InaSendryAvatar border
TS
InaSendry
Pak Habibie dan Pelajar Era 90an



sumber gambar

Hai, Gansist, apa kabar hari ini? Semoga kalian selalu sehat dan bahagia.

Hari Rabu (11/9/2019) kemarin kita baru saja kehilangan salah satu tokoh terbaik bangsa. Beliau adalah presiden ke-3 Prof. DR. ing. H. Bacharudin Jusuf Habibie. Seluruh rakyat Indonesia merasa sangat berduka dengan kepergian beliau. Sosok yang jenius dengan segudang prestasi. Namun, ramah dan rendah hati. Jasanya untuk bangsa ini tak perlu diragukan lagi.

Jika mengenang tentang beliau, tak terasa air mata ane meleleh. Jika Agan Sista tumbuh di era 90an pastilah sangat mengenal beliau. Bagaimana tidak, ibu-ibu zaman dulu selalu menjadikan Pak Habibie sebagai patokan cita-cita putra putrinya. "Ayo yang rajin belajarnya, biar nanti kelak dewasa bisa pandai seperti Pak Habibie. Bisa bikin pesawat terbang." Rata-rata itulah cara orang tua zaman dulu dalam memotivasi anak-anaknya.

Begitu juga ane, Gansist. Jika mendengar kata jenius otomatis yang terbayang di benak adalah Pak Habibie. Jadi ingat masa-masa waktu duduk di bangku SD. Mulai kelas tiga sampai kelas enam, guru mata pelajaran PPKN--sekarang PKN--selalu menugaskan murid-muridnya menghafal nama-nama menteri. Dulu ada buku kecil tentang Pancasila, butir-butir Pancasila, GBHN dan daftar nama-nama menteri. Kalau sudah hafal sebagian besar isi buku tersebut, amanlah. Percaya diri bila ditunjuk menghafal di depan kelas. Hehehe.


sumber gambar

Setiap lima tahun sekali, pelajar zaman dulu pasti akan beli lagi buku tersebut yang baru. Karena pasti susunan menterinya berubah. Nah, Pak Habibie ini adalah salah satu menteri yang awet sekali alias tidak pernah diganti. Beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi serta sebagai kepala BUMN. Ane masih ingat banget, pokoknya yang awet itu ada Pak Habibie dan Pak Harmoko sebagai Menteri Penerangan.

Ane juga ingat banget cara bicara dan ekspresi beliau saat berbicara di televisi. Khas sekali dengan mata beliau yang berbinar terlihat sangat cerdas dan selalu tersenyum.

Kala itu beliau juga memimpin Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN yang sekarang dikenal sebagai PT. Dirgantara Indonesia. Ini kebangaan bangsa Indonesia, karena waktu itu di Asia Tenggara negara kita adalah satu-satunya yang punya industri pesawat terbang. Keren 'kan?

Memang harapan rakyat dan pemerintah (baca: Presiden) dahulu adalah bisa menguasai dirgantara dan bahari, karena luasnya negeri kita ini. Namun, apa daya badai krisis moneter yang menerjang perekonomian, serta badan keuangan dunia IMF saat itu memaksa cita-cita besar tersebut pupus. PT. DI merumahkan para karyawan secara besar-besaran.

Krisis berlanjut hingga gelombang demonstrasi besar-besaran membuat Presiden Suharto mundur. Lalu Pak Habibie yang menjadi wakil presiden dilantik untuk melanjutkan masa jabatan yang tersisa. Beliau memimpin selama satu tahun enam bulan saja. Namun, dalam waktu singkat itu beliau berhasil membawa kondisi negara yang terpuruk menjadi jauh lebih baik. Dari nilai tukar rupiah terhadap dolar di angka Rp. 16.000 menjadi Rp. 6.500

Satu lagi yang ane ingat, adalah kata-kata iptek (ilmu teknologi) harus disertai dengan imtak (iman dan takwa). Kalimat yang selalu didengungkan di televisi maupun di sekolah.

Kini beliau telah pulang ke negeri abadi. Pulang, tapi tak akan pernah hilang dari hati kami, seluruh rakyat Indonesia. Selamat jalan Bapak Habibie.

Malang, 13 September 2019

Penulis: Ina Sendry
Diubah oleh InaSendry 14-09-2019 01:22
DianAhmadKaskus
anasabila
Gresta
Gresta dan 27 lainnya memberi reputasi
28
4.5K
118
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.