Ni Sulastri

ilustrasi diolah dari Pinterest.com

Sebuah prolog

Kulitnya kuning langsat kontras dan cantik dengan rambut hitamnya yang panjang.
Alisnya tipis seperti bulan muda tanggal satu yang bergantung manis di atas pucuk dedaunan Kemuning di pinggir kali Wiso.
Matanya bulat besar bening, sebening air yang berkecipak mengalir di antara bebatuan kali yang membawa air sejuk dari sumber air di salah satu kaki gunung Muria.

Hidungnya mungil merah, nampak mempesona jika ia tersipu malu, berubah merah dadu di ujungnya dan menyebar samar di kedua pipinya yang berlesung pipi indah.

Bibirnya mungil merah alami. Melebar indah jika ia tersenyum manis, memperlihatkan sederet gigi putih nan rapi, bak biji timun disusun putih cemerlang.

Dagunya runcing dengan leher mulus jenjang yang terpercik air, bagai kilau mutiara menghiasi lehernya yang kuning menggoda.

Gadis dusun sederhana, namun kecantikannya itu membuatnya menjadi bunga dusun yang harum mewangi dibawa angin pagi sejuk seantero wilayah kaki gunung Muria ini. Bahkan terus dibawa angin sampai batas terjauh.

Sulastri adalah anak tunggal Ki Suro Marcuet dan Nyi Sukijah. Anak semata wayang yang menjadi hiasan mata dan anugerah terindah dari Gusti Allah setelah mereka dengan sabar melakukan penantian panjang, memuja-muji di setiap degup jantung penuh pengharapan, agar dikaruniai dan dipercayai Gusti Allah untuk mempunyai momongan. Dua puluh tahun sudah, setelah pernikahan mereka, akhirnya jabang bayi yang ditunggu-tunggu datang juga.

*

Sulastri kembang dusun.
Sangat beruntung kedua orang tuanya. Beruntung pula, kekasih hatinya.

Namun, semua keberuntungan itu adalah awal dari malapetaka yang berkepanjangan bagi Sulastri, Ki Suro Marcuet, Nyi Sukijah, dan Bagus Alit yang mencintainya.



Sulastri yang polos, lugu, baik hati dan sederhana, terlalu berat jika menganggap semua perhatian, kebaikan yang ditujukan kepadanya ternyata mempunyai pamrih.

Ada yang menyembunyikan pisau dibalik lipatan.
Ada yang tidak tulus dengan segala kebaikannya.





Lalu kemudian apa yang terjadi?
Hingga si cantik gadis dusun ini kehilangan kepalanya?


- Siapakah Bagus Alit sesungguhnya?
- Siapakah Juragan Banyak Ngampar?
- Siapakah Nurhayati?
- Siapakah Raden Tejo Mulyo?


Ataukah nanti akan muncul tokoh-tokoh lain yang menambah berbelit atau gamblang cerita ini?


Benarkah sengkarut cinta bak benang kusut itu yang menjadi awal mula kejadian yang memilukan itu?

Mungkinkah Ni Sulastri yang polos dan lugu ini, mampu menuntut balas?

Banyak tanda tanya besar yang harus dijawab dan diungkap. Mampukah TS membuat pembacanya terjebak dalam duduknya dengan rasa penasaran yang terus menghantuinya?

Ikuti, kisah Sulastri kembang dusun yang mencari kepalanya.

Bukan latah, karena kisah horor menjadi viral kini.

Ini serial horor semoga bisa menjadi alternatif bacaan yang mengingatkan bahwa ada ikatan karma di antara kita.
Ikatan sebab akibat yang terus berkaitan. Rantai yang sekali terulur akan melingkari nafsu, hasrat, keinginan manusia yang tidak pernah ada puasnya.

Berani berbuat berani bertanggung jawab. Atau, satu demi satu, nyawa-nyawa orang berdosa menjadi gantinya!

Selamat pagi
---------------------
JAGAT ALIT