IndriaandrianAvatar border
TS
Indriaandrian
Bagaimana Saat Anak Mendapat Tuduhan Sebagai Pelaku Bullying?



Kasus bully yang sempat marak beberapa waktu terakhir menjadi perhatian khusus para orangtua.
Kekhawatiran kita apabila anak menjadi korban bully.

Sebagai orangtua pastinya kita telah menyiapkan berbagai solusi agar anak tidak menjadi korban bullyng. Namun bagaimana saat kasusnya adalah anak kita yang penjadi pelaku bullying?

Kaget, marah, malu, dan tidak percaya pasti menjadi perasaan pertama yang orangtua rasakan saat tudingan pelaku ditujukan pada buah hati kita.

Orangtua manapun pasti berharap anaknya menjadi anak baik, mosi tidak percaya akan jadi perasaan utama kita sebagai orangtua.
"Tidak mungkin anak saya senakal itu, karena saya tidak pernah mengajarkan begitu." Kalimat ini mungkin akan jadi pembelaan kita.

Tidak ada yang salah dengan kepercayaan kita sebagai orangtua, karena kewajiban kita untuk mendukung dan mempercayai anak, tapi kita juga harus menyadari keterbatasan kita sebagai orangtua.





Saat anak keluar dari rumah, keluar dari pengawasan kita maka semua yang ada di lingkungan sekitarnya bisa jadi kontaminasi yang sangat kuat buatnya. Pergaulan dengan lingkungan sekitar dan teman-teman di sekolahnya ada di luar pengetahuan kita sebagai orangtua.

Jadi Saat ada laporan tentang bullying yang ditujukan pada anak ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan.


1. Sabar

Emosi tidak akan menyelesaikan masalah, hendaknya kita menahan diri dan bersabar.
Jangan langsung emosi dan tidak percaya dengan tudingan jelek tentang anak kita, sadari bahwa kita tidak bisa mengawasinya selama 24 jam, entah apa yang terjadi di luar pengawasan kita. Namun sebagai orangtua kita juga tidak serta merta percaya laporan orang dan langsung ikut menuduh dan menghakimi si anak, harus ada pernyataan dari pihak anak juga.
Carilah bukti dan kebenaran yang sesungguhnya dari tudingan pada anak kita


2. Tanyakan Baik-Baik pada Anak

Kewajiban kita sebagai orangtua adalah percaya dan mendukung anak selama dia benar. Tanyakan dengan halus, tanpa menuduh. Ajak anak mengobrol bicara baik-baik lalu, selipkan pertanyaan di sela obrolan apakah dia ada masalah dengan teman di luar/ di sekolah?
Kita juga harus siap dengan jawaban anak.

Bila anak membenarkan
Bila anak mengakui melakukan bully pada temannya, tanyakan alasannya. Jelaskan bahwa perbuatannya tidak baik dan tidak boleh diulangi. Jelaskan dalam bahasa yang mudah dipahami anak.
Tak kalah penting ajak anak untuk minta maaf pada temannya, bila perlu datang kerumah korban bully tapi orangtua harus mendampingi dan pastikan tidak akan ada balasan kekerasan fisik maupun verbal saat meminta maaf.

Bila anak membantah
Saat anak membantah telah melakukan kenakalan ini akan jadi tugas yang berat untuk orangtua, antara percaya atau tidak. Jangan mendesak anak atau memaksa untuk mengakui karena bisa jadi dia jujur namun jangan telan mentah-mentah juga karena bisa jadi dia berbohong.





3. Selidiki/ Cari Tahu dari Pihak ketiga

Pihak ketiga ini bisa dari sekolah juga dari keterangan teman-teman yang lain.

Orangtua anak lain
Minta bantuan orangtua anak lain/teman anak kita, untuk bertanya pada anak-anaknya/anak-anak lain tentang anak kita. Apakah benar anak kita nakal di sekolah/ di tempat bermain?
Bertanya langsung pada anak-anak lain tidak terlalu dianjurkan karena kebanyakan anak-anak akan sungkan/takut berkata jujur bila anak kita memang nakal.

Pihak sekolah
Kenakalan yang dilakukan di sekolah sebaiknya dilaporkan pada pihak sekolah. Bertanya pada guru/ wali kelas di sekolah tentang sikap anak di sekolah, meminta bantuan pihak sekolah untuk menyelidiki kebenaran tudingan pada anak kita.
Mintalah dukungan bila tidak ada indikasi kenakalan dilakukan anak kita dan minta pengawasan lebih bila ada indikasi anak kita menjadi pelaku bully/kenakalan.


4. Selalu Siap Mendampingi Anak

Kewajiban orangtua adalah selalu mendampingi dan mendukung anak.

Bila anak memang pelaku bully
Dampingi anak untuk meminta maaf. Perdekat hubungan dan komunikasi dengan anak. Jangan pernah menghakimi anak karena bisa jadi kita yang alpa dalam mendidik atau ada kontaminasi dari luar.
Perhatian, pengawasan dan kasih sayang dari orangtua akan membantu anak mengatasi masalah emosional dan pergaulannya.

Bila anak bukan pelaku
Dampingi anak, jelaskan pada orangtua/ korban bully/ penuduh bahwa anak kita bukan pelaku, bila perlu minta pendampingan dari pihak sekolah, berikan saksi dan bukti.
Jangan biarkan anak dengan trademark pembully karena bisa mengganggu psikologis anak



Apapun kebenarannya, apakah anak kita pelaku ataupun bukan atau bahkan korban dari bullyng. Sebagai orangtua adalah kewajiban kita untuk selalu mendukung dan mendampingi mereka.
Arahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi berani tanpa melakukan bully dan berani untuk melawan pembully.

Jadikan masa kecil mereka indah dengan kenangan akan pertemanan dan persahabatan bukan dengan pertengkaran dan penindasan.





Terimakasih kunjungannya
emoticon-Big Kissemoticon-Big Kiss


Sumber : Opini pribadi
Diubah oleh Indriaandrian 05-10-2019 02:11
japarina
cheria021
triwinarti
triwinarti dan 26 lainnya memberi reputasi
27
6.4K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & ParentingKASKUS Official
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.