Hari jumat hari yang penuh berkah untuk semua, hari yang menandakan bahwa esok sudah hari sabtu dan lanjut hari minggu, kemudian belajar menghitung hari mirip lagunya mbak Krisdayanti 😅

Gowes sepeda hari ini sebenarnya terbilang kacau dan ambyar, karena niat untuk gowes ke spot riyadi hampir saja gagal. Berawal rencana ku untuk gowes ke spot riyadi yang sudah diutarakan pada minggu sebelumnya, yang telah ditentukan pada hari jumat. Cuma yang terjadi ada kelalaian waktu, yang seharusnya berangkat pagi jadinya berangkat sore.

Dan gowes sepeda kali ini saya hanya berangkat berdua saja, karena yang lain lebih berat menjadi sobat ambyar. Sobatnya mas Didi Kempot, yang memang hari jumat kemarin menghibur para sobat ambyar di spot wisata Tebing Breksi Jogja. Padahal kalau dipikir antara lokasi tujuan sepeda ane di Spot Riyadi dan Tebing Breksi itu deket, ane pun sebenarnya bisa mlipir ke Tebing Breksi seharusnya dan bergabung menjadi Sobat Ambyar nya Didi Kempot.

Rute ke Spot Riyadi jika dari rumah ane sebenarnya deket, jika dilihat dari google maps jaraknya sekitar 19 km, tapi rutenya di sekitaran Spot Riyadi nya itu yang bikin kewer, ngap-ngap dan auto jadi sobat ambyar 😅

Ane sendiri tidak tau berapa dpl ketinggian spot riyadi bisa dikatakan sama dengan Tebing Breksi. Tapi Spot Riyadi rutenya sejalan dengan Abayaghiri Resto, bisa dikatakan diatasnya. Temukan dulu Abayaghiri Resto baru kemudian tinggal sakplintengan sampe ke Spot Riyadi.

Jalan menanjak mulai disuguhkan setelah masuk gang dari jalan prambananan-piyungan, ane sarankan tiba sampai jembatan kecil sebaiknya rest dulu dan minum air secukupnya, karena energi siap dikuras. Tapi di tanjakan awal ini masih bersahabat, jikapun di tengah mulai kedodoran kalian masih bisa main zig zag untuk menghemat energi, tapi tetap waspada dari kendaraan bermesin baik itu motor maupun mobil.

Jika sudah melihat bangunan Abayaghiri Resto semangatlah sedikit karena sampai ujung atasnya adalah point rest ke 2. Jangan dipaksakan, lemaskan dulu otot kaki dan lutut sambil minum air putih. Karena memang menguras tenaga sekali dan ngap-ngap nafasnya. Setelah dirasa cukup saatnya kita lanjutkan tanjakan extreem yang terakhir, tanjakan ini sangat istimewa jika salah teknik maka selesai acara gowes kita dan berganti judul nuntunable alias nuntun sepeda.

Dan ane termasuk yang salah teknik alhasil setelah naik berapa meter sepeda standing dan otomatis harus berhenti gowes dan itu sudah saya coba ulangi tetap begitu sampai 3 kali. Akhirnya sepeda ane dorong sampai ketemu jalan yang agak lebar, dan gowes dimulai lagi karena bisa dimulai dengan gowes diagonal baru lanjut lurus karena tanjakan sudah mulai tidak tegak banget yang apabila digowes sepeda sudah tidak standing. Selebihnya tinggal tanjakan biasa yang tidak terlalu menguras energi, yang akhirnya sampai juga di Spot Riyadi.

Dan ternyata benar di puncak Spot Riyadi ini kita bisa melihat Candi Prambanan dan sawah hijau yang terbentang luas, sunsetnya pun juga bagus. Tapi sayangnya merapi tak mampu terlihat karena entah tertutup kabut atau polusi udara yang tampak hanyalah putih putih gitu.

Photo-photo sedikitlah disini di SpotRiyadi, setelah itu baru ke warung Pak Riyadi untuk menikmati teh hangat dan pisang goreng, hmm nikmat banget karena memang badan sudah terkuras energi dan teh hangat memang obatnya. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 17.00 akhirnya perjalanan gowes ke Spot Riyadi cukup sampai disini, dan kita pun pulang.