mpiembie
TS
mpiembie
Jonan kritik perpindahan stasiun pusat dari Gambir ke Manggarai
Stasiun Gambir yang terletak di Jakarta Pusat, tak lama lagi bakal pensiun memberangkatkan kereta jarak jauh antar-provinsi. Peran tersebut bakal diambil alih oleh Stasiun Manggarai di Tebet, Jakarta Selatan, per 2021.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, pada Sabtu (4/10/2019) lalu. "Manggarai kita rencanakan menjadi central station yang akan datang," ucap Budi dalam detikcom.

Rencana tersebut ternyata tak sepenuhnya mendapat tanggapan positif. Ada pula yang mengatakan bahwa perpindahan lokasi untuk naik-turun kereta api jarak jauh ke Manggarai tidak tepat.

Dan, salah satu orang yang mengatakan hal tersebut, bukanlah sosok sembarangan. Dia adalah mantan menhub dan juga Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia periode 2009-2014, Ignasius Jonan.

Ketidaksetujuan Jonan dengan perpindahan lokasi ini ia kemukakan dalam sebuah ruang komentar pada akun Instagram detikcom. Menurut Jonan, seharusnya Stasiun Gambir tetap menjadi central station laiknya Tokyo Central Station atau pusat stasiun di kota-kota besar lain di dunia.

"Pengalihan ke Stasiun Manggarai tidak tepat mengingat lalu lintas dari dan ke stasiun Manggarai masih sangat menantang," ucap Jonan. "Dan, Stasiun Manggarai adalah stasiun pengendali dari banyak arah perjalanan kereta api, termasuk kereta bandara."

Jonan kemudian mengatakan, bisa saja Stasiun Manggarai menjadi persinggahan terakhir kereta api jarak jauh, seperti yang dilakukan Stasiun Gambir. Namun, dengan satu syarat, Stasiun Manggarai tak lagi melayani commuter line. Dengan langkah tersebut, beban Stasiun Manggarai tak terlalu berat.

"Jika kereta api jarak jauh dipindah ke Stasiun Manggarai bersama kereta bandara, maka sebaiknya Manggarai tak melayani penumpang KRL lagi," katanya.

Kenyamanan dan keamanan
Sebenarnya, ada banyak faktor yang membuat Stasiun Manggarai belum laik menampung semua perjalan kereta di Jakarta, termasuk stasiun terakhir untuk kereta api jarak jauh.

Pasalnya, Stasiun Manggarai cukup dekat dengan Pasar Rumput. Pun, kondisi jalan di sana sangat kecil, tak seperti Stasiun Gambir yang bisa menampung hingga enam sampai delapan lajur mobil.

Kondisi ini ditambah dengan Stasiun Manggarai menjadi daerah pertemuan banyak angkutan umum, termasuk mikrolet, Metro Mini, Kopaja, hingga Transjakarta. Kombinasi kondisi itu membuat jalan di daerah sekitar Stasiun Manggarai sangat padat.

Hal ini belum ditambah lagi dengan "tradisi" tawuran warga di sekitar stasiun. Sepanjang bulan lalu saja, setidaknya dua kali tawuran terjad di sana. Sehingga, dianggap tak cukup aman untuk penumpang kereta api jarak jauh yang sampai Jakarta pada malam atau dini hari.

Namun, untuk persoalan terakhir ini, menurut Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Bastoni Purnomo, perpindahan stasiun akhir kereta api jarak jauh ini justru bisa menjadi solusi untuk tawuran warga.

"Menurut saya bagus. Karena nanti tanah milik PT KAI (yang digunakan warga mendirikan bangunan) akan dibangun terminal di situ, nanti diperluas," ucap Bastoni. Dia juga mengatakan, warga yang tergusur itu akan pindah ke rumah susun yang telah disediakan pemerintah.

Dengan perubahan tersebut, maka tawuran antarwarga di daerah Manggarai akan berhenti seiring berjalannya waktu. Sehingga menurutnya, hadirnya Stasiun Manggarai sebagai central station ini memberikan dampak positif dari segi sosial dan ekonomi.

"Di satu sisi itu untuk pembangunan, transportasi ya. Kedua, masyarakat akan mendapatkan rumah susun," katanya.

Stasiun Manggarai nantinya
Memang banyak faktor yang masih membuat Stasiun Manggarai diragukan menjadi stasiun pusat. Kritik Jonan di atas, salah satunya. Namun, Kementerian Perhubungan bukan tak memiliki antisipasi soal itu.

Pasalnya, lajur yang dipergunakan untuk commuter line, kereta bandara, hingga kerta api jarak jauh berbeda-beda. Itulah yang dikatakan Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi.

"Nanti di sana itu ada main line untuk kereta api jarak jauh, itu nanti di atas (jalur layang)," ungkap Supandi, dalam CNBC Indonesia.

Di jajaran jalur atas juga akan terdapat jalur untuk KRL lintas Bogor. Sedangkan jalur bawah, khusus diperuntukkan KRL lintas Bekasi dan KA Bandara. "Jadi, jalurnya sudah dipisah-pisahkan, enggak menyatu seperti saat ini," imbuh Supandi.

Dengan pemisahan itu, kereta yang akan tiba di Stasiun Manggarai tidak perlu berhenti terlebih dahulu untuk mengantre. Selama ini, menurutnya tidak sedikit KRL yang harus berhenti sebelum tiba di stasiun karena jalur yang tersedia di stasiun sudah penuh.

"Jadi kalau sudah dipisah-pisahkan nanti kapasitasnya juga semakin bagus, yang saat ini banyak kereta-kereta harus menunggu antrean itu bisa berkurang. Kalau bisa minimalisir enggak ada antrean," tutur dia.

Lantas, bagaimana dengan masa depan Stasiun Gambir? Supandi menjelaskan, ke depan, Stasiun Gambir akan melayani penumpang commuter line dan kereta khusus. "Kereta khusus bisa untuk kereta untuk pejabat negara, atau mungkin presiden," ucapnya.

Ane termasuk yg kurang setuju...karena daerah situ rawan kerusuhan, banyak markas Ormas2 juga...emoticon-Leh Uga

Sumur : https://beritagar.id/artikel/berita/...r-ke-manggarai
MyNameIsMozkolollolokorgbekasi67
orgbekasi67 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.3K
43
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.