Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechbubakar atau yang lebih dikenal sebagai Rossy Pratiwi Dipoyanti atau Rossy Syechbubakar(lahir di Bandung,Jawa Barat, 28 Juni 1972; umur 47 tahun) adalah seorang atlet tenis meja Indonesia yang berhasil mengumpulkan 13 medali emas, 8 medali perak, dan 8 medali perunggu selama kariernya sepanjang tahun 1987–2001 pada Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games).

Selain itu, dia juga berhasil mengumpulkan 7 medali emas, 7 medali perak, dan 9 medali perunggu selama kariernya sepanjang tahun 1985–2008 pada Pekan Olahraga Nasional.

Pencapaian tertinggi selama kariernya di dunia tenis meja adalah ketika dia menduduki peringkat dunia ke-17 pada nomor tunggal putri dan ganda putri bersama Ling Ling Agustin pada Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona.

Di jaman ane saat itu.
tidak begitu banyak orang yang menggemari tayangan olahraga tenis meja termasuk ane.
Walaupun kadang ane sering bermain tenis meja ala kampung.
Namun suatu hari,saat ane melihat Rossy Pratiwi Dipoyanti beraksi di tayangan televisi saat kejuaraan Sea Games tenis meja.
Mata ini langsung kagum dan terpukau melihat aksi Rossy bermain tenis meja.

Tenis meja memang bukan olahraga populer di kalangan anak-anak seusia ane.
Tidak seperti tinju,sepakbola dan bulutangkis yang merupakan olahraga paling favorit dan acap kali di tayangkan oleh TVRI sedangkan olahraga lain sangat jarang kecuali ada event-event tertentu saja.
Jadi harap maklum kalau atlet-atlet di luar olahraga tersebut kurang terkenal bagi anak-anak seusia ane(10 tahun kebawah).

Semenjak hari itu nama Beliau lekat di pikirin ane dan ane mulai mengikuti kiprahnya di setiap event bergengsi.
Ternyata bukan ane saja yang mendadak menjadi penggemar Beliau.
Orang-orang di lingkungan ane pun mulai mengidolakannya.
Setiap Beliau bertanding,keseruannya sama kaya menonton Icuk Sugiarto melawan Yang-Yang.

Prestasinya pun sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia walau berasal dari cabang olahraga yang kurang populer.
Kepopuleran nama Rossy bisa di sejajarkan atlet-atlet olahraga Indonesia yang berasal dari cabang olahraga paling populer di Indonesia di tahun tersebut.

Kini olahraga tenis meja mulai memudar dari prestasi hingga ketenaran atletnya.
Walau pembibitan atlet-atlet tenis meja masih berjalan akan tetapi belum terlihat The Next Rossy Syechbubakar untuk atlet Wanitanya selepas era Beliau.

Kebetulan ane bertetangga dengan pengurus cabang PTMSI.
Dia bercerita sulitnya menembus pemikiran "Daerah Pusat"yang selama ini terjadi.
Padahal Anak didiknya tak kalah hebat dengan Petenis meja asal Daerah Pusat. namun yang sering menjadi hambatannya adalah prioritas di setiap event nasional dan Internasional selalu memprioritaskan atlet yang berasal dari daerah pusat Indonesia tuk bertanding.

Padahal bakat itu tidak mengenal dari mana berasal namun telah ada sejak kita terlahir di dunia dan butuh proses tuk mengetahuinya.
Belum lagi masalah keterlambatan turunnya dana pelatihan dan sebagainya yang akan berimbas negatif tuk kemajuan tenis meja di daerah.
Sebuah masalah klise setiap tahun kata temen ane tersebut hingga akhirnya pasrah dan menjalankan dengan apa yang ada.



Takkala ane menyaksikan Anak-Anak muda belia tersebut sedang berlatih tenis meja di sebuah gedung pelatihan tenis meja cabang daerah.
Ane berdecak kagum melihat teknik bermain tenis meja mereka padahal usia mereka masih muda sekali.

Ternyata Indonesia masih ada dan banyak calon potensial tuk mengikuti jejak Sang Ratu Tenis Meja Asia Tenggara yaitu Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechbubakar.

Tinggal PTMSI mampu tidak secara profesional mengelola dan mendidik Tunas-Tunas atlet tenis meja di seluruh penjuru wilayah Indonesia hingga mampu melahirkan pengikut jejak Sang Ratu tenis meja Indonesia.




terima kasih sudah mampir di trit ane



sedikit info biografi

sumber poto