Duka telah menghujani Indonesia sejak kemarin malam (11/09/2019)
Tak kunjung reda, malah semakin menjadi
Banyak orang tak percaya diri, akankah ada sosok pengganti
Matahari yang kini terbenam
Tinggallah kenangan
Tak ada lagi kata-kata baru darinya
Yang ada tinggal ceritanya
Cerita yang nyaris sempurna
Bagaimana seorang laki-laki seharusnya mengejar mimpi
Bagaimana seorang laki-laki seharusnya mencintai

Menulis ini, hatiku bergetar
Aku, kamu dan Indonesia
Kita semua kehilangan
Kehilangan yang mungkin tak tergantikan

Selamat jalan, Pak
Kami bangga, dan takkan melupa.

Prof. Dr. Ing. H Bacharuddin Jusuf Habibie, atau lebih dikenal dengan BJ Habibie. Salah satu putera terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Lahir pada tanggal 25 Juni 1936, dan meninggal 11 September 2019. 83 tahun, beliau menorehkan banyak kisah sepanjang hayatnya. Kisah yang begitu menginspirasi semua kalangan, tua dan muda. Tak heran jika perjalanan hidup beliau dijadikan film, Habibie & Ainun, Rudy Habibie, bahkan satu lagi yang sebentar lagi tayang Habibie & Ainun 3.

Pemuda Mana yang Tak Punya Mimpi?

Memiliki sebuah mimpi adalah hak semua orang, mengutarakannya butuh keberanian, dan mewujudkannya butuh tekad dan perjuangan. Sebelum Bpk BJ Habibie dikenal sebagai Mr. krack, beliau adalah pemuda biasa, seorang mahasiswa S1 Universitas Indonesia Bandung (Sekarang menjadi ITB) yang punya mimpi ingin melanjutkan studi di luar negeri. Meskipun sempat putus asa, akhirnya beliau bisa berkuliah di luar negeri, tepatnya di kampus Rheinisch-Westflische Technische Hochschule Aachen, Jerman, tanpa beasiswa dari negara maupun swasta.

Laki-laki yang berhasil mengurangi beban material pembuatan pesawat karena teori krack Propagation ini, membuktikan bahwa mimpi setinggi apapun bisa diraih, asal dengan perjuangan yang gigih. Dalam perjalanan hidupnya, beliau berhasil membantu 'proses kelahiran' N-250 Gatotkaca, pesawat pertama Indonesia yang melakukan penerbangan pada 10 Agustus 1995.

Menjadi menteri, apalagi presiden tak pernah menjadi cita-citanya. Itu adalah bonus yang diberikan lingkungan kepada sosoknya yang cerdas, berjasa, dan memikirkan kepentingan rakyat. Belakangan juga kita ketahui, beliau sempat merekomendasikan sekitar 40 insinyur Indonesia untuk bekerja di MBB (Messerschmidt Boelkow Blohm).

Memiliki IQ 200, Mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cumlaude, dan memiliki banyak paten di bidang aeronautika. Tidak merubah karakter asli beliau. Terbukti dari kisah cinta beliau dengan Ibu Ainun. Si Gula Jawa yang menjelma menjadi Gula Pasir, perempuan yang membuat eyang jatuh cinta sejak hari itu, hingga akhir hayatnya.



Kudengar dari teman kantor yang nge-fans berat ama eyang, setiap hari beliau akan ke makam Bu Ainun, memberikan bunga segar. Jujur, tanpa melakukan riset pada kasus ini aku percaya begitu saja. (Jangan sungkan komentar jika ada kekeliruan).

Melihat kisah cinta beliau, bagaimana laki-laki bisa tak malu ketika mempermainkan hati perempuan atau mencoba untuk menduakan (atau lebih). Dibanding Prof. Dr. Ing. H Bacharuddin Jusuf Habibie, kamu punya apa bisa setidak tahu malu itu? 

Belum lagi orang-orang yang menyalahkan faktor lain ketika mimpinya tidak tergapai. Atau lebih parah dari itu, berusaha membunuh mimpi-mimpi orang lain dengan masukan-masukan pedas "menakut-nakuti". Sungguh belakangan, kita ini kebanyakan lupa dan kekurangan malu.

referensi : disini, disini
sumber foto : Google