Android tanpa Google, ibarat sayuran tanpa garam. Meski tanpa adanya layanan Google di dalamnya, semisal Gmail, Google Play atau Youtube. Mereka tetap laris manis, siapa sajakah mereka yang termasuk di dalamnya. Dan apa alasannya?
Sejak pertama kali diluncurkan , hingga saat ini Android memiliki basis pengguna (geek) yang doyan oprek ponsel mereka. Awalnya dimulai dari Cyanogen pada 2009, dikelola oleh JesseFreke & memutuskan berhenti, yang kemudian diteruskan Steven Kondik,hingga berubah menjadi CyanogenMod(CM) meski harus mengganti nama menjadi LineAgeOS pada tahun 2016.
Nyatanya ROM seperti ini banyak disukai para pengguna yang masih menggunakan ponsel android lama mereka, terlebih harga ponsel sekarang yang cenderung tidak masuk akal.
Bahkan alasan update yang tidak kunjung diberikan pabrikan menjadi pilihan teratas bagi pengoprek, selain performa & keinginan optimasi perangkat itu sendiri.
Menurut wikipedia, ada 15 ROM yang beredar saat ini dan cukup populer bagi pengguna. MIUI salah satunya, meski ada beberapa yang harus dihentikan pengembangannya , LewaOS, CM.
Meski banyak keuntungannya, resiko brick(tidak dapat beroperasi),bootloop, garansi yang hangus karena root terus menghantui hingga saat ini.
KindleFire sendiri, adalah tablet yang dibuat Amazon untuk memasarkan ebook miliknya. Tidak hanya Kindle, Fire Phone juga salah satu Android yang dikemas ala Amazon.
Tanpa layanan Google, nyatanya KindleFire laris manis saat peluncurannya. Terjual 4,9 juta perangkat seperti diberitakan Cnet tahun 2012. Bahkan jika pengguna ingin menginstal layanan Google harus merogoh kocek , sebesar 50 dollar. Sebagai kompensasi dari penghapusan layanan Google, Amazon memberikan Alexa pengganti Google Assistant, Twitch pengganti Youtube, Amazon store sebagai solusi toko aplikasi miliknya.
Nokia X ,menjadi salah satu Android tanpa Google. Menggunakan Android Jelly bean, dengan spesifikasi mirip Lumia 520 membuatnya terlihat tampil seadanya. Nokia X, menjadi ponsel terburuk dari Nokia, dilahirkan saat Nokia sendiri diakuisisi Microsoft pada tahun 2014 sebesar 7,4 Miliar dollar membuatnya setengah hati untuk mengembangkan Android. Tidak adanya Google Play, Gmail atau pun layanan Google membuatnya dicerca para fans Android, meski di dalamnya terdapat Bing atau Outlook sebagai bawaan. Karena serba tanggung itu lah, Nokia X tidak layak digunakan bagi siapapun termasuk penggila Android atau Nokia itu sendiri.
Tepat 1 September 2019 lalu, pembatasan produk AS resmi diberlakukan pada Huawei. Hal ini berdampak pada Mate 30, smartphone terbaru Huawei yang akan diluncurkan 19 September nanti. Meski diperbolehkan menggunakan Android ,nyatanya tidak memperoleh lisensi penuh Google dikutip dari 9to5google.
Meski ini bukan pertama kalinya bagi Huawei, karena semua ponsel Tiongkok yang hanya beredar di sana tidak memiliki layanan Google sama sekali.
MIUI contohnya, ROM yang dibuat oleh Xiaomi ketika dijual di Indonesia dengan status belum memiliki pabrik di sini atau belum adanya TKDN, Xiaomi menggunakan ROM asli negaranya tanpa Google Play di dalamnya. Jadi hal yang wajar, jika Android di Tiongkok sama sekali tidak menggunakan layanan Google . Toh di sana sudah memiliki Baidu sebagai mesin pencarian mereka.
Android tanpa Google, bagi sebagian pengguna adalah hal yang biasa. Custom ROM adalah solusi bagi mereka yang ingin hidup dengan kesederhanaan, atau menjadi korban kebijakan pemerintah yang akhirnya membuat Android tampil berbeda.