Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Masih segar di ingatan kita bagaimana Netmediatama, salah satu stasiun televisi swasta yang punya program - program berkualitas dan idealis harus menyerah dengan keadaan karena ratingnya yang tak kunjung membaik. Akibatnya, pemasukan dari sumber iklan pun ikut seret yang tentunya berdampak pada cashflowperusahaan.

Realistis, itulah kata yang banyak orang sebut untuk menggambarkan situasi terkini terkait apa yang dilakukan NET. Stasiun televisi yang didirikan oleh Wishnutama ini kini berputar haluan, meski tak 180 derajat. Ia mulai mem-bungkus program - program yang tak mampu mengangkat performa rating dan menggantinya dengan program yang dirasa mampu menarik pemirsa. NET yang merupakan kepanjangan dari News and Entertainment ini sekarang sudah mengurangi jam News-nya. Seperti dikutip dari Celebestopnews, pada10 Agustus yang lalu tersiar kabar bahwa NET akan mengurangi jumlah karyawan di divisi News dari yang sebelumnya berjumlah 180 orang hingga tersisa menjadi 30 orang saja. Durasi tayang program berita pun juga akan dipangkas menjadi 1 jam saja.


Begitu juga dengan program - program lain yang dianggap tak bisa mengangkat performa, langsung di cut dan diganti dengan program yang berpotensi mengangkat rating. Atau meski tak mengangkat rating, setidaknya tak membutuhkan budget yang tinggi untuk biaya produksi. Salah satu contoh program tersebut yakni penempatan slot kartun dipagi hari untuk menggantikan program berita. Meski ratingnya tak tinggi, program kartun tak membutuhkan biaya produksi yang tinggi ketimbang program berita.


Sementara di sisi lain NET sedang berjuang menghadapi krisis akibat kalah saing, TVRI yang merupakan televisi milik negara yang sudah meredup sejak kehadiran televisi swasta, kini justru menunjukkan geliatnya. Sebagai salah satu stasiun televisi yang menyiarkan pertandingan sepak bola, baik Liga Inggris maupun pertandingan resmi timnas Indonesia, perlahan namun pasti performa rating dan share TVRI pun terus merangkak naik. Bahkan pada saat penayangan pertandingan timnas Indonesia melawan Malaysia beberapa saat yang lalu, 2 program TVRI langsung melejit ke posisi puncak klasemen rating harian mengalahkan program sinetron reguler televisi swasta yang biasanya menjadi langganan pemuncak klasemen.

Ini memang tak lepas dari campur tangan Helmy Yahya, sang Direktur Utama yang ingin mengembalikan kejayaan TVRI sebagaimana layaknya dulu. Salah satu caranya yaitu dengan menyiarkan program olahraga terutama sepak bola yang jelas memiliki jumlah penggemar yang besar di negeri ini. Banyak pemirsa yang baru kembali mencari channel TVRI karena ingin menyaksikan timnas berlaga, menjadi bukti bahwa sepakbola bisa menjadi salah satu senjata instan televisi jika ingin mendapat rating tinggi.


Lalu kenapa NET tak lakukan itu? Bukankah jika NET menyiarkan sepakbola ratingnya akan auto tinggi? Kontrak hak siar yang tinggi mungkin jadi salah satu pertimbangan kenapa NET tak pernah mengikuti bidding hak siar sepak bola. Sebenarnya NET bukan benar - benar tak pernah ikut perebutan hak siar sepak bola. Pada 2017, NET pernah ikut bidding hak siar Liga 1 Indonesia bersama EMTEK Group dan MNC Group, meski akhirnya EMTEK Group-lah yang keluar sebagai pemenangnya. NET juga sudah pernah berpengalaman menyiarkan pertandingan sepak bola, Piala Jenderal Sudirman yang berlangsung pada tahun 2016 yang lalu. Pada saat pembukaan kejuaraan tersebut saja, rating NET langsung melejit ke posisi 14 besar perolehan rating harian, mengalahkan sinetron - sinetron unggulan dari stasiun televisi lain. Bahkan berkat kesuksesan menyiarkan Piala Jenderal Sudirman, ada petisi online yang meminta agar NET juga menyiarkan Serie A Italia.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur Gambar : Dok. Pribadi
Referensi : Ini, Ini, Ini, dan Ini