ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Meski Tuding Iran Otak Serangan ke Saudi, Trump Ogah Perang


Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat menegaskan kembali keyakinannya bahwa Iran ada dibalik penyerangan kelompok pemberontak Houthi. Sebelumnya, kelompok yang berada di Yaman ini menyerang lapangan dan kilang minyak Saudi Aramco, di Arab Saudi akhir pekan lalu.

Meski demikian, Presiden AS Donald Trump secara meyakinkan mengatakan tidak akan berperang dengan negara itu. Pasalnya peperangan bakal melambungkan harga minyak dan menambah kekhawatiran pasar soal konflik Timur Tengah.

"Saya seseorang yang tidak suka berperang," tegas Trump sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuter, Selasa (17/9/2019).

"Kita punya banyak pilihan tapi sekarang, saya tidak melihat putusan itu saat ini. (Meski yakin Iran yang mendalangi serangan) kita akan menemukan siapa yang menjadi pelaku sebenarnya,".

Hubungan AS dan Iran memang memanas semenjak Trump memberikan sanksi pada Teheran 2018 lalu. Sanksi diberikan karena AS berpendapat Iran belum sepenuhnya menghapus program nuklir. 


Padahal sebelumnya, AS dan negara Dewan Keamana PBB termasuk Prancis, sudah menandatangani perjanjian bersama dengan Tehran terkait pemberhentian penelitian nuklir Iran. Alhasil Iran tidak mampu menjual minyak mentahnya dan terbelit krisis karena kebijakan AS.

Sekretaris Pemerintah AS Mike Pompeo diagendakan untuk berkunjung ke Aras Saudi dalam waktu dekat. Arab Saudi juga meminta PBB untuk menelusuri pelaku sebenarnya dari penyerangan ini.

Iran membela diri dari tuduhan AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menyebut tuduhan itu "tidak dapat diterima dan sama sekali tidak berdasar".

Iran bahkan mengatakan tuduhan itu syarat dengan aksi inteligen sebuah negara yang hendak menjatuhkan negara lain. Iran bahkan siap angkat senjata untuk mebela diri.

Iran Bela Kelompok Houthi

Sementara itu, Presiden Iran Hasan Rouhani membela kelompok Houthi dari Yaman. Menurutnya, serangan dilakukan oleh "orang Yaman" sebagai balasan atas serangan koalisi militer pimpinan Arab Saudi, dalam perang dengan gerakan Houthi.

"Orang-orang Yaman menggunakan hak pertahanan mereka yang sah," kata Rouhani kepada wartawan saat kunjungan ke Ankara.

Serangan yang terjadi Sabtu itu memangkas 5% dari produksi minyak mentah dunia. Harga minyak melonjak sebanyak 19% setelah insiden itu, lompatan intraday terbesar sejak krisis Teluk 1990-91 atas invasi Irak ke Kuwait.

Harga minyak kembali turun setelah Trump mengatakan ia akan melepaskan pasokan darurat dan produsen AS mengatakan ada cukup stok secara global untuk menebus kekurangan tersebut. 


sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...mp-ogah-perang



TRUMP 2020 MAGA emoticon-Angkat Beer


sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.2K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.