukan kudeta terhadap rezim Benito Mussolini. Setelah itu dan selama dua tahun ke depan, Partisan Italia bertempur untuk melawan pasukan Jerman di Italia dan pasukan fasis Italia.

Saat pertempuran berlangsung Felice Cascione menulis sebuah lirik lagu Katyusha dalam versi Italia. Lirik lagu tersebut akhirnya diadaptasi menjadi sebuah lagu berjudul Fischia Il Vento yang mempunyai arti "angin bertiup". Lagu ini menjadi salah satu lagu kebangaan Partisan Italia yang paling terkenal, bersama dengan lagu Partisan Italia lainnya yaitu Bella Ciao dan La Brigata Garibaldi.


Spoiler for spoiler:



Bahasa Spanyol
Selama pertempuran terakhir di Front Timur, Divisi Biru dari Spanyol menggunakan melodi dari lagu Katyusha yang digunakan pada sebuah lagu adaptasi dengan judul Primavera (Spring), sebuah lagu yang bernuansa anti-komunis yang penuh dengan nilai-nilai memuji para pejuang Spanyol.


Spoiler for Spanyol:



Bahasa Yunani
Selama Perang Saudara Yunani yang berlangsung pada tahun 1946 sampai tahun 1949, para partisan Yunani yang berperang melawan invasi Jerman pada tahun 1941, partisan Yunani mengadaptasi dan menulis lagu Katyusha versi mereka sendiri yang berjudul Ymnos Tou EAM (Tria Grammata). Lagu Adaptasi ini kemudian direkam oleh Thanos Mikroutsikos dan dinyanyikan oleh Maria Dimitriadi.

Spoiler for Yunani:



Bahasa China
Lagu Katyusha juga merupakan lagu populer yang sering dinyanyikan di Republik Rakyat Tiongkok karena pengaruh dari Uni Soviet pada paruh kedua abad ke-20. Popularitas lagu ini bahkan mencapai titik dimana bahwa pada saat itu orang-orang muda akan merasa sangat malu jika mereka tidak bisa menyanyikan lagu ini.


Spoiler for China:



Bahasa Jerman
Setelah Perang Dunia 2 berakhir, dan terbaginya Jerman menjadi dua negara yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Lagu Katyusha ini mengalami perubahan menjadi bagian integral dari lagu anti-fasis. Lagu Katyusha juga sedikit dimodifikasi secara tekstual, oleh Alexander Ott dan pada terjemahan dan musiknya.


Spoiler for Jerman:



Bahasa Jepang
Lagu Katyusha, atau "Song of Katyusha" adalah lagu Jepang, yang sangat populer di awal abad ke-20 di Jepang. Banyak sekali diadaptasi, namun yang paling umum adalah adaptasi dan arasemen dalam skala pentatonik utama oleh Shinpei Nakayama pada tahun 1914, lagu ini dinyanyikan oleh aktris Sumako Matsui dalam dramatisasi Kebangkitan Leo Tolstoy, pertama kali dipentaskan pada tahun 1914 di Tokyo.

Lagu Katyusha ditulis dalam nada suara pentatonis utama, yang dapat didengar dalam nada barat seperti "Comin 'Through the Rye" dan "Auld Lang Syne". Ini sangat menyenangkan pada saat itu di telinga orang Jepang, yang sebagian besar terbiasa dengan mode tradisional Jepang, yang juga didasarkan pada nada suara pentatonik. Memanfaatkan pola skala ini dan menggabungkannya dengan ritme gaya Barat dan instrumentasi untuk menciptakan gabungan dari dua budaya musik berbeda.



Spoiler for Jepang:



Bahasa Indonesia
Lagu Katyusha ini juga merupakan lagu yang relatif populer di Indonesia, selain itu melodi-nya digunakan sebagai lagu kampanye untuk Joko Widodo yang berjudul "Goyang Jempol Jokowi Gaspol".


Spoiler for Indonesia:

 

Quote:


Diubah oleh comrade.frias 10-10-2019 22:05
sebelahblog
zafinsyurga
ladiesman097
ladiesman097 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
15.4K
175
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.