i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Incest, Perilaku Hewan Yang Diadaptasi Manusia




Incest, Perilaku Hewan Yang Diadaptasi Manusia

Membicarakan masalah incest yang makin marak terkuak di Indonesia, sebenarnya ngeri-ngeri sedap, apalagi dibahas di Lonje, tempat untuk berita-berita santai dan tidak berat. Tapi cobalah membahas hal ini dengan santai, sesantai Incess dalam menikmati hidupnya.
"Itu Incess, cewek yang pengen banget dipanggil Princess."
Oh, beda toh?

Incest, apa sih sebenarnya?
Menurut Wikipedia, Incest adalah hubungan sedarah. Dan hubungan ini bukan hubungan kekerabatan atau hubungan keluarga biasa. Yang dimaksud incest ini adalah hubungan terlarang, interaksi antara 2 manusia yang punya hubungan sedarah dan melakukan interaksi seksual, berhubungan badan. Jadi bukan cuma saling mencintai layaknya sebuah keluarga, tapi membawa juga unsur nafsu disini.

"Ih, jijik bahasnya."
Yaudah, berhenti aja ya bahasnya.
"Jangan!"
Kenapa?
"Penasaran!"
Yaudah, terusin lagi.

Biasanya incest terjadi antara orangtua dengan anak, paman dengan keponakan, bibi dengan keponakan, kakak dengan adik. Pokoknya yang masih ada pertalian darah langsunglah.

Lantas mengapa harus ada incest sementara begitu banyak orang lain diluar sana yang tak memiliki hubungan darah? Lain halnya kalau pelaku incest hidup dipulau terpencil akibat kecelakaan transportasi, dimana disana tidak ada orang lain kecuali pelaku incest tersebut.

"Lho, artinya incest diperbolehkan dong selama situasinya memang tidak memungkinkan bagi pelaku incest untuk menjalin hubungan dengan orang lain diluar pertalian sedarah?"

Gw bingung jawabnya. Tapi begini, mungkin bagi yang membolehkan hal seperti itu, ini seperti membolehkan melakukan kanibal andai terjadi kecelakaan transportasi udara hingga terdampar di pegunungan salju dan tak ada makanan apapun disana. Jijik kan? Tapi karena terpaksa, ya dilakukan juga.
"Jadi pelaku incest pasti jijik juga seperti melakukan kanibal?"

Oh, justru beda. Mereka justru menikmati hubungan incest tersebut. Wong mereka dasarnya katanya saling mencintai dan menyayangi koq!
"Gila!"
Siapa? Gue?
"Bukan, pelaku incest itu."

Mungkin. Tapi bagi mereka hal itu bukanlah kegilaan. Mereka punya dasarnya. Apa dasarnya? Ini :



Bagi yang beragama dan agamanya mengakui adanya manusia pertama yang hidup di bumi ini yaitu Nabi Adam AS, serta adanya Siti Hawa, sejarah incest dimulai disana. Bagaimana ketika anak-anak Nabi Adam dinikahkan untuk memperbanyak keturunan manusia dimuka bumi ini. Disana pula pembunuhan pertama dalam sejarah manusia dilakukan. Nah, berbicara masalah incest disini, sebenarnya itu adalah perkecualian, karena manusia dimuka bumi saat itu jumlahnya pun belum sama dengan jumlah jari manusia.

"Berarti sama dong kejadiannya dengan kasus terdampar di pulau terpencil?"
Ya, anggap aja begitulah. Tapi kisah Nabi Adam tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan incest saat ini, dimana jumlah manusia itu bermilyar-milyar.

Jadi, dasar untuk tidak melakukan incest adalah landasan moral. Moral sebagai manusia. Berbeda dengan hewan yang tidak mempunyai moral, maka manusia harus bisa berbeda dengan seekor hewan.



Lantas apa yang melatari terjadinya hubungan incest tersebut? Beberapa dibawah ini bisa dianggap sebagai pemicunya :


1. Terlalu Tergantung Diantara Pelakunya


Pelaku incest biasanya menganggap bahwa mereka berdua saling memerlukan dan melengkapi. Ada ketakutan yang sangat besar jika salah satu diantara mereka meninggalkan dirinya. Ini membuat mereka pada akhirnya saling mencintai meskipun tahu itu salah, tapi mereka lakukan juga. Bagi mereka, incest adalah hak dasar manusia, hak pribadi yang tak boleh diganggu gugat seperti didalam RKUHP. Selama hal itu tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?

Incest bagi mereka yang melakukan, adalah raha pribadi yang jelas tidak merugikan orang lain. Tapi di negeri ini yang berlandaskan hukum dan norma agama, incest adalah perilaku haram yang bisa diganjar pidana.


2. Adanya Paksaan


Biasanya pelaku incest salah satunya mendominasi. Awal pertama adalah pemaksaan kehendak dengan ancaman. Dan korban biasanya melakukan karen terpaksa. Karena melakukan seringkali, maka kelanjutannya bisa jadi rutinitas yang biasa. Tapi adakalanya juga rutinitas seksual itu tetap membawa beban bathin bagi si korban. Korban terintimidasi tapi takut untuk melaporkan kepada orang lain. Jadilah hal itu sebagai kemenangan bagi pelaku incest yang mendominasi. Ini berlaku jika pelaku pemaksaan adalah dari pihak laki-laki terhadap anak atau keponakannya.

Hal seperti ini bisa dicegah berkelanjutan andai si korban berani membuka kasusnya kepada orang lain. Akan tetapi biasanya mereka malu untuk berterus terang. Kenapa? Karena terkadang meskipun tertekan, mereka juga ternyata diam-diam menikmatinya!


3. Saling Membutuhkan Karena Terpaksa


Berbeda dengan nomor 1 diatas, diantara pelaku merasa membutuhkan. Contohnya, seorang ibu yang disia-siakan oleh suaminya. Jika tidak kuat iman, maka anak laki-lakinya bisa jadi pelampiasan. Dan si anak laki-laki yang tadinya takut, mungkin menolak, akhirnya terjebak dalam surga dunia yang terlarang. Makin jauh, makin susah untuk keluar dari lingkaran setan.

Tak jarang seorang ibu yang seharusnya menjaga kehormatan anak-anak lakinya justru menjerumuskan mereka hanya karena dendam pada suaminya. Entah sudah bercerai atau masih bersama.

Begitu juga sebaliknya dengan seorang ayah yang disia-sia istrinya dalam hubungan bathin. Mereka akhirnya melampiaskan kepada keluarganya, entah anak kandung atau keponakan. Dalam hal ini, keluarga tiri tidak termasuk incest karena tidak bertalian darah langsung.

Seorang kakak bisa melakukan incest dengan adiknya karena rasa sayang. Bisa juga karena sang kakak kecewa dengan pasangannya. Dari awalnya terpaks atau dipaksa, jadi kebutuhan.


4. Pengaruh Media


Pengaruh media bisa membuat seseorang mencoba-coba untuk melakukan incest. Biasanya media yang paling berpengaruh adalah internet. Dari internet merambah ke situs porno. Nah, dari ratusan ribu situs porno, genre atau jenis film porno yang menampilan jenis film incest itu tak terhitung jumlahnya. Dari sini seseorang bisa terpengaruh dan mencoba-coba untuk melakukan incest terhadap keluarga sedarah. Ini termasuk juga forum-forum yang menyajikan cerita-cerita dewasa berjenis sedarah.

Apakah pelaku incest yang terpengaruh media porno ini hanya berlaku bagi yang usia lebih dewasa, atau katakanlah ibu, ayah, paman, atau bibi? Tidak mesti begitu. Yang lebih muda seperti anak atau keponakan bisa saja terpengaruh. Dari awalnya menonton, tertarik, lalu coba-coba, akhirnya keterusan.

Untuk bagian ini, biasanya mulai dari menjebak korban secara halus. Bagaimana caranya? Dengan menunjukan perilaku seksual seperti ucapan atau gerakan, bahkan yang paling vulgar adalah memamerkan tubuh kepada lawan jenis yang jelas-jelas satu keluarga. Dan lagi-lagi setan menjadi tertuduh yang menjembatani semuanya. Maka terjadilah incest.


5. Cara Berpakaian Dalam Keseharian


Ada perdebatan bahwa cara berpakaian seseorang bisa menimbulkan pelecehan seksual. Meskipun ada survey yang mengatakan bahwa hal itu tidak selamanya benar, tapi cara berpakaian sangat mendukung terjadinya incest dalam sebuah keluarga. Ibarat kata seseorang menyuguhkan makanan yang sangat lezat dan nikmat kelihatannya, pasti orang yang melihat ingin menikmatinya.

Tapi hal ini juga tergantung pada tingkat keimanan dan moral seseorang. Jika imannya kuat, moralnya terjaga, seorang anak laki-laki yang selalu melihat obunya berpakaian seksi dalam kesehariannya dirumah, tak akan berpengaruh pada hatinya untuk berbuat macam-macam. Sebaliknya biarpun seorang ayah setiap hati melihat anak gadisnya berpakaian minim tak akan bisa meluluhkan hatinya untuk berbuat tabu jika imannya kuat. Ini juga berlaku paman atau bibi ke keponakan atau sebaliknya.

Yang jadi pertanyaan, apakah perilaku berpakaian semaunya ini ada di suatu keluarga? Banyak! Banhkan TS pernah akrab dengan beberapa keluarga yang terpandang, sebuah suku yang katanya kental pemahaman agamanya, tapi cara berpakaiannya jauh dari adab didalam rumahnya. Off the record.


6. Peluang Dalam Rumah Tangga


Kejahatan itu bukan hanya terjadi karena adanya niat dari pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan. Ini benar. Kesempatan atau peluang bisa membuat seseorang yang tadinya lurus menjadi bengkok. Yang tadinya lemas menjadi tegak. Yang tadinya lembek menjadi keras.

Peluang dalam rumah tangga bisa menyebabkan pelaku incest yang tadinya biasa-biasa saja, berubah jadi pemuja incest. Ini karena suasana rumah yang mendukung untuk melakukan incest.

Dan rumah yang mendukung perilaku incest ini bukan hanya ada di perkotaan, bahkan juga ada di perkampungan.

Untuk itu, isilah rumah tangga dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Saling berinteraksi antara orangtua dengan anak secara benar, berdiskusi jika ada masalah. Terbukalah untuk mendapat solusi yang benar.



Demikianlah pembahasan mengenai incest yang makin marak belakangan ini. Pada dasarnya perilaku incest adalah perilaku hewan, karena seekor hewan tak peduli siapapun, mau kakak, adik ,ibu, bapak, semua akan digaulinya.

Jika masih mengaku sebagai manusia, jauhilah perilaku hewani seperti ini.

Salam.


Gambar diambil dari Google.
Isi berdasarkan pemikiran TS sendiri.

Diubah oleh i.am.legend. 03-10-2019 10:35
zafinsyurga
4iinch
jiresh
jiresh dan 35 lainnya memberi reputasi
36
26.8K
169
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.