albetbengalAvatar border
TS
albetbengal
Mulyono Ungkap Jejak Soenarko di Rencana Rusuh Pasca Aksi Mujahid 212

Seorang pensiunan PNS Mulyono ikut ditangkap polisi dalam kaitan rencana kerusuhan di Aksi Mujahid 212, Sabtu 28 September lalu. Mulyono mengungkap adanya keterlibatan Mayjen (Purn) Soenarko.

Dalam wawancara khusus dengandetikcom di Polda Metro Jaya, Rabu (9/10/2019), Mulyono menjelaskan awal mula dirinya bertemu dengan Seonarko. Saat itu, Mulyono yang tergabung dalam 'Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara (MKPN) pada tanggal 20 September 2019 lalu.

"Karena kita di Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara kita diundang Pak Prof Insani dari Ekonom UI, diundang dengan Pak Narko (Soenarko, red) di rumahnya beliau. Tanggal 20 di rumahnya Pak Narko," kata Mulyono.

Mulyono mengaku dirinya saat itu tidak mengetahui apa yang dibicarakan. Namun kemudian diketahui, bahwa pertemuan itu membahas gerakan dari aktivis Sri Bintang Pamungkas (SBP) untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Waktu undangan pertama kita nggak tahu apa yang akan dibicarakan, pada saat pembicaraan mereka akan adakan gerakan itu yang mengusung gerakan Sri Bintang Pamungkas. Nah itu diutarakan bagaimana menurunkan Jokowi, bagaimana menolak, bagaimana kembali ke UUD 1945," tutur Mulyono. 

Mulyono mengaku tidak sepaham dengan rencana gerakan tersebut. Ia pun menyebutkan dirinya menolak rencana Sri Bintang itu.

"Nah kita bilang bahwa kita bukan di wilayah itu. Kita buka di wilayah kenegaraan dalam artian kita tidak berkait dengan menurunkan rezim. Yang kita ubah bukan menurunkan rezim, tapi membangun sistem atau mengganti sistem. Jadi kita tolak saat itu," bebernya.

Ia menyebutkan, pertemuan itu dihadiri oleh sekitar 15 orang. Selain Soenarko, Mulyono juga menyebut kehadiran Lakda (Purn) Sony Santoso dalam pertemuan itu.

"Pak Sri Bintang nggak hadir di situ. Yang ada itu Pak Slamet, saya dan lain-lain ada yang dari UI, Pak Narko, Pak Sony ada juga beberapalah orang antara 10-15 orang," ucapnya.


Di tengah pertemuan itu, lanjutnya, Soenarko menanyakan apakah di antara mereka ada yang bisa membuat 'petasan'. Petasan yang dimaksud adalah sebuah bom.

"Begitu di dalam pembicaraan itu Pak Narko nanya 'ada yang bisa bikin petasan gak'. Terus kebetulan saya bertiga sama Laode sama Heriawan. Heriawan bilang 'Laode Sugiyono bisa bikin'. Heriawan itu sebenernya masuk di tim kita di majelis, tapi dari 02. Dia nyusup masuk seolah-olah mau belajar Pancasila. Nah pada saat itu dipanggilah Laode Sugiyono," tuturnya.

"Itu saya dengar dari jauh aja mereka bicara, Sugiyono bilang 'bisa, saya pengalaman di Ambon bisa' sehingga dia bilang ada saudara-saudaranya juga. Udah sejak itu selesai," katanya.

Selanjutnya, pada Selasa (20/9), Mulyono kembali mengikuti pertemuan di rumah Sony Santoso di Tangerang. Selain Soenarko, dosen IPB Abdul Basith juga disebutnya hadir dalam pertemuan itu.

"Tanggal 24 (September) saya diundang ke rumahnya Pak Sony di Tangerang. Yang datang Pak Narko, Pak Sony, pak Basith, terus ada dokter perempuan dan ada 1 mahasiswa Muhamamdiyah, ada Laode, karena Laode yang bawa mobil saya," katanya.

Pada pertemuan itulah, mereka membahas rencana untuk membuat kerusuhan di aksi mahasiswa. Mereka berencana menunggangi aksi mahasiswa.

"Pada saat itu ngomong yang pertama, bagaimana anak mahasiswa akan membuat semacam deklarasi untuk BEM-BEM se-Indonesia untuk bersatu dalam rangka demo itu yang pertama," tandasnya.
https://m.detik.com/news/berita/d-47...2/2#detailfoto

Diubah oleh kaskus.infoforum 10-10-2019 04:02
AbdChaniago
kaiharis
rizaradri
rizaradri dan 10 lainnya memberi reputasi
11
8.1K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.