Setiap benda-benda yang kita tinggal dilaut, lama kelamaan akan terbentuk agregat organisme yang bernaung dilapisannya. Agregat-agregat organisme tersebut terdiri dari bakteri, jamur, tumbuhan epifit, dan sekumpulan teritip yang tumbuh tidak beraturan membuat pandangan pertama kita menjadi tidak sedap dan membangkitkan perasaan gatal.

Fenomena tersebut lumrah dalam suatu perairan yang memiliki gelombang pasang yang kuat serta tinggi permukaan laut yang dangkal. Kerapkali kapal dan pinggiran pelabuhan menjadi target yang sering dihinggapi oleh sekumpulan agregat organisme penyebab biofouling tersebut. Yang jadi masalah disini biofouling bukan saja memperjelek tampilan kapal/pinggiran pelabuhan tetapi berdampak merusak karena beberapa teritip yang hinggap menghasilkan perekat yang korosif terhadap lapisan yang dihinggapinya.

Oleh sebab itu perlu dilakukan pencegahan terhadap fenomena biofouling ini agar kita tidak terkena dampak merugikan dari biofouling. Penasaran apakah biofouling itu dan bagaimana mencegahnya, yuk langsung saja check thread berikut!

Biofouling adalah suatu fenomena terdapatnya banyak sekumpulan agregat organisme pada benda-benda yang terendam lama di laut. Dampak yang dihasilkan cukup merugikan karena merusak keindahan benda-benda tersebut dan menyebabkan korosi sehingga benda tersebut lama kelamaan korosi (untuk besi). Untuk benda-benda selain besi dampak yang ditimbulkannya juga serupa.

Biofouling bisa terjadi karena benda-benda yang sering ditenggelamkan dilaut tersebut tidak dilapisi cat anti-fouling secara berkala, akibatnya benda tersebut mudah ditempeli oleh organisme pembentuk biofouling dan lama-kelamaan segera meluas hingga akhirnya benda yang dihinggapinya rusak. Cat anti-fouling sendiri berfungsi untuk melindungi benda dari bakteri pembentuk biofilm (tahapan awal dari biofouling) agar tidak dapat menempel sehingga tidak bisa menciptakan suksesi sekunder lainnya (pertumbuhan kapang, makroalga, dan teritip).

Apa saja dampak dari terjadinya Biofouling?

Tentu biofouling bisa dicegah yakni dengan melapisi cat antifouling pada kapal atau objek-objek yang diletakan dibawah laut. Pelapisan cat antifouling tersebut harus dilakukan secara berkala agar lapisan cat senantiasa terjaga karena dalam kurun waktu tertentu lapisan cat bisa terlepas/terdegradasi karena sering tergerus arus laut.

Pelapisan cat antifouling harus dilakukan secara berkala agar tidak terjadi biofouling.

Lalu bagaimana jika kapal sudah terkena biofouling. Cara yang paling umum dilakukan yaitu memanfaatkan peran waterjet bertekanan tinggi untuk membersihkan kapal dari biofouling. Tapi tentunya musti berhati-hati sebab tidak semua lambung kapal bisa di-spray dengan waterjet bertekanan tinggi. Masing-masing jenis kapal harus harus disesuaikan spesifikasi waterjetnya sesuai ketebalan lambung kapal agar tidak bocor ketika di semprot waterjet. Atau diperlukan teknik khusus untuk melakukan pembersihan kapal dengan waterjet. Setelah kapal dibersihkan dengan water jet jangan lupa dilapisi cat antifouling kembali.

Waterjet digunakan untuk membersihkan antifouling

Wah rupanya serem juga ya fenomena umum yang terjadi di lautan bernama biofouling ini. Oh iya sekedar informasi, biofouling akan lebih cepat terjadi dikapal-kapal yang terbuat dari besi. Sebab kapal besi menghasilkan ion Fe yang berguna sebagai faktor pembatas produktivitas primer (plankton tidak akan tumbuh bila kurangnya Fe) karena plankton sedikit maka teritip tidak akan hidup disana.