IndriaandrianAvatar border
TS
Indriaandrian
Bagaimana Saat Bullying Terjadi Pada Anak Kita?



Jumpa lagi bunda, pada bahasan sebelumnya ane membahas saat anak menjadi pelaku bully. Kali ini ane bahas bagaimana saat anak kita lah yang menjadi korban bullying.

Mungkin bunda pernah mengalami saat anak pulang sekolah dengan berurai airmata, menceritakan kenakalan teman-temannya saat di sekolah atau saat bermain.

Sekali dua kali mungkin kita bisa berkata "sabar nak." Namun saat tangisannya terjadi tiap kali pulang sekolah/bermain dan terjadi berulang setiap hari. Perasaan marah dan kesal akan makin mendominasi.

Beberapa orangtua mungkin akan langsung datang ke sekolah atau mendatangi pelaku bully pada anaknya dengan marah/ emosi, sementara beberapa orangtua lain mungkin merasa sungkan dan tidak enak untuk memperpanjang masalah anak-anak, ada juga beberapa orangtua yang justru marah pada anaknya karena dianggap tidak bisa membela dirinya sendiri.

Bullying bukan sekedar kenakalan anak-anak, sikap anak di masa kecil bisa jadi cermin dan pondasi sikap mereka saat dewasa. Maka perlu sekali bagi orangtua untuk berhati-hati dan mengawasi sikap anak di masa kecilnya.

Beberapa tindakan yang menurut ane bisa diambil para orangtua saat anak menjadi korban bully.


1. Mendengarkan

Jadilah pendengar yang baik untuk anak-anak. Terkadang dengan menceritakan pada orangtua dan orangtua mendengarkan serta percaya pada mereka, akan timbul kepercayaan diri pada anak. Mereka akan lebih kuat dan berani menghadapi para pembully karena yakin orangtua ada untuk mereka.


2. Dukung dan percaya pada anak

Jangan makin menurunkan mental anak karena menjadi korban bully. Jangan menganggap mereka lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk melawan.
Bukan hal mudah bagi anak-anak untuk melawan anak dengan badan yang lebih besar atau mempunyai superioritas di sekolah/ di lingkungan.




Tiap anak mempunyai kemampuan berbeda dalam bersosial. Tugas kita sebagai orangtua menanamkan keberanian dan kepercayaan dirinya agar bisa tegas dalam menghadapi para pembully. Tekankan padanya bahwa kita akan selalu mendukung keberaniannya selama dia benar, dan kita akan membela saat dibutuhkan.


3. Ajarkan menghadapi para pembully

Kita perlu mengajarkan pada anak untuk terlebih dahulu menghadapi masalahnya sendiri, karena sebagai orangtua kita tentu tidak bisa selalu mendampingi anak. Perlu sekali bagi mereka belajar mandiri agar tidak selalu tergantung pada orangtua.

Tidak harus menghadapi dengan kekerasan ya bun, ada tahapan dalam menghadapi para pembully.

Quote:


Pertama ajarkan anak untuk mengatakan"tidak"dan "jangan."
Saat ada teman yang melakukan hal tidak baik harus berani mengatakan "tidak" atau "jangan". Biarkan anak mempunyai sikap untuk apa yang tidak dia sukai.

Beberapa anak kecil terkadang tidak sadar kalau yang dilakukannya termasuk bully, mungkin dia merasa hanya main-main saja. Pergaulan sekitar terkadang membuat anak terbiasa dengan sikap yang tidak baik.

Saat anak yang di bully berani mengatakan "tidak" atau "jangan", mungkin pelaku bully akan sadar bahwa yang dilakukannya tidak disukai temannya. Teman-teman yang lainpun akan tahu kalau si anak tidak suka dengan perlakuan si pembully, bisa jadi teman yang lain akan membantu/menolong si anak.

Melaporkan pada guru/ orang dewasa di sekitar
Ajarkan anak untuk tidak ragu atau malu melaporkan pada guru/ orangtua pelaku/orang dewasa lain di sekitar mereka. Bukan meragukan pengawasan guru, tapi dengan banyaknya jumlah anak di sekolah kita harus memaklumi keterbatasan pengawasan para guru.



Terkadang anak tidak mau bicara/melapor pada orang dewasa karena malu, takut tidak di percaya atau di ancam oleh pembully.

Tanamkan pada anak bahwa melaporkan kenakalan teman bukanlah sikap pengecut, jangan takut dibilang tukang ngadu, jangan takut dengan ancaman pembully. Karena semakin di biarkan mereka akan semakin nakal.
Dengan melaporkan pada orang dewasa/ guru, keamanan anak akan lebih diperhatikan.

Bila laporan anak tidak di percaya, maka kita lah sebagai orangtua yang harus turun tangan melaporkan langsung pada guru/ orangtua pelaku.

Berani melawan
Bukan berarti kita mengajarkan kekerasan atau berkelahi, tapi ada beberapa pembully yang tidak mempan dengan kata-kata.
Arahkan anak untuk belajar bela diri, di sini kita tekankan untuk membela diri. Dalam bela diri tidak hanya tentang pukulan dan tendangan, tapi diajarkan pula tentang tangkisan. Bisa kita minta bantuan pada pelatih bela diri tentang cara melawan yang aman.
Bagaimanapun, meski untuk membela diri sebaiknya jangan sampai melukai oranglain.

Saat anak menunjukan keberanian dan kemampuan melawan, para pembully akan berpikir dua kali untuk meneruskan kelakuannya. Karena kebanyakan pembully mengincar anak lain yang dianggap lemah.


4. Peran serta langsung orangtua

Saat anak sudah berusaha menghadapi pembully dan tidak membawa hasil, maka waktunya bagi orangtua untuk turun tangan. Pendekatan pada orangtua pelaku dan guru di sekolah adalah tindakan pertama, saat situasi makin tidak terkendali atau membahayakan kondisi anak, kita bisa meminta bantuan pihak berwajib.

Di sini bukan hanya tentang anak kita namun juga ada anak lain sebagai pelaku bully dan mungkin korban bully yang lain. Mereka semua adalah anak-anak yang sedang meniti masa depannya, jangan sampai bullying menjadi dampak buruk bagi masa depan mereka semua.

Quote:

Pencegahan bullying dan pendampingan sejak dini adalah solusi terbaik untuk menjaga masa depan anak- anak kita.



Pertemanan dan persahabatan yang baik akan membantu anak bersosialisasi dengan baik di masa depan

Terimakasih kunjungannya
emoticon-Big Kissemoticon-Big Kiss

Sumber : opini pribadi
Diubah oleh Indriaandrian 05-10-2019 04:19
Richy211
tata604
081364246972
081364246972 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
4.4K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThreadā€¢4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.