i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
KPAI: Teguran Kami Diabaikan oleh Aksi Mujahid 212


KPAI: Teguran Kami Diabaikan oleh Aksi Mujahid 212

Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku telah menegur koordinator aksi Mujahid 212 terkait pelibatan anak dalam aksi mereka. Namun, menurutnya peringatan mereka tidak dihiraukan.

"Pertama, anak yang didampingi orangtuanya kami sampaikan untuk sebaiknya pulang. Upaya lain, saya menemui humas aksi agar anak-anak segera dipulangkan atau dipisahkan untuk beristirahat di area Monas yang ada taman. Bahkan saya sampaikan agar diumumkan lewat mobil komando, tapi tidak diindahkan, jadi memang kita sayangkan," kata Komisioner KPAI Jasra Putra saat dihubungi CNNIndonesia.com.

KPAI memantau kegiatan Aksi Mujahid 212 di Jakarta pada Sabtu (28/9) pagi. Jasra mengungkap pemantauan dilakukan dirinya bersama enam orang staf lain. Di lapangan mereka menemukan ratusan anak berada di area aksi.

"Di lapangan kami berbagi [tugas] dan memang ratusan anak berada di area aksi dengan usia beragam, ada dari usia balita, 12 tahun, sampai 18 tahun banyak," ungkapnya

Namun, berdasarkan penuturan Jasra, pihak KPAI memang sebatas menegur atas keterlibatan anak-anak dalam aksi, tapi belum dapat memberikan sanksi.

"Jadi kita sampaikan soal itu, gimana anak-anak pulang dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa. Kalau terjadi apa-apa kita akan panggil koordinator aksi karena anak-anak itu saya lihat sudah kelelahan, kemudian pengen pulang tapi tak punya uang," katanya.

Jasra Putra kemudian merujuk pada UU No. 35 Tahun 2014 Pasal 15 D yang berbunyi bahwa semua orang punya tanggung jawab beri perlindungan pada anak kalau ada situasi kekerasan.

"Karena nuansa politik tak bisa dihindari, pasal 15 A mengatakan bahwa anak memiliki hak untuk dilindungi dari penyalahgunaan kegiatan politik," tambahnya.

"Terkait sanksi, di UU ini memang belum tegas mengatur. [Baru] kalau terjadi sesuatu yang mencelakai atau cederai anak, sanksi bisa digunakan."

Selama memantau aksi, Jasra mengungkapkan bahwa anak-anak yang ia temui bisa terlibat aksi lantaran mendapatkan pesan berantai yang tersebar di Facebook dan Whatsapp.

Anak-anak yang ia temui pun banyak yang sudah kelelahan karena kepanasan.

"Ada yang hadir karena disuruh gurunya padahal banyak dari mereka yang tidak tahu tuntutannya. Di lapangan kita temukan mereka sudah kelelahan karena ada yang datang dari sore kemarin dan menginap di mesjid baru pagi tadi kemudian bergabung," ungkap Jasra.

Sebelumnya, dia mengatakan telah mengimbau penyelenggara agar anak-anak tidak ikut tapi karena informasi yang telah menyebar membuat hal tersebut tak lagi dapat dihindari.

"Karena sudah ada di situ kami minta pertanggungjawaban agar anak-anak bisa terlindungi dan sampaikan untuk keluarga yang miliki anak agar berpisah dari area aksi dan mengambil tempat yang lebih aman, beristirahat ke gedung-gedung atau area Monas yang cukup luas biar anak-anak rekreasi di sana, tidak bingung berada di kerumunan yang tidak aman dan nyaman," kata Jasra.

Aksi Mujahid ini menyesaki Jalan MH Thamrin sejak pukul 07.00 WIB hingga sekitar 12.00 WIB. Mereka membawa berbagai atribut seperti bendera berisi kalimat tauhid, spanduk, hingga poster berisi tuntutan kepada pemerintah.

Demonstrasi ini diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), FPI, dan ormas-ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI. (agn/eks)
sumber

☆☆☆☆☆☆

Ke PB Djarum seperti harimau.
Ke 212 macam kucing kampung.

Lebih enak diapresiasi atau dicuekin? Kalau lebih enak diapresiasi ya jangan ngelunjak. Urusan anak, jangan sampai beda penanganan.

Yang satu jelas membawa manfaat. Menciptakan generasi unggul dibidang olahraga. Memberi beasiswa yang sangat diharapkan banyak orangtua yang tidak mampu tapi punya anak berbakat.

Kalau yang ini?
Apa yang diharapkan?
Lalu apa solusinya? Mengadu ke pemerintah? Bikin konferensi pers? Oh gak ada gunanya ya?

Apa sih kewenangan KPAI? Menyeret ke ranah hukum? Atau cuma memberi masukan? Kalau memberi masukan, kenapa sampai membuat pihak lain tak enak hati? Kalau tak enak hati, artinya pihak itu masih punya hati kan?

Kalau yang ini?
Masih ada hatinya gak?
Gubris aja gak kan?

Besok-besok kalau mau negur, dipikir dulu. Solusinya seperti apa, jangan berpikir terlalu jauh. Yang tak ada diada-adain.

Jangan cuma gahar ke satu pihak, melempem ke pihak lain. Nanti jadi bahan tertawaan.

Ayo terus masalahin.
Masa dicuekin lantas ngadu ke media.
Cemen!
wauwaw
knoopy
Kagemane4869
Kagemane4869 dan 74 lainnya memberi reputasi
75
18.6K
244
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.