Kisah-kisah ini kutulis sebagai kenangan yang bisa saja kulupa di hari tua. Namun, sebelum mulai menuliskan kisah-kisah tersebut, ada hal yang ingin kubagi tentangnya. Tentang perasaan yang tak pernah sampai pada dia yang masih bertahta.
Quote:
Untuk seseorang yang kucintai
Dari aku yang mencintaimu
Terima kasih, atas semua kenang yang mungkin tak kau sadari membekas dalam setiap ingatanku sampai saat ini. Aku sangat bersyukur bisa mengenal sosok sepertimu. Tuhan begitu baik mempertemukanku dengan seseorang yang benar-benar bisa membuat duniaku terasa lebih berwarna. Dan sebagai salah satu orang yang bisa mengenalmu, itu adalah keberuntungan kecil yang Tuhan berikan. Namun, entah keberuntungan besar apa yang mereka dapatkan hingga bisa menjadi bagian terpenting di hidupmu. Iya, keluargamu, sahabat-sahabatmu, teman-temanmu, bahkan seseorang yang pernah menjadi kekasihmu.
Ohiya, apa kau tahu rasanya jatuh dalam jurang terdalam, saat sebelumnya kau diterbangkan di langit yang paling tinggi? Kurasa tidak. Aku yang salah, karena terbang sendirian di langit mengira kamu terbang bersamaku. Di sampingku. Tetapi, kenyataannya kau hanya berkeliaran di bumi mencari-cari tempat yang paling pantas untukmu pulang. Aku yang terlalu banyak berharap, bahwa kamu memiliki perasaan yang sama terhadapku. Ternyata, perlakuan dan ucapan manismu itu hanyalah bagian dari karaktermu yang baik.
Dan bukankah lucu? Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya. Masih ada sedikit ruang di pikiranku yang mengenangmu. Masih ada sedikit rasa di hatiku yang mencintaimu. Seharusnya, waktu yang kulalui tanpamu itu, sedikit demi sedikit menghapus rasa itu. Namun, ketika kita kembali dipertemukan, debaran ini masih saja karenamu.
Selain mengungkapkan rasa, aku menulis ini sebagai rasa terima kasihku padamu. Karena setiap hari yang kulalui dulu di masa-masa SMA adalah salah satu masa paling bahagia di hidupku. Namun, segala kenangan indah itu juga tak semua dapat kutorehkan dalam tulisan yang bisa kubaca setiap harinya. Cukup sebagian kenangan itu, aku simpan dalam memori berharga di salah satu sudut pikiranku yang memang Tuhan ciptakan untuk kenangan kita.
Sekian,
Selamat berbahagia untuk hari-harimu.
PAGI ITU
(1)
Quote:
Kelas 2 di bangku SMA, pagi hari yang sedikit menenangkan hati untuk kisah percintaan remajaku. Jika "masa itu" perasaan hanya bisa kupendam, maka melalui tulisan ini aku ingin semua orang tahu bahwa segala tentangmu selalu menjadi hal yang indah untuk kukenang.
Pagi itu matahari masih malu-malu menampakkan diri, tapi kita justru telah berada di tempat ilmu pengetahuan siap untuk dijemput.
Kelas yang sepi.
Udara yang sunyi.
Rasanya begitu canggung.
Sehingga kulangkahkan kaki ke luar kelas dan duduk di bawah pohon yang letaknya persis di depan kelas.
Tak lama kemudian, kau pun ikut duduk.
Ada jarak yang cukup sebagai pemisah antara kau dan aku.
Hening.
Tak ada yang bersuara.
Karena nyatanya, suasana sekolah pagi itu berhasil membuat kita tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Cukup lama.
Sampai kudengar ada suara yang memecah keheningan.
"Saya senang kamu ada di sini," ucapmu.
Perlu beberapa detik bagiku untuk mencerna ucapan itu.
Hingga pada akhirnya aku hanya menoleh dan tersenyum tulus sebagai tanda bahwa aku mendengarkan itu.
Tak ada maksud tertentu, sehingga hanya kubalas seperlunya.
Karena aku, kau, dan semesta sadar.
Bahwa kita tak bisa lebih dari seorang "teman", meski masing-masing kita tahu kalau ada perasaan lebih dari itu yang tersirat di mata kita saat saling bertatapan.
Sumber Gambar
Ilustrasi: Canva
2
3