Wahai pelawak senayan
Apa-apaan ini?
Negeri ini sudah lucu
Mengapa engkau tambahi
Dengan lelucon karet

Tingkah lucumu ini
Bak menodai Ibu Pertiwi
Engkau tergiur
Akan kecantikan Ibu

Kulihat Ibu Pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang'
mas intanmu terkenang

hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang lara
merintih dan berdoa

Memang Ibu sangatlah cantik
Sehingga semua mata terperana
Memang Ibu sangatlah baik
Sehingga terasa nyaman didekatnya
Memang Ibu sangatlah kaya
Sehingga dapat memakmurkan anaknya

Wahai pelawak jahanam
Padahal......
Ibu Pertiwi
Telah mengandungmu
Merawatmu dengan air susunya
Berlaku adil terhadapmu dengan saudaramu
Menyayangimu dan mengasihimu
Tanpa pamrih

Tetapi......
Mengapa engkau begitu jahanam?
Mengapa engkau tidak dapat menahan nafsu bejatmu?
Mengapa engkau tega menodai ibumu?
Mengapa engkau tega menindas ibumu?
Mengapa engkau tega memeras ibumu?

kulihat Ibu Pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu

ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa

Kitalah putra-putrinya
Kitalah putranya yang setia
Kitalah yang menjaga harta pusaka
Jika bukan kita siapa lagi?
Apakah kau tega melihat ibumu ditindas?

Maka dari itu kita arus lawan
Melawan ketidakadilan
Melawan ketamakan
Melawan penindasan

Untuk mengembalikan kesucian ibu
Untuk mengembalikan kehormatan ibu
Unuk mengembalikan harkat martabat ibu
Untuk menggembirakan ibu

#HidupMahasiswa #DirudapaksaNegara #MahasiswaBergerak #HIDUPRAKYATINDONESIA #TolakRUUKUHP #ReformasiDikorupsi