Gosipin.Politik
TS
Gosipin.Politik
Dikecam Netizen, Berikut 5 Kontroversi Pernyataan Abu Janda

Pegiat media sosial yang juga anggota Banser NU Permady Arya alias Abu Janda Al Boliwudi. | TWITTER/Permadiaktivis

Permadi Arya atau Abu Janda sering kali menuai kontroversial dari ucapan dan kicauannya di media sosial Twitter. Kali ini Abu Janda dikecam netizen karena unggahannya mengenai konflik Palestina dan Israel hanya disebutnya terjadi di jalur Gaza.

Setelah beberapa ucapan dan cuitannya menuai pro dan kontra Abu Janda justru tidak merasa takut akan hal tersebut. Bahkan yang terbaru, ia mengunggah video wawancara dirinya dengan tentara Israel yang disebutnya seorang Muslim. Diskusi keduanya membahas tentang kehadiran Hamas, organisasi politik di Gaza.

"Saya dapat kesempatan interview singkat Muhammad Kabiya, Arab Muslim di tentara Israel IDF. simak testimoninya: ini BUKAN perang agama, BUKAN perang Islam lawan Yahudi, tapi perang lawan teror yang catut Islam demi agenda kelompok sendiri. Sebarkan supaya pada sadar, RT keras tuips," kata dia.

Berikut lima Ucapan kontroversial Abu Janda:

1. Bendera HTI
Abu Janda saat itu mengkritik berkibarnya bendera ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam Reuni Akbar 212 pada Sabtu 2 Desember 2017.

Saat hadir menjadi bintang tam di Lawyer Club, terlihat dirinya tengah membahas soal reuni 212, gerakan khilafah hingga model panji Rasullulah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ia sempat beradu argumen dengan ustaz Felix Siauw. Menurut Felix, bendera yang dimaksud Abu Janda bukan bendera HTI melainkan bendera Panji Rasulullah. Debat antarkeduanya terjadi.

Menurut Abu Janda, klaim bendera yang dikibarkan di Reuni 212 bukan bendera HTI hanyalah dalih dan menganalogikan hal itu dengan orang mengibarkan bendera palu arit. Kemudian dituding bendera itu adalah bendera PKI.

"Jelas-jelas ini bendera HTI, kalau mau hitam kenapa enggak sekalian saja pakai bendera ISIS," kata dia.

2. Akunnya ditutup Facebook
Facebook Inc menghapus 207 halaman, 800 akun Facebook, 546 grup, serta 208 akun Instagram Indonesia yang diduga berkaitan dengan sindikat berita palsu, Saracen. Dan beberapa akun yang dihapus salah satunya milik Abu Janda.

Kemudian, Abu Janda menggugat paltform media sosial Facebook sebesar Rp 1 triliun. Lewat siaran resminya di Twitter, Abu Janda, menuding Facebook telah mencemarkan nama baiknya, karena mengaitkan dia dengan grup penyebar hoaks Saracen.

"Tuduhan Facebook kepada saya membuat kredibilitas dan kebebasan saya hilang. Saya melawan hoaks sehingga tuduhan saya menjadi bagian Saracen merusak nama baik saya," kata Abu Janda lewat siaran di Twitternya, Sabtu, 8 Februari 2019.

Abu Janda mengatakan kalau dia telah melayangkan somasi kepada Facebook. Isi somasi tersebut yakni meminta Facebook membersihkan nama Permadi Arya. Selain itu, Permadi Arya juga meminta Facebook untuk mengaktifkan lagi akun milik dia. Jika tidak, Abu Janda menuturkan akan menggugat Facebook Rp 1 triliun sebagai ganti rugi imaterial.

3. Sebut 'Bendera Teroris' di Rumah Rizieq
Abu Janda sempat dilaporkan polisi setelah membuat konten video kontroversial tentang bendera berkalimat tauhid di rumah Rizieq Shihab di Arab Saudi.

Dalam unggahan akun Facebooknya, Abu Janda menyatakan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang juga terpampang di kediaman Rizieq di Mekkah bukan panji Rasulullah, melainkan bendera teroris.

"Ini bukan panji Nabi, ini adalah bendera teroris, kata pemerintah Arab Saudi," kata Abu Janda di video itu sambil memamerkan bendera teroris yang dimaksud.

Alwi Muhammad Alatas sebagai pelapor menyebut apa yang dikatakan Abu Janda melukai umat muslim. Ia membawa beberapa bukti pelaporan berupa tautan dan cuplikan layar dari akun Facebook Abu Janda. Laporan Alwi diterima Polda Metro Jaya dengan nomor TBL/6215/XI/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus.

Abu Janda dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan penodaan agama berdasarkan Pasal 28 Ayat (2) Juncto Pasal 45 Ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

4. Menuding salah satu ormas FPI sebagai penyebab kerusuhan di Papua
Kontroversial lainnya yakni munculnya tanda pagar #TangkapAbuJanda. Tagar ini pun sempat trending topic di Twitter.

Tagar ini kecaman untuk Abu Janda karena dinilai telah menyebarkan pernyataan provokatif terkait penyebab rusuh di Manokwari.

Dalam cuitannya Permadi Arya menuding salah satu ormas sebagai penyebab kerusuhan.

"Gara-gara FPI geruduk asrama Papua di Surabaya.. sekarang warga Papua marah tidak terima sampai rusuh bakar-bakaran jadi pertanyaannya: APA manfaat ormas FPI sebenarnya? selain geradak geruduk warung, rumah ibadah, agama dan etnis minoritas picu konflik horisontal?" tulis Abu Janda sambil mentautkan pemberitaan media online dengan judul 'Asrama Papua di Surabaya Digeruduk Massa Beratribut FPI.'

5. Konflik Palestina dan Israel hanya terjadi di jalur Gaza
Abu Janda kembali menuai kontroversial setelah menulis kicauan tentang gejolak Palestina dan Israel. Dia menyebut bahwa konflik Palestina dan Israel hanya terjadi di jalur Gaza, tidak di wilayah lain.

"Saya tidak dukung penjajahan dalam bentuk apapun. Saya cuma tegaskan fakta Israel-Palestina bukan perang agama. Harus dipahami pemerintah sah adalah Mahmud Abbas dan Hamas tidak mengakui pemerintah sah. Kota-kota di bawah pemerintah sah tak ada konflik, cuma di Gaza. monggo pikir sendiri," tulis @permadiaktivis.

Kemudian muncul tanda pagar #BlokirAkunAbuJanda oleh netizen di Twitter. Mereka beranggapan jika Abu Janda menggiring opini masif terkait kondisi di Palestina.[

[url=https://akuraS E N S O Rnews/id-768434-read-dikecam-netizen-berikut-5-kontorversi-soal-abu-janda]SUMBER[/url]

Kuat bener emang mental nih si Abu kalo ngadepin netijen..
emoticon-Recommended Seller
aldi748izzy713indrastrid
indrastrid dan 10 lainnya memberi reputasi
11
15.8K
135
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.