BJ Habibie meninggal di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019. Beliau meniggal karena gagal Jantung. Eyang Habibie merupakan seorang teknokrat yang juga adalah Presiden Indonesia ke-3. Meskipun menjabat sebagai presiden hanya dalam 17 bulan, beliau merupakan salah satu tokoh yang yang berpreran penting dalam penegakkan demokrasi di Indonesia. Eyang Habibie menuntun negeri ini kepada demokrasi setelah dikuasai selam 32 tahun oleh Suharto yang kepemimpinannya merupakan salah satu yang paling brutal pada abad ke 20.

Eyang Habibie bekerja di sebuah perusahaan penerbangan Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm pada tahun 1974. Pada waktu itulah beliau dibujuk oleh Suharto untuk kembali ke Indonesia dalam rangka memajukan teknologi di tanah air. Habibie menduduki beberapa jabatan sebelum pada tahun 1978 ditunjuk sebagai Menteri Riset dan Teknologi. 20 tahun kemudian, beliau ditunjuk oleh Suharto sebagai Wakil Presiden dan suksesornya. Pada saat itu, Indonesia sedang berupaya untuk lepas dari jeratan krisis ekonomi Asia dan pemerintahan Suharto menghadapi oposisi yang semakin kuat. Dalam waktu yang singkat, Suharto turun dan Habibie menjadi presiden.

Masa pemerintahan Habibie diwarnai oleh hal-hal yang tak terduga. Beliau membuat beberapa gebrakan yang mengejutkan bagi beberapa orang. Gebrakan-gebrakan tersebut bersifat sangat demokratis dan adil.

Habibie merupakan presiden pertama yang mengadakan pemilu yang jujur, bersih dan demokratis. Pada masa pemerintahannya, pemilu diikuti oleb 48 partai. Hal tersebut sangat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Seperti yang sama-sama telah diketahui, pemilu pada masa pemerintahan Suharto hanya boleh diikuti oleh beberapa partai.

BJ Habibie juga merupakan seorang pemimpin yang memiliki rasa keadilan yang tinggi. Beliau menunjukkan hal tersebut dari beberapa tindakan yang beberapa pemimpin tak terpikir untuk melakukan hal tersebut. Pada masa pemerintahannya, beliau melindungi kebebasan pers dan hak perempuan. Tak hanya itu, beliau juga mengurangi intervensi militer dalam pemerintahan dan melakukan desentralisasi pemerintahan dengan memberlakukan daerah otonomi khusus.

Terlepas dari rasa keadilannya yang sangat tinggi, BJ Habibie juga merupakan seorang teman yang baik. Beliau merupakan sosok yang membuat siapapun merasa kehilangan akan kepergiannya. Pada masa kritisnya di RSPAD, Habibie yang sedang terbaring ditangisi oleh Xanana Gusmao. Xanana merupakan pejuang kemerdekaan Timor Leste sekaligus presiden pertama negara tersebut. Pada saat menjabat sebagai presiden, Habibie melepaskan Xanana dari penahanan.

Habibie merupakan sosok yang tak tergantikan. Beliau memiliki banyak hal yang jarang dimiliki oleh orang pada umumnya. Segudang paten yang dimilikinya dalam dunia penerbangan menunjukkan bahwa beliau adalah seorang teknokrat cerdas dan piawai di bidangnya. Tak hanya itu, beberapa gebrakan demokratis dan keadilan yang beliau tunjukkan pada masa pemerintahannya juga menunjukkan bahwa Habibie merupakan pemimpin adil yang tak hanya berdampak baik bagi negaranya, namun juga terhadap negara lain.