Ikrom.lestari
TS
Ikrom.lestari
Dan Akhirnya Kami Bersatu




Mendaki itu adalah tentang alam dan aku begitu menyukai alam, serupa bergerak dengan kebebasan tanpa batas dan lebih membuat rasa penat kepada kehidupan bisa dilepaskan, bahkan berganti dengan perasaan baru yang lebih fresh dan begitu penuh kedamaian.


Quote:


Gunung demi gunung sudah mulai kusinggahi, demi untuk sebuah kenikmatan sesaat saja, namun penuh kerinduan, atau bahkan membuat ruangan khusus mengalami perubahan, kemudian menghadapi lagi kenyataan, yang mana terkadang aku terjebak dalam aktivitas sehari-hari, yang membuat perubahan akal acapkali menjadi tidak stabil.

"Gunung, hawa gunung! Ayo kita pergi ke gunung!" Salma begitu bersemangat untuk sesegera mungkin melihat puncak gunung.

"Ya Salma! Liburan ini adalah milik kita dan gunung." Kataku sambil menunggu bus datang.

"Busnya sudah datang, ayo kita berpetualang." Ben datang dengan membawa sebingkai foto sejarah perjalanan tahun kemarin yang dipamerkan kepada kami. Para perempuan yang begitu jarangnya menikmati pemandangan alamnya.

Dalam bus kami bernyanyi dan bersenang-senang. Melepaskan segala ruang penuh dalam dada yang sudah harus sesegera mungkin diberantas oleh keindahan pesona alam.

"Rif, mana cewek Elo?" Kata Biyan kepadaku.

"Woii, ngapain nanyain Gue? Minggir, lahan ini khusus kami." Salma segera duduk didekatku dengan begitu manjanya.

Memang selama ini dia adalah orang yang selalu menolong diriku. Namun hati ini sebenarnya menduakan dia. Sejujurnya masih ada nama Rekha dalam hatiku. Namun sosok ini tidak lagi bisa memenuhi keinginanku untuk menjadikannya sesuatu yang lebih sakral.

"Mas, kok tanganmu sedingin es? Apakah kau sakit?"

Aku hanya tersenyum melihat kepanikan pada wajah Salma. Kukecup keningnya dan mengatakan kalau aku baik-baik saja.

Kami sampai pada akhirnya. Memanjat gunung ini adalah keinginan aku dan Rekha yang belum sempat terpenuhi. Namun hari ini aku lebih bersemangat. Karena Salma berada dekat denganku.

"Mas, ada apa denganmu? Kenapa kau begitu pucat?"

Tiba-tiba ...

"Brukkk ...!

"Mas Arieffff ...."

Aku tidak tau mengapa mataku sulit sekali terbuka. Namun dari kejauhan tampak begitu banyaknya kabut yang tiba-tiba membawaku menuju sebuah cahaya di mana ada wajah Rekha di sana. Dia begitu manis dan cantik. Sedang menyanyikan lagu tembang kenangan tentang kita. Suaranya membuat aku terlena sehingga tidurku semakin nyenyak saja. Bahkan terasa begitu damai.

"Dia sudah meninggal."

"Inalillahi wa innailaihi rojiun."

"Mas Ariefff ...."

"Apakah dia sakit, Salma?"

"Tidak! Dia sehat. Dia begitu sehat. Akulah yang sakit. Begitu sakit hingga dokter memvonis usiaku hanya tiga bulan lagi."

Salma turun gunung dengan membawa jenazahku. Tampak sekali air matanya semakin deras membasahi sekujur tubuhnya.

Saat wajahnya menyentuh wajahku, mulut ini tiba-tiba berbicara bahasa pelepasan, "Salma jangan menangis. Tubuh ini sudah kutukar untuk kehidupanmu. Berbahagialah tanpa aku."

"Kak Arief!" Salma mengguncang-guncang tubuhku sambil berkata, "aku tidak ingin pertukaran hidup! Aku hanya inginkan kau ada di sisiku. Aku tidak ingin hidup."

Biyan memeluk Salma dengan kasihnya yang lebih tulus dari kasih sayangku.

"Maafkanlah aku Salma!" Kemudian Rekha membimbingku menuju puncak Merbabu. Tempat kami pertama kali bertemu di kaki gunung. Hari ini adalah hari yang paling indah bersama Rekha melewati jalan setapak menuju puncak gunung.

"Akhirnya kita bersama Rekha."

Rekha tersenyum bahagia di pundakku. Kami sekarang adalah sepasang kekasih yang tak pernah akan terpisahkan lagi.

*Tamat*
ceuhettyzafinsyurgainfinitesoul
infinitesoul dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.2K
100
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.